nusabali

Hujan 4 Jam, Sejumlah Wilayah di Jembrana Banjir

Sayap Jembatan Penyaringan Kembali Putus

  • www.nusabali.com-hujan-4-jam-sejumlah-wilayah-di-jembrana-banjir
  • www.nusabali.com-hujan-4-jam-sejumlah-wilayah-di-jembrana-banjir

NEGARA, NusaBali
Air bah yang menerjang aliran Sungai Biluk Poh yang terjadi pada, Sabtu (11/2) petang menyebabkan sayap Jembatan Penyaringan penghubung Banjar Anyar Kaja dengan Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana kembali putus.

Sayap jembatan berupa jalan darurat yang sempat diurug secara swadaya pascabanjir Oktober 2022 lalu itu, kembali jebol tersapu banjir dan membuat aktivitas warga kembali terganggu. Dari pantauan NusaBali, Minggu (12/2) jalan darurat berupa urugan tanah di sisi ujung barat jembatan itu jebol hampir sepanjang 4 meter. Kendaraan ataupun pejalan kaki tidak bisa lewat. Di sisi barat maupun timur jembatan tampak dipasangi plang kayu untuk mengantisipasi kendaraan lewat ke lokasi.


Perbekel Penyaringan, I Made Dresta mengatakan jalan darurat itu amblas saat terjadi hujan deras dan air mulai membesar di Sungai Biluk Poh pada, Sabtu (11/2) petang pukul 18.00 Wita. Karena terus terkikis banjir, akhirnya jalan darurat itu pun diketahui jebol memasuki, Minggu (12/2) dinihari sekitar pukul 01.00 Wita.

"Untungnya tidak ada korban. Saat jalan sudah mulai tergerus banjir, warga sudah melarang kendaraan lewat," ujar Dresta. Dia mengaku jalan darurat itu sebelumnya dibangun melalui swadaya warga sekitar. Untuk pembuatan jalan darurat itu pun sempat menggunakan ekskavator. Menurut Dresta, sebelumnya hampir setiap hari warga mengurug jalan tersebut dengan harapan bisa bertahan lebih lama. Bahkan jalan darurat itu sebelumnya sudah bisa dilalui kendaran roda empat.

"Tetapi sekarang sudah tidak ada harapan lagi. Untuk mengurug lagi sudah tidak bisa karena pertimbangan kondisi badan sungai yang sudah melebar. Sehingga kalau kembali diurug, pasti akan kembali jebol. Tadi kami juga sudah rapat dengan para tokoh desa, dan hasilnya mereka tidak mampu lagi untuk mengurug secara swadaya," ucap Dresta.

Untuk itu, Perbekel Dresta mengaku hanya bisa menunggu perbaikan dari pemerintah. Meski masih ada jalur alternatif lewat Jembatan Biluk Poh di Jalan Nasional (Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk) pihaknya berharap jalan di Jembatan Penyaringan ini bisa segera diperbaiki. Terlebih jembatan ini merupakan akses yang sangat vital bagi masyarakat Penyaringan.

Di samping jalur anak-anak sekolah, jalan ini pun menjadi salah satu akses penghubung kegiatan sosial adat warga Desa Penyaringan. Di mana di sebelah barat Jembatan Penyaringan ini adalah Pura Kahyangan Tiga (Puseh, Desa dan Dalem) dan terdapat Setra (kuburan).

Sementara hujan deras yang terjadi selama 4 jam pada, Sabtu (11/2) pada pukul 17.00 Wita hingga pukul 21.00 Wita juga menyebabkan 27 rumah warga dan sebuah bengkel motor yang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai sekitar 50 centimeter (cm) di sejumlah wilayah di Kabupaten Jembrana.

Sesuai data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, puluhan rumah warga yang terendam banjir pada Sabtu malam itu tersebar di 3 wilayah. Di antaranya di Banjar Puseh, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, yang merendam 3 rumah warga dan sebuah bengkel motor. Banjir di Banjar Puseh itu terjadi karena luapan air dari saluran drainase.

Kemudian di Lingkungan Pemedilan, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, terjadi banjir yang merendam sebanyak 17 rumah warga di sebuah kawasan perumahan atau BTN. Belasan rumah warga kebanjiran karena luapan air dari Sungai Dangin Tukadaya yang ada di dekat BTN setempat.

Terakhir di Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, juga terjadi banjir yang merendam 7 rumah warga. Banjir di Banjar Anyar Kelod itu pun terjadi karena itensitas hujan yang cukup tinggi dan adanya luapan air dari Sungai Biluk Poh.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Putu Agus Artana, Minggu (12/2) mengatakan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam bencana banjir tersebut. Puluhan rumah warga dan sebuah bengkel motor di 3 wilayah, itu sempat terendam banjir setinggi rata-rata lutut orang dewasa atau setinggi sekitar 50 cm. "Laporan kerugian materi nihil. Kemarin malam setelah hujan reda, air juga sudah surut," ujarnya.

Di samping mengecek banjir di beberapa perumahan warga tersebut, Agus Artana mengaku, juga sempat menerjunkan personel untuk memantau debit air di Sungai Biluk Poh dan Sungai Dangin Tukadaya. Pemantuan debit air yang sempat membesar di kedua sungai, itu pun dilakukan hingga tengah malam. "Debit air di dua sungai itu sudah mulai surut sekitar pukul 21.30 Wita. Tetapi kita juga pantau sampai tengah malam," ucapnya. Sementara pada Minggu pagi kemarin, Agus Artana mengaku juga menerima adanya laporan salah satu rumah warga yang tergenang banjir di wilayah Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara. Untuk menangani banjir itu sempat dilakukan penyedotan air. *ode

Komentar