nusabali

Sempat Ditiadakan, Kecak Dance Pantai Melasti Kembali Hibur Wisatawan

  • www.nusabali.com-sempat-ditiadakan-kecak-dance-pantai-melasti-kembali-hibur-wisatawan

MANGUPURA, NusaBali.com – Sempat ditiadakan selama bulan Ramadan sejak Jumat (31/3/2023) silam, kini atraksi wisata Kecak Dance Pantai Melasti kembali dibuka untuk umum per hari Kamis (20/4/2023).

Berbeda dari sebelumnya, pementasan Kecak Dance Pantai Melasti yang dibuka setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, kini wisatawan dapat melihat atraksi Kecak Dance Pantai Melasti setiap hari.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pengelola atau Manajer Pantai Melasti, Wayan Karnawa yang menyatakan Kecak Dance Pantai Melasti resmi dibuka setiap hari per hari Kamis (20/4/2023).

Ia menerangkan tujuan dari di bukanya Kecak Dance Pantai Melasti untuk menyambut wisatawan asing yang mulai berdatangan ke Bali. Sehingga ia ingin para wisatawan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan ketika berkunjung ke Pantai Melasti.

“Kecak Dance Pantai Melasti sudah buka setiap hari dengan satu kali sesi,” terangnya saat dikonfirmasi pada Selasa (25/4/2023) sore.

Selama libur lebaran tahun 2023, ia menerangkan kunjungan wisatawan untuk melihat atraksi Kecak Dance Pantai Melasti mencapai 300 pax. Walaupun belum berada di angka ribuan, ia menerangkan tingkat kunjungan akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Karnawa turut menerangkan harga tiket masuk untuk menonton Kecak Dance yakni sebesar Rp 150.000 berlaku untuk wisatawan asing dan domestik serta berlaku untuk anak-anak hingga dewasa.

Adapun pementasan kecak akan dimulai pada pukul 18.00 Wita hingga 18.45 Wita di Panggung Budaya Praharsacitta, Pantai Melasti, Ungasan, Badung, Bali.



Dikonfirmasi secara terpisah, Pangliman Desa Adat Ungasan, I Made Suada menerangkan konsep cerita dalam penampilan Kecak Dance Pantai Melasti tersebut mengambil kisah Ramayana.

“Namun kami juga kolaborasikan dengan lighting yang menakjubkan. Karena kami ingin menciptakan suasana dari pementasan kecak yang berbeda dari pementasan kecak lainnya,” terangnya.

Selain itu, terang Suada pihaknya juga memfokuskan diri bahwa pementasan tari kecak yang berada Kawasan Pantai Melasti turut mengambil cerita dari Titi Situ Banda. Sehingga, penampilan Kecak Dance Pantai Melasti bertajuk ‘Kecak Titi Situ Banda’.

“Kenapa kami mangambil cerita ini karena kami terinspirasi dari alam yang kami kembangkan sebagai objek pariwisata yang ada di Pantai Melasti. Tentunya kami juga menerangkan kepada wisatawan soal cerita ini,” tutur pria yang juga sebagai Pelatih dan dalang dari Kecak Dance Pantai Melasti.

Sebelum pementasan tari kecak dimulai, pembawa acara atau MC membacakan jalan cerita penampilan Tari Kecak dengan menggunakan dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan juga Bahasa Inggris.

Saat atraksi kecak sudah dimulai, para penari kecak terlihat tak hanya dari kalangan anak muda, namun juga dipenuhi oleh kalangan orang tua. Hal ini pun membuat beberapa pasang mata tertegun melihatnya.

Merespons hal ini, Made Suada membeberkan pihak pengelola Pantai Melasti dalam hal pementasan tari kecak merangkul semua potesi seniman yang ada di Desa Adat Ungasan, Badung.

Sebanyak 15 banjar yang ada di Desa Adat Ungasan, warga akan dibagi menjadi 3 grup yang terdiri dari masing-masing 5 banjar dan diisi oleh satu sanggar motivator yakni dari Sanggar Eka Bakti Budaya.

“Semua kami kumpulkan dan kami ajak bersama-sama untuk mengembangkan seni. Kami ingin kearifan lokal Bali bisa terjaga dan terangkat di desa Adat Ungasan. Ini menjadi tonggak kami sebagai langkah strategis mengisi event yang ada di panggung ini guna bersama-sama meningkatkan potensi anak muda maupun tua,” bebernya.


Senada dengan hal tersebut, penari Anoman, I Wayan Karyana Adi Putra menerangkan hal serupa. Dirinya sudah menjadi seorang ‘Anoman’ di Kecak Dance Pantai Melasti sejak pementasan pertama di tahun 2021. Sebelumnya, ia telah melanglang buana menjadi penari dari satu panggung ke panggung lain.

“Saya sudah melakoni sebagai tokoh ‘Anoma’ sejak dulu, saya lupa tahunnya dan sempat melanglang buana di daerah Jimbaran dan Uluwatu,” bebernya.

Salah satu aksi yang paling ditunggu-tunggu oleh para penonton pun dikatakannya saat atraksi Sang Anoman menginjakkan kaki ke api. Karyana pun dengan tegas aksi tersebut tidak dibuat-buat alias real (nyata, Red).

“Aksi api itu kami dibuat-buat, nyata tidak ada unsur direkayasa. Kalau terbakar ya terbakar, kami hanya meminta perindungan dari yang di Atas,” tuturnya sumringah.

Tak hanya itu, di sela-sela pementasan pun, dirinya yang melakoni sebagai tokoh ‘Anoman’ sesekali menghampiri penonton. Aksi ini pun turut mencuri perhatian para penonton terutama anak kecil. Beberapa dari mereka terlihat nampak ketakuan, namun tak sedikit dari mereka mengajak sang ‘Anoman’ untuk berfoto bersama.

“Interaksi menghampiri penonton itu harus dan selalu saya lakukan. Kami selalu all out (habis-habisan, Red) tiap kali tampil. Karena kami dari seniman lokal ingin menunjukkan bahwa di sini ada penari yang berbakat dan saya berharap. Kecak Dance Melasti bisa terkenal hingga kancah internasional,” harapnya. *ris



 




Komentar