nusabali

Akses Pintu Masuk Pantai Kuta Dikurangi, Pedagang Protes

  • www.nusabali.com-akses-pintu-masuk-pantai-kuta-dikurangi-pedagang-protes

MANGUPURA, NusaBali.com – Pantai Kuta yang kini masih dalam proses perbaikan ternyata menimbulkan polemik baru. Setelah tembok panyengker sepanjang Pantai Kuta dibongkar dan diganti yang baru, kini akses pintu-pintu masuk di sepanjang Pantai Kuta juga akan ditutup.

Terpasang spanduk bertuliskan permintaan para pedagang Pantai Kuta kepada Bupati Badung dan Anggota Dewan untuk tidak menutup pintu-pintu masuk Pantai Kuta yang sudah ada.

Spanduk berlatar warna kuning dan bertuliskan merah itu terpampang nyata tepat di depan pintu masuk Beachwalk Shopping Center Kuta. Tak hanya berisikan kalimat harapan, spanduk itu juga berisikan tanda tangan dari para pedagang yang tak setuju jika akses pintu masuk Pantai Kuta ditutup.

“Spanduk itu baru kami pasang tadi pagi, kenapa baru dipasang karena baru jadi hari ini,” tutur Ucok salah satu pedagang minuman di Pantai Kuta, Sabtu (8/7/2023) sore.

Lebih lanjut ia jelaskan, pemasangan spanduk itu dilakukan atas dasar keinginan dan persetujuan para pedagang. Pasalnya, akses pintu yang ditutup merupakan salah satu pintu masuk yang tepat berada di depan pintu masuk Beachwalk Shopping Center Kuta.

“Kami tidak mengerti keuntungannya kenapa ditutup, mereka hanya bilang ditutup karena mau mempersedikit pintu masuk,” terangnya.

Akibat penutupan pintu masuk itu, Ucok dan rekan-rekan sesama pedagang harus ikut andil untuk membuat tangga darurat. Terlihat tangga dadurat yang kini digunakan memanfaatkan karung yang berisikan pasir pantai. Karung berikan pasir pantai itu diletakkan tepat di tangga pintu masuk yang kini sudah dibongkar.

“Sampai kami buatkan tangga darurat untuk mempermudah wisatawan masuk ke pantai Kuta. Kalau ditutup kunjungannya semakin sedikit, karena akses yang mau ditutup ini tepat di depan mal,” ungkapnya.

Foto: Potret tangga darurat yang dibuat oleh para pedagang. -RIKHA SETYA

Senada dengan hal tersebut, salah satu pedagang acung, Kadek Arsani juga menyangkan hal tersebut. Ia menilai, dengan ditutupnya akses pintu masuk itu akan mempersulit para pedagang acung yang akan menjajakan dagangannya.

“Kami juga dari pedagang nanti jauh jalannya, selain itu kami bawa dagangan yang banyak dan berat. Kalau saya mungkin masih tidak kenapa, tetapi kasihan kalau pedagang acung yang sudah tua,” ujarnya.

Kadek Arsini pun berharap, dengan adanya spanduk yang telah terpasang dapat mengetuk hati Bupati Badung dan Anggota Dewan untuk membantu agar akses pintu masuk Pantai Kuta tidak jadi ditutup.

“Jadi sebelum ditutup permanen, kami harus bertindak. Kalau sudah ditutup, lebih susah lagi. Itu pun kalau diterima ya kami berterima kasih, kalau tidak ya mau gimana lagi. Tetapi kami berharap kalau bisa jangan ditutup,” harapnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung, Ida Bagus Surya Suamba mengungkapkan penutupan akses pintu-pintu masuk Pantai Kuta itu merupakan usulan dari Desa Adat dan tokoh masyarakat Kuta. Ia mengaku, dari 26 akses pintu masuk Pantai Kuta yang ada, nantinya akan berubah menjadi 19 pintu saja.

“Ditutup karena atas permintaan dari Desa Adat dan tokoh masyarakat Kuta dengan alasan keamanan. Awalnya ada 26 akses, sekarang menjadi 19 pintu,” ungkapnya.

Ditanya soal tanggapan spanduk bertuliskan permintaan para pedagang Pantai Kuta, Surya Suamba tak ingin berkomentar.

“Kami minta penjelasan dulu dari Bandesa Adat dan tokoh masyarakat Kuta nggih,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Satgas Pantai Kuta, Wayan Sirna tidak menampik hal itu. Saat dikonfirmasi, dirinya menerangkan sudah mengarahkan anggotanya untuk melakukan pelepasan spanduk pada siang hari. Namun, hingga sore, spanduk itu pun masih terpasang rapi.

“Tadi sudah dicabut, setelah itu ada yang pasang lagi. Tetapi sekarang sudah saya minta cabut lagi dari regu yang bertugas di sore hari. Spanduk itu dicabut karena tidak ada pihak yang konfirmasi ke kantor Satgas Kuta,” pungkasnya. *ris

Komentar