nusabali

Ribuan Warga Iringi Jenazah Panglingsir Puri Batubulan

  • www.nusabali.com-ribuan-warga-iringi-jenazah-panglingsir-puri-batubulan

GIANYAR, NusaBali
Ribuan masyarakat mengiringi Palebon putra terakhir Raja Batubulan, Cokorda Raka,86, pada Soma Pon Ugu, Senin (19/9).

Masyarakat antusias menyaksikan pengarakan Bade tumpang 9 berukuran tinggi 18 meter dan bentang sanan 8 meter persegi menuju Setra Pura Dalem Puri Batubulan. Upacara dimulai sejak siang hari sekitar pukul 11.00 Wita. Diawali dengan membunyikan kulkul untuk menghadirkan para penyandang. Kemudian menurunkan jenazah dari sumangen dan menaikkan ke bade. Sekitar pukul 12.30 Wita dilakukan pengarakan. Iringan-iringan berjalan kaki sepanjang kurang lebih 2,5 kilometer.

Suasana tampak semarak diringi rancaknya gamelan baleganjur dari berbagai sekaa teruna di Desa Batubulan. Ribuan masyarakat pun tumpah ruah menyaksikan palebon tersebut. Tidak hanya warga setempat, wisatawan yang kebetulan berlibur pun sangat antusias menyaksikan upacara langka tersebut. Tampak hadir mengiringi Wakil Gubernur Bali yang juga Tokoh Puri Ubud Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace dan juga Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah.

Bade yang diarak kemarin dibuat oleh undagi Ida Bagus Pidada dari Griya Kesiman, Denpasar. Dibuat sekitar 15 hari di Lapangan Batubulan. Bade tumpang sia ini dipersembahkan sebagai penghormatan terbaik dari keluarga besar untuk Cokorda Raka. Sesuai dresta Puri, Bade tumpang sia ini dilengkapi pepalihan 5 bebaturan. "Paling bawah ada bedawang Nala, atasnya Boma, penghuni alam semesta hingga masuk unsur burung di angkasa. Semua itu akan dibakar hilangkan panca Indria mencari nirwana," ujar Cokorda Gde Putra selaku putra sulung almarhum.

Selain Bade, ada sebuah Lembu hitam yang juga digarap. Lembu ini dipersembahkan khusus oleh Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah untuk iparnya. "Lembu diberikan oleh Cok Ibah. Dibuat oleh Gusti Sudara cucu daripada Gusti Nyoman Lempad, seorang seniman terkenal," imbuhnya. Terkait Lembu hitam ini, Cok Ibah mengatakan antara Puri Ubud dan Puri Batubulan memang ada kaitan sejarah. "Ini tentang paiketan dan pasemetonan," ujar Cok Ibah singkat.

Cokorda Gde Putra menambahkan mendiang Cokorda Raka meninggal dunia pada 7 Agustus 2022 lalu. Menghembuskan napas terakhir pada usia 86 tahun di kediamannya Puri Batubulan. Mendiang meninggalkan seorang istri, Cokorda Istri Oka yang merupakan kakak kandung Cokorda Raka Kertyasa alias Cok Ibah, 3 Putra dan 2 Putri. "Beliau meninggal di rumah, disemayamkan juga di rumah," jelas Cokorda Gde Putra,56.

Semasa hidup, sosok Cokorda Raka dikenal sangat bijaksana dan memberikan pegangan hidup kepada putra-putrinya. Termasuk di masa tua, Cokorda Raka berusaha untuk beraktivitas sendiri tanpa merepotkan keluarga. "Selain karena usia telah lanjut, beliau juga selama 7 tahun terakhir mengidap Glukoma. Indera penglihatan beliau berkurang sampai akhirnya buta total kiri dan kanan. Selama 7 tahun itu beliau sangat sabar," kenangnya. Cokorda Raka tidak sekalipun depresi atau mengeluh ketika tidak lagi bisa melihat keindahan alam semesta. "Orang yang bisa melihat, tiba-tiba gelap pasti gelisah. Tapi beliau tetap tenang," ujarnya. *nvi

Komentar