nusabali

Inilah Jam Terjadinya Gerhana Matahari Hibrida di Bali pada 20 April 2023

  • www.nusabali.com-inilah-jam-terjadinya-gerhana-matahari-hibrida-di-bali-pada-20-april-2023

MANGUPURA, NusaBali.com – Gerhana Matahari Hibrida diprediksi akan terjadi pada Kamis, (20/4/2023).

Staf Pusat Gempa Regional III Bali, Wahyu Pratiwi menjelaskan proses terjadinya Gerhana Matahari Hibrida ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris. Sehingga kata dia, di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.

“Sehingga Gerhana Matahari Hibrid terdiri dari dua tipe gerhana, Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total,” jelas Wahyu Pratiwi saat dikonfirmasi pada Rabu (19/4/2023) sore.

Lebih lanjut ia menjelaskan untuk wilayah Bali, fenomena langka Matahari Hibrida terjadi hanya akan terlihat Sebagian dengan waktu pada pukul 10.28 Wita merupakan waktu kontak awal gerhana, lalu pada pukul 11.56 Wita merupakan puncak gerhana, dan pukul 13.28 merupakan waktu kontak akhir gerhana.

Wahyu Pratiwi juga menerangkan, bahwa gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut siklus Saros tertentu.  Gerhana-gerhana  pada siklus  Saros  tertentu  akan  berulang  hampir  setiap 18 tahun 11 hari 8 jam.

Dua gerhana berdekatan dalam satu siklus Saros yang sama, konfigurasi posisi Matahari, Bulan, dan Buminya akan hampir sama. Karena itu, ia menyebutkan  pola peta gerhana global kedua gerhana  tersebut  akan  mirip,  meskipun  lokasi  visibilitas  gerhananya  berbeda.

“Sebagai contoh GMH 20 April 2023 ini merupakan anggota ke 52 dari 80 anggota pada siklus Saros 129. Gerhana Matahari  sebelumnya  yang  berasosiasi  dengan  gerhana  ini  adalah GMH8  April  2005.  Adapun gerhana yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMT30 April 2041,” terangnya.

Dampak yang terjadi pada saat fase total di lokasi-lokasi tersebut, kecerlangan langit akan meredup hingga seperti saat fajar atau senja. Puncak keredupannya adalah saat terjadi Puncak Gerhana, yaitu waktu di tengah-tengah fase total.

Ia juga turut mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melihat gerhana matahari secara langsung.

“Untuk menyaksikan gerhana matahari dengan aman, masyarakat harus menggunakan kacamata gerhana atau teleskop yang sudah dilengkapi filter. Dan untuk lebih aman serta dapat mengamati gerhana dengan jelas dapat melalui streaming BMKG pada laman resmi kami,” imbaunya.

Sementara dikonfirmasi secara terpisah, Prakirawan Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, I Gede Bagus Mahendra menuturkan dampak lain yang terjadi ketika muncul gerhana matahari hibrida tersebut.

“Untuk gerhana matahari, tidak berpengaruh terhadap tinggi gelombang. Namun dapat berpengaruh kepada pasang surut air laut,” pungkasnya. *ris






Komentar