nusabali

Campuhan Sebagai Titik Temu, Ajak Masyarakat Jaga Tanah dan Air

Koordinator Stafsus Presiden AAGN Ari Dwipayana Upacara HUT ke-77 RI di Campuhan Tukad Oos Ubud

  • www.nusabali.com-campuhan-sebagai-titik-temu-ajak-masyarakat-jaga-tanah-dan-air
  • www.nusabali.com-campuhan-sebagai-titik-temu-ajak-masyarakat-jaga-tanah-dan-air

Selain pelaksanaan rangkaian upacara peringatan HUT ke-77 kemerdekaan RI di Campuhan Tukad Oos juga digelar berbagai pentas seni dan budaya.

GIANYAR, NusaBali
Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana memimpin upacara bendera peringatan HUT ke 77 Kemerdekaan RI di Campuhan Tukad Oos, Kecamatan Ubud, Gianyar, Rabu (17/8) pagi. Gerimis sempat mewarnai, namun tak sedikitpun mematahkan semangat peserta upacara menuntaskan pengibaran bendera merah putih.

Campuhan sebagai titik temu dua aliran sungai Lanang dan Wadon, mengajarkan kepada bangsa Indonesia untuk selalu mencari titik temu dari segala perbedaan untuk mencapai anugerah dan keselamatan. Menjaga tanah dan air pun dinilai sebagai bentuk menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur.

"Upacara bendera di lapangan sudah biasa, upacara bendera di sungai tentu tidak biasa, dan tentu bukan sesuatu yang biasa-biasa saja," ujar Gung Ari Dwipayana yang juga merupakan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, saat memimpin upacara di Campuhan. Upacara HUT ke 77 kemerdekaan RI yang dilaksanakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud ini bekerjasama dengan PT Pupuk Kaltim. Turut hadir dalam upacara, Staf Khusus Presiden RI Bidang Kebudayaan Sukardi Rinakit, Kapolsek Ubud, Wadanramil Ubud, Ketua LPM Ubud, Bendesa Desa Adat Ubud serta tokoh masyarakat ubud lainnya.

Dalam sambutannya, Gung Ari Dwipayana menjelaskan bahwa Campuhan mengajarkan bahwa di mana ada titik temu pasti ada kekuatan, pasti ada anugerah, pasti ada keselamatan. "Karena itu, bangsa Indonesia harus selalu mencari titik temu. Perbedaan suku, agama dan juga budaya bukanlah penghalang kita untuk bertemu. Justru menjadi kekuatan ketika kita mau saling bertemu," jelasnya.

Lebih lanjut, Gung Ari Dwipayana mengajak seluruh masyarakat, khususnya masyarakat di Ubud untuk menjaga tanah dan air. Hal itu karena para pejuang telah berhasil mempertahankan tanah air Indonesia Raya, maka sudah sepantasnya sebagai generasi penerus pwaris kemerdekaan untuk menjaga tanah dan air. Tanah merupakan tempat manusia dilahirkan, dan air adalah sumber kehidupan.

"Di HUT Kemerdekaan ini, saya mengajak kita semua, sebangsa dan setanah air untuk Ngraksa Toya, menjaga air. Nyiwi Pertiwi, Merawat Tanah. Kita harus jaga tanah kita tetap subur tidak tercemar oleh sampah dan limbah dan bermanfaat bagi kehidupan. Kita juga jaga air, supaya tetap mengalir, bening dan bersih, dengan menjaganya dari sampah dan limbah," tegasnya.

Selain pelaksanaan rangkaian upacara peringatan HUT ke 77 kemerdekaan RI di Campuhan juga dilaksanakan berbagai pentas seni dan kebudayaan. Masyarakat umum, turis lokal, dan turis mancanegara dengan antusias menyaksikan rangkaian acara tersebut.

Parade seni HUT Kemerdekaan dimulai pukul 10.00 Wita dengan rute Campuhan-Catus Pata-Lapangan Astina Ubud. Hal ini sekaligus menyambut momentum pulihnya pariwisata Bali. Dalam balutan tema Janu Sadhu Mahardika: Ubud Bangkit-Indonesia Mahardika. Parade seni diikuti 11 STT Banjar di lingkungan Kelurahan Ubud dan juga mahasiswa KKN.

Parade dipungkasi oleh Sekaa Teruna Santi Graha Banjar Ubud Kaja dengan menampilkan garapan tari Jaya Digjaya. Menghadirkan sosok Presiden pertama RI Soekarno yang diperankan oleh anggota Sekaa Teruna dan Burung Garuda yang berhiaskan Lima Dasar negara, Garuda Pancasila. "Kami ingin mengangkat kehebatan yang tak terkalahkan para pendiri bangsa sehingga terwujudnya kemerdekaan," jelas Ketua Sekaa Teruna Komang Agus Wiranata didampingi tim kreatif Kadek Angga, Agus Swastika dan Gede Krisna.

Rangkaian acara berlangsung hingga pukul 13.00 Wita yang dipuncaki Selebrasi Ubud Bangkit-Indonesia Mahardika di Lapangan Astina Ubud. Menghadirkan Grup Band Crazy Horse dengan lagu-lagu perjuangan. Dalam momen Kemerdekaan ini, pihaknya juga memberikan bingkisan pada veteran di Ubud yang saat ini hanya tinggal satu orang. Yakni Anak Agung Gede Darma asal Desa Padangtegal, yang kini berusia 92 tahun. "Beliau usianya 92 tahun, saat penjajahan, beliau ikut berjuang merebut kemerdekaan. Ubud merupakan kampung pejuang. Sebagai generasi penerus, marilah kita bangkitkan semangat pejuang kita," kata Gung Ari.

Terpisah, memeriahkan HUT Ke 77 Kemerdekaan RI, Polsek Sukawati bentangkan bendera merah putih sepanjang 45 meter di Taman Wisata Hidden Canyon Desa Guwang, Sukawati, Gianyar, Kamis (11/8) lalu.

Kapolsek Sukawati Kompol I Made Ariawan P mengatakan kegiatan ini merupakan momentum dalam menumbuhkan/membangkitkan semangat Kebangasaan dalam berbangsa dan bernegara Republik Indonesia.

"Kami mengajak seluruh komponen masyarakat tingkatkan rasa Nasionalisme yang tinggi, dalam menyambut hari kemerdekaan RI ke 77 ini, dengan membentangkan bendera Merah Putih sepanjang 45 meter menyusuri sungai medan yang sulit, bertebing dan licin, penuh tantangan sehingga pembentangan bendera berhasil kita laksanakan, Hidden Canyon Desa Guwang merupakan sebagai salah satu obyek wisata favorit untuk adventure yang sudah dikenal wisatawan mancanegara," ujar Kapolsek. *nvi

Komentar