nusabali

Pertama Kali, RSUP Prof Ngoerah Lakukan Bedah Stroke dengan Metode Endovascular Coiling

  • www.nusabali.com-pertama-kali-rsup-prof-ngoerah-lakukan-bedah-stroke-dengan-metode-endovascular-coiling

DENPASAR, NusaBali
RSUP Prof dr I GNG Ngoerah untuk pertama kalinya melakukan operasi stroke menggunakan metode endovascular coiling, Senin (26/12).

Pasien yang dilakukan tindakan adalah rujukan dari RSUD Lembata, Nusa Tenggara Timur, berjenis kelamin laki-laki berusia 32 tahun. Akibat fasilitas yang terbatas di NTT, pasien dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah untuk dilakukan tindakan lanjutan.

Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah dr I Wayan Sudana MKes menyampaikan operasi dapat terlaksana berkat pengampuan Rumah Sakit  Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta. Untuk selanjutnya RSUP Prof Ngoerah sebagai rumah sakit terbesar dan rujukan utama di Bali dan Nusa Tenggara, akan turut mengampu rumah sakit-rumah sakit daerah di Bali-Nusra agar dapat memberikan layanan operasi stroke menggunakan metode endovascular coiling.

“Bersama-sama dengan RS PON Prof Mahar Mardjono kami juga bisa melanjutkan program ini ke rumah sakit-rumah sakit daerah, khususnya yang ada di Bali dan sebagian di NTB dan NTT,” ujar dr Sudana pada konferensi pers secara daring dari RSUP Prof Ngoerah, Senin (26/12).

Dikatakannya, beberapa tantangan harus dihadapi untuk merealisasikan rencana tersebut di rumah sakit-rumah sakit daerah, terutama dari sisi sumber daya manusia (SDM).

Menurut dr Sudana dari segi peralatan dirinya optimistis bisa dilengkapi berkat dukungan anggaran dari Kementerian Kesehatan. Namun demikian untuk menyiapkan SDM yang kompeten di bidang operasi stroke membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam hal pendidikan dan pelatihannya.

Dikatakannya, penyakit stroke merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penyakit stroke juga mengakibatkan kecacatan pada penderitanya. Sehingga dengan segera terealisasinya layanan operasi stroke di rumah sakit-rumah sakit daerah di kabupaten/kota dapat mempercepat penanganan pasien yang didiagnosis stroke.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, dari segi pembiayaan pemegang BPJS Kesehatan pastinya terlayani,” sebut dr Sudana.

Pelaksana Tugas Direktur Utama RS PON Prof Mahar Mardjono dr Mursyid Bustami SpS (K), KIC, MARS, dalam kesempatan tersebut menjelaskan, pihaknya ditunjuk Kementerian Kesehatan memimpin transformasi pelayanan kesehatan di Indonesia khususnya pada layanan penyakit stroke.

“RSUP Prof Ngoerah ini merupakan salah satu rumah sakit vertikal yang diharapkan nanti memberikan satu pelayanan yang paripurna pada penanganan stroke ini. Dan bersama-sama nanti kita melakukan pengampuan di Provinsi Bali, NTB, dan NTT,” kata dr Mursyid.

Dia menambahkan, sarana prasarana layanan bedah stroke di RS Prof Ngoerah sudah lengkap. Pun dari sisi tenaga bedah saraf, baik bedah saraf yang mampu melakukan tindakan clipping maupun tenaga neurointervensi yang mampu melakukan intervensi vaskular juga sudah tersedia.

Sementera itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan perlu dilakukannya perencanaan yang matang untuk memenuhi target seluruh rumah sakit daerah di Indonesia sudah memiliki layanan bedah stroke sebelum tahun 2024.

Khusus di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, Menkes meminta RS PON Prof Mahar Mardjono bersama RSUP Prof Ngoerah segera melakukan eksekusi untuk merealisasikan target tersebut.

“RSUP Prof Ngoerah tidak hanya bertanggungjawab untuk Denpasar. RS Prof Ngoerah harus menjadi sentra regional untuk mengampu rumah sakit di Bali, maupun rumah sakit-rumah sakit di NTB dan NTT. Contoh di Bali, ada dua kabupaten yang menurut saya tertinggal yaitu Jembrana dan Buleleng. Sekarang tinggal tunggu kapan Buleleng dan Jembrana ada rumah sakit yang bisa melakukan trombektomi sama coiling,” papar Menkes.

Untuk diketahui, permasalahan pembuluh darah di otak (aneurisma otak) yang mengakibatkan stroke dapat diatasi dengan dua macam terapi pembedahan, yaitu clipping dan endovascular coiling.

Endovascular coiling adalah suatu teknik minimal invasif (luka yang minimal) untuk mencegah perdarahan berulang pada aneurisma otak. Berbeda dengan clipping yang membutuhkan pembedahan pada tempurung kepala, prosedur endovascular coiling hanya membutuhkan sayatan kecil pada paha atau tangan. Prosedur ini dilakukan di ruangan khusus bernama

cathlab. Tindakan ini dilakukan oleh dokter neurointervensi yang sudah menjalani pelatihan prosedur endovascular. *cr78

Komentar