nusabali

Tabanan Nihil Kasus Meningitis

Distan Gencar Penyuluhan Kesehatan Hewan

  • www.nusabali.com-tabanan-nihil-kasus-meningitis

TABANAN, NusaBali - Kabupaten Tabanan masih nihil kasus penyakit Meningitis Streptococcus Suis (MSS). Namun untuk mencegah merebaknya kasus tersebut, petugas Dinas Kesehatan Tabanan. sudah melakukan langkah promotif dan preventif ke masyarakat.

Plt Dinas Kesehatan Tabanan Ida Bagus Surya Wira Andi menegaskan, Tabanan nihil kasus MSS. Namun untuk mewaspadai virus ini sudah dilakukan langkah promotif dan preventif. "Langkah promotif dan preventif ini sudah dilakukan penyuluhan oleh petugas di masing-masing desa maupun medsos," ujarnya singkat, Selasa (17/4).

Hal serupa disampaikan Direktur Rumah Sakit Singasana, dr Dody Setiawan. Sampai saat ini belum menerima atau merawat pasien MSS. "Kita tidak ada merawat pasien MSS dan belum pernah. Mudah-mudahan tidak ada," ujarnya.

Agar terhindar dari MSS ini dia mengajak masyarakat untuk menghindari makanan yang tidak dimasak dengan baik. Seperti, daging atau produk hewan yang kurang matang dan mentah. "Penyebab MMS ini yaitu kuman, bisa juga masuk lewat kulit yang sedang luka. Tapi ini kasus yang jarang terjadi namun bisa terjadi kuman masuk lewat luka pada kulit," tegasnya.

Dia menambahkan, pasien terinfeksi MSS, biasanya diawali dengan demam, sakit kepala, muntah dan penurunan kesadaran. "Komplikasinya yang sering setelah sembuh hilangnya pendengaran. Jadi mari lakukan kebersihan secara menyeluruh artinya perilaku hidup bersih yang utama," ajak dr Dody.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tabanan Made Subagia menyebutkan belum menerima peternak di Tabanan melaporkan ternak terutama babi sakit ditengah kembalinya merebaknya MSS di kabupaten lain. "Sampai sekarang belum kita menerima laporan," ujarnya.

Namun dia mengimbau supaya daging ternak yang dikonsumsi aman, tetap langkah wajibnya adalah sanitasi yang rutin dilakukan. Selain itu beo security di lingkungan ternak dijalankan. "Hanya perketat sanitasi dan bio security ini dijalankan dengan baik. Pencegahan adalah hal utama daripada berbuat setelah terserang virus," tegas Subagia.

Tak hanya memperhatikan sanitasi, Subagia juga meminta peternak harus memperhatikan nutrisi ternak yang dipelihara. Misalnya, untuk ternak babi diberikan standar nutrisi sesuai dengan takaran yang diberikan penyuluh peternakan. "Kemudian bila ada babi yang sakit segera diperiksakan dan jangan dijual. Jika memang sakitnya berbahaya harus rela dikubur. Kalau dijual itu berpengaruh pada keamanan pangan," terangnya.

Subagia menyebutkan saat ini Dinas Pertanian Tabanan rutin memberikan penyuluhan masalah kesehatan hewan. Ini seiring dengan banyak desa mulai meminta diberikan penyuluhan karena adanya program pangan desa.

"Jadi dalam penyuluhan ini kita berikan bagaimana menjaga kesehatan hewan dengan baik. Kita terus akan ingatkan para peternak, karena kadang-kadang mereka lengah, ketika sakit baru bertindak. Tak hanya di bidang peternakan, di bidang holti kami juga rutin memberikan penyuluhan," ujar mantan Kadis DLH ini.7des

Komentar