nusabali

Program Literasi SMAN 5 Denpasar, Satu Siswa Satu Karya Sastra

  • www.nusabali.com-program-literasi-sman-5-denpasar-satu-siswa-satu-karya-sastra

DENPASAR, NusaBali
SMAN 5 Denpasar (Smanela) punya cara kreatif meningkatkan literasi sastra para siswanya.

Di sela waktu pembelajaran para siswanya diberikan ruang untuk mengekspresikan perasaannya lewat karya seni sastra. Dalam kegiatan tersebut siswa diberikan kebebasan mengungkapkan dirinya melalui puisi, cerpen, dan bentuk-bentuk karya sastra lainnya.

"Ketika ada jeda belajar, ada event-event, saya minta mereka membuat karangan, bisa puisi, karikatur, cerpen, artikel dan lainnya," ujar Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Denpasar, Dra Cokorde Istri Mirah Kusuma Widiawati MSos, ditemui, Kamis (27/10), pada acara lomba serangkaian Bulan Bahasa 2022 di sekolahnya.

Lebih lanjut disampaikannya, seluruh karya sastra siswa tersebut kemudian diberikan apresiasi dengan mencetak dalam bentuk buku. Buku-buku tersebut selanjutnya menjadi salah satu koleksi perpustakaan sekolah sehingga bisa dibaca seluruh siswa sekolah.

"Program ini sudah berlangsung setahun terakhir, sudah dua kali bukunya dicetak," ungkap mantan Kasek SMAN 7 Denpasar ini.

Selain program tersebut untuk mengembangkan kebiasaan membaca siswa, pihak sekolah juga telah membangun sejumlah pojok baca di sudut-sudut sekolah SMA terluas di Kota Denpasar ini. Cok Mirah menyebut saat ini sudah ada lima pojok baca yang sudah dibangun di sekolahnya. Di sisi lain, perpustakaan sekolah juga dipercantik agar siswa semakin betah berlama-lama membaca buku di perpustakaan.

Pada Bulan Bahasa 2022, sejumlah kegiatan dilakukan SMAN 5 Denpasar. Pada Kamis (27/10) kemarin digelar sejumlah lomba seperti lomba story telling (untuk kelas X), lomba musikalisasi puisi (kelas XI) dan lomba debat (kelas XII). Setiap kelas mengirimkan satu perwakilannya mengikuti lomba.

Kasek Cok Mirah mengatakan perayaan Bulan Bahasa diisi dengan sejumlah lomba untuk memberikan ruang siswa menunjukkan kemampuan dalam beberapa bidang kebahasaan. "Bulan Bahasa ini sebetulnya kita lebih memproteksi prestasi yang dimiliki siswa dan apa sih inginnya siswa. Kalau dia berprestasi di pidato nggak dibuat lomba pidato kan kasihan, kapan mereka punya ajang untuk lomba," ujar Cok Mirah. *cr78

Komentar