nusabali

Kios Pasar Banyuasri Malah Banyak Kosong

Pasca Revitalisasi Menjadi Pasar Termegah di Buleleng

  • www.nusabali.com-kios-pasar-banyuasri-malah-banyak-kosong

SINGARAJA, NusaBali - Kios yang berjejer di lantai II Pasar Banyuasri hingga kini masih banyak yang kosong. Padahal pasar termegah di Buleleng ini sudah beroperasi sejak dua tahun silam.

Tidak hanya kondisi pedagang yang sepi, pengunjung yang datang ke Pasar Banyuasri juga tidak seramai seperti sebelum direvitalisasi. Kondisi ini pun sering menjadi keluhan pedagang pasar yang diresmikan pada 30 Maret 2021 tersebut.

Fraksi Hanura DPRD Buleleng melalui juru bicaranya Gede Arta Wijaya dalam rapat paripurna lalu mengatakan kelesuan perputaran ekonomi di Pasar Banyuasri sangat terasa. Pemerintah pun diminta untuk memaksimalkan pengelolaan dan mencarikan jalan keluar atas persoalan tersebut. Sehingga bangunan yang menelan anggaran ratusan miliar ini tidak mubazir.

“Untuk kesekian kali ini, Fraksi Hanura ingin mengingatkan kembali kepada kita semua terkait belum tercapainya sasaran atau tujuan pembangunan Pasar Banyuasri,” ungkap dia.

Sementara itu Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng Made Agus Yudi Arsana dikonfirmasi terpisah Senin (7/8) mengakui keterisian Pasar Banyuasri memang belum maksimal. Saat ini baru 54 persen saja yang terisi. Sebagian besar pemilik hak sewa kios di lantai II masih berdalih tidak dapat meneruskan usaha mereka karena kehabisan modal pasca diterpa pandemi Covid-19.

“SOP sudah kami jalankan memberikan Surat Peringatan (SP1 dan SP2). Segala upaya juga sudah kami lakukan seperti memberi kesempatan mencicil kalau ada yang ingin registrasi baru, tetapi sampai saat ini juga belum ada yang mengambil kesempatan itu,” jelas Agus Yudi.

Dia pun menyebut sebagian pedagang yang memiliki hak sewa ada yang mengembalikan kepemilikan kios mereka ke Perumda Pasar, lantaran sudah tidak lagi berjualan. “Ada juga yang masih bertahan, mereka tetap membayar sewa tetapi tidak berjualan karena belum ada modal. Kami juga tidak bisa terlalu menekan masyarakat,” imbuh dia.

Namun dari situasi yang terjadi saat ini, pengelolaan Pasar Banyuasri masih terbantu dengan ditutupi oleh pemasukan dari ‘Pasar Tumpah’ yang buka pada sore hingga malam hari dan pendapatan parkir kendaraan di pasar, sehingga Perumda Pasar tetap dapat menyetorkan target pendapatan kepada pemerintah daerah.

“Kami sudah dua kali menyetorkan PAD, Maret kemarin total Rp 1,08 miliar sesuai kesepakatan Rp 250 juta awal sebagai kontribusi tetap pembangunan Pasar Banyuasri dan Rp 800 juta sharing profit dari pengelolaan 14 pasar di Buleleng,” terang Agus Yudi. 7k23

Komentar