nusabali

SMP Negeri 6 akan Dibangun di Gerokgak

Buleleng Ajukan Hibah Lahan ke Pemprov Bali

  • www.nusabali.com-smp-negeri-6-akan-dibangun-di-gerokgak

SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Buleleng mengajukan permohonan hibah lahan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk dijadikan lokasi pembangunan SMPN 2 Gerogak.

Lahan yang dimohonkan berlokasi di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak Buleleng. Rencananya lahan itu akan dipakai untuk membangun SMPN 6 Gerokgak, untuk menjawab overload siswa di SMPN 2 Gerokgak di setiap tahun ajaran baru.

Sebelumnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng telah melakukan kajian untuk membangun SMP negeri baru di Kecamatan Gerokgak. Hal itu pun merupakan solusi satu-satunya untuk mengatasi penerimaan siswa melebihi kapasitas di SMPN 2 Gerokgak di Desa Sumberkima.  SMP ini biasanya menampung lulusan SD dari empat desa yakni Desa Banyupoh, Pemuteran, Pejarakan dan Sumberkima.

Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana ditemui usai rapat paripurna di DPRD Buleleng, Senin (17/4) mengatakan, lahan yang dimohonkan adalah lahan milik Pemprov yang sebagian sudah dimanfaatkan sebagai SMKN 1 Gerokgak. Total luas lahan tersebut 5,49 hektare. Sedangkan permohonan hibah untuk lahan SMP baru hanya diperlukan 1 hektare saja.

“Kita sangat membutuhkan lahan itu untuk membangun sekolah baru, karena memang kekurangan SMP di Gerokgak. Mudah-mudahan bisa dihibahkan tahun ini. Pak Gubernur saya tahu beliau sangat concern di bidang pendidikan,” ucap Lihadnyana.

Sementara itu Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika dikonfirmasi terpisah menjelaskan pembangunan SMP baru di Gerokgak merupakan solusi satu-satunya untuk mengatasi overload siswa di SMPN 2 Gerokgak. Dia pun meyakini masalah tersebut tidak akan pernah selesai jika tidak segera dibangunkan sekolah bari.

Seperti tahun 2022 lalu, jumlah siswa baru yang mendaftarkan diri sebanyak 444. Jumlah itu jauh melebihi kapasitas dan daya tampung yang hanya 332 orang, yang masing-masing 32 orang di setiap rombongan belajar (rombel). Kondisi overload ini pun akhirnya memaksa sekolah untuk menambah siswa di setiap rombelnya, rata-rata terisi dengan jumlah 35-38 orang.

“Jumlah rombongan belajarnya sudah penuh. Tidak bisa ditambah lagi. Kalau tidak dibangun sekolah baru maka akan tetap sama masalahnya,” ungkap Astika. *k23

Komentar