nusabali

Bupati Mahayastra Terjebak Macet 6 Jam

Saat Menuju Ketapang, ASDP Kerahkan Kapal

  • www.nusabali.com-bupati-mahayastra-terjebak-macet-6-jam

Cuaca buruk juga berdampak di perairan Selat Lombok, aktivitas pelayaran Lembar, Lombok - Padangbai, Karangasem dan sebaliknya terpaksa dihentikan.

NEGARA, NusaBali
Antrean kendaraan menuju Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk masih terus berlanjut, Jumat (7/7). Dalam upaya mengurai antrean kendaraan tersebut, pihak PT ASDP Indonesia Ferry akhirnya mendatangkan bantuan kapal sapu jagat di Selat Bali, yakni KMP Jatra II.

Antrean yang mengular baik di Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk dan sebaliknya disebabkan oleh kepadatan saat liburan panjang, cuaca buruk hingga dampak renovasi Dermaga Ponton di Pelabuhan Gilimanuk. Bahkan Bupati Gianyar Made 'Agus' Mahayastra menjadi salah satu orang yang terjebak dalam kemacetan di Banyuwangi, Jawa Timur saat dalam perjalanan darat menuju Pelabuhan Ketapang dan nyeberang ke Gilimanuk.

Informasi yang dihimpun, Bupati Mahayastra bersama Sekda Gianyar Dewa Gede Alit Mudiarta, dan jajaran Kepala OPD terjebak macet dalam perjalanan darat menuju Pelabuhan Ketapang. Kemacetan dialami selama 6 jam. Nyaris saja, rombongan Mahayastra ketinggalan kapal. Untuk mengejar kapal yang sudah membunyikan peluit berkali-kali, rombongan Bupati harus berlarian.

"Macet 6 jam di Ketapang hampir ketinggalan kapal," ujarnya dalam postingan di media sosial. Seperti diketahui, menjelang akhir masa jabatannya Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra memboyong seluruh OPD di lingkungan Pemkab Gianyar outbond dan Bimtek ke Bromo, Jawa Timur. Bimtek bertema "Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik" ini berlangsung selama empat hari, dari tanggal 4 hingga 7 Juli 2023 di Bromo, Jawa Timur.

Sementara kapal berukuran jumbo milik ASDP yang dikerahkan untuk mengurai kemacetan di jalur Selat Bali ini mulai operasi, Jumat pagi per pukul 08.00 Wita. Kapal yang secara reguler melayani pelayaran lintas Pelabuhan Ketapang-Lembar, Lombok, NTB itu memiliki kapasitas muat sekitar 130 unit kendaraan atau hingga 3-4 kali lipat dari KMP yang reguler beroperasi di Selat Bali. Sebelumnya KMP Jatra II juga sempat diperbantukan di Selat Bali saat masa angkutan Hari Raya Idul Fitri tahun 2023 beberapa waktu lalu.

Foto: Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra dan rombongan OPD berlarian mengejar kapal di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jumat (7/7). -IST

Kepala Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk, I Nyoman Agus Sugiarta mengatakan KMP Jatra II itu mulai dioperasikan setelah sempat dilakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait di Kantor ASDP Pelabuhan Ketapang, Kamis (6/7) malam. Perbantuan KMP Jatra II ke lintas Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk diputuskan menjadi solusi terbaik untuk mengurai kepadatan penumpang dalam masa libur panjang sekolah ini. "Tadi sudah mulai dioperasikan," ujarnya.

Menurut Agus, perbantuan KMP Jatra II itu diperlukan karena di tengah kepadatan penumpang saat ini, juga masih berlangsung renovasi Dermaga Ponton di Pelabuhan Gilimanuk. Terlebih belakang ini, kerap terjadi air surut yang juga kerap mengganggu proses sandar kapal di Dermaga LCM Gilimanuk. "Kemarin (Kamis) juga sempat surut. Air surut dari sekitar pukul 18.20 Wita sampai pukul 20.00 Wita," ucap Agus.

Sejak dikerahkan per Jumat pagi kemarin, perbantuan KMP Jatra itu pun sudah mulai menunjukkan hasil. Agus mengaku, ekor antrean truk yang sempat menembus sepanjang 1 kilometer di Gilimanuk pada pagi kemarin, sudah mulai terurai. "Dari laporan tadi sore, ekor antrean truk sudah berkurang sampai di parkir manuver (sekitar 100 meter dari pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk). Mudah-mudahan bisa tetap lancar dan cuaca tetap mendukung," ucap Agus.

Di tengah lonjakan penumpang ini, General Manager ASDP Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, Syamsudin dalam keterangan persnya, meminta agar kepada seluruh pengguna jasa dapat tertib mempersiapkan perjalanan lebih awal dengan melakukan pemesanan tiket secara online melalui Ferizy. Menurutnya, kepatuhan pengguna jasa dengan melakukan reservasi tiket itu akan sangat membantu kelancaran penyeberangan.

"Kami ingatkan kembali bahwa pembelian tiket melalui aplikasi resmi Ferizy selambat-lambatnya H-1 sebelum tanggal keberangkatan. Karena sudah tidak ada lagi penjualan tiket di area pelabuhan. Pengguna jasa mohon agar mengisi data dengan lengkap, dan tidak membeli tiket melalui calo. Hal ini penting untuk memastikan ketersediaan tiket dan memperlancar pelayanan di pelabuhan," ujar Syamsudin.

Foto: Di Pelabuhan Padangbai kapal ferry sementara dihentikan beroperasi. -NANTRA

Terpisah Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai terpaksa menghentikan aktivitas pelayaran di Selat Lombok, baik untuk kapal cepat maupun kapal ferry, Jumat kemarin. Kondisi ini akibat cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang sehingga sangat membahayakan untuk berlayar.

Kepala Seksi KBPP (Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli) KSOP Padangbai, I Made Budha, Jumat kemarin mengatakan penghentian aktivitas pelayaran dilakukan, Jumat mulaipukul 09.00 Wita sesuai surat pemberitahuan dari Ditjen Perhubungan Darat Balai Transportasi Darat Kelas II NTB Kementerian Perhubungan melalui Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II NTB Koordinator Satuan Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Lembar, Koda Pahlianus Nelson.

Sesuai ramalan cuaca Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Provinsi Bali kecepatan angin 2-25 knot, tinggi gelombang 2,0 meter-4,00 meter, dan langit berawan cukup tebal berpotensi turun hujan lebat. "Cuaca di Selat Lombok, sangat buruk tidak memungkinkan kapal berlayar, baik kapal cepat maupun kapal ferry. Sehingga pelayanan untuk wisatawan dan penumpang reguler sementara tutup," jelas Made Budha.

Penutupan pelayanan untuk penumpang yang berlayar dari Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar, sampai batas waktu tidak ditentukan, sampai menunggu cuaca normal kembali.

Sebab, jika nakhoda memaksakan berlayar sangat berisiko tinggi, karena tingginya gelombang, dan kencangnya tiupan angin di tengah laut.

Apalagi katanya, setiba kapal di dermaga, sulit melakukan bongkar muat, karena terjadi ombak pantai. Sebanyak 18 kapal cepat dan 25 kapal ferry berhenti beroperasi. Biasanya kapal ferry beroperasi selama 24 jam, sebanyak 13 kapal, masing-masing shift I pukul 08.00 Wita-20.00 Wita mengoperasikan 7 kapal dan shift II pukul 20.00 Wita-08.00 Wita mengoperasikan 6 kapal. 7 ode, nvi, k16

Komentar