nusabali

STAHN Mpu Kuturan Sajikan Ladrak di PKB XLV

Sukses Padukan Wayang Kulit, Bondres, dan Drama Tari

  • www.nusabali.com-stahn-mpu-kuturan-sajikan-ladrak-di-pkb-xlv
  • www.nusabali.com-stahn-mpu-kuturan-sajikan-ladrak-di-pkb-xlv

SINGARAJA, NusaBali - Tim Kesenian Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja sukses mempersembahkan kesenian Lawak Drama Kreatif (Ladrak) dalam Pesta kesenian Bali (PKB) XLV di Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center Denpasar), Senin (10/7) siang.

Garapan apik yang sekaligus penampilan pertama STAHN Mpu Kuturan di PKB, merupakan paduan antara seni wayang kulit, bondres, drama tari yang berjudul Kapu-Kapu.

Pergelaran di Kalangan Angsoka ini mengangkat kisah perjalanan Mpu Kuturan saat menyebrang dari Jawa ke Bali. Perjalanan melalui lautan menggunakan daun kapu-kapu berlayar daun teep.

Perjalanannya menuju Bali untuk mendirikan pasraman Hindu sempat ditolak oleh masyarakat Desa Padang (Padangbai) Karangasem. Namun setelah melihat niat tulusnya, masyarakat menyambut baik dan mulai menerima ajaran-ajaran usada, asta kosala, subak, wariga dan upakara.

"Kalau di Jawa ada kesenian Ludruk, maka di Buleleng ada kesenian Ladrak. Ini sifatnya kolaboratif. Dan sesuai dengan tema PKB tahun 2023 yakni Segara Kerti," kata Nyoman Suardika SAg MFilH selaku koordinator garapan.


Ia menyebut, yang membedakan garapan Ladrak ini adalah kolaborasi antara wayang, seni tari dan dramanya. "Wayang langsung ada dalangnya, ada seni tarinya. Sekarang pemainnya langsung bisa berdialog dan berkolaborasi," ungkapnya

Sementara itu Penata Tabuh Prof Dr Putu Gede Parmajaya MPd bersama Kadek Anggara Rismandika menjelaskan, pementasan Ladrak ini menjadi tantangan tersendiri. Sebab harus mengharmonisasi tiga pakem seni sekaligus.

Tari yang dipentaskan juga sebagai ikon STAHN Mpu Kuturan, yakni, Tarian Pendet Pemendak, Rejang Saluang dan Baris Tri Murti. Potensi ini digembleng melalui Unik Kegiatan Mahasiswa (UKM), baik tari, tabuh, teater yang dijadikan satu paket pementasan.

"Persiapan memang cukup singkat, kami sebagai penggarap mendapatkan waktu sekitar tiga minggu. Penabuh yang dilibatkan juga tidak selengkap seperti pementasan biasa. Hanya 25 orang penabuh saja yang dilibatkan," terang Parmajaya.@k23

Komentar