nusabali

Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak, Ternyata Bandel di Masa Muda

  • www.nusabali.com-ketua-phdi-bali-i-nyoman-kenak-ternyata-bandel-di-masa-muda

DENPASAR, NusaBali.com – Bandel di masa muda bukan berarti tidak bisa berubah, seperti perjalanan hidup I Nyoman Kenak yang kini dipercaya menjabat sebagai Ketua Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali sejak 8 April 2022.

Kepercayaan terhadap pria kelahiran 18 Agustus 1968 itu itu diusulkan penuh oleh sembilan kabupaten/kota dalam Lokasabha VIII PHDI Provinsi Bali tahun 2022. 

I Nyoman Kenak muda dikenal sebagai pribadi yang susah diatur, ia sendiri menyebut tabiatnya itu sebagai ‘preman’ sebab ia suka bergaul di jalanan. 

Selain bandel karena susah diatur, Nyoman Kenak muda juga merupakan siswa yang suka membolos ketika masih mengenyam pendidikan lanjutan tingkat pertama di SMPN 1 Denpasar dari 1981-1984.

Kata Kenak, ia bahkan sampai dipanggil guru Bimbingan Penyuluhan (BP) karena saking nakalnya ia di sekolah. “Kalau sampai dipanggil ke BP, berarti kan orangnya sudah bandel banget itu,” cetus Kenak kepada NusaBali.com saat ditemui di ruang kerjanya di Sekretariat PHDI Provinsi Bali di Jalan Ratna No. 71, Denpasar, Selasa (2/8/2022).

Meskipun demikian, Kenak muda merasa tidak terbebani dengan pemanggilan unit konseling sekolah itu. Ia juga sudah terbiasa menghadapi amarah keluarganya atas kelakuan tidak baiknya di sekolah waktu itu. 

Kenak pun menyadari bahwa memang dirinya saat itu masih kuat dipengaruhi Sad Ripu (enam keburukan dalam diri) sehingga susah dikendalikan.

Bahkan setelah menyelesaikan pendidikan lanjutan tingkat pertamanya, Kenak sempat memutuskan untuk tidak lagi bersekolah. Ia mengaku ‘melarikan diri’ ke Nusa Penida. Namun ketika ia memutuskan kembali, pada tahun 1984, keluarga memaksanya untuk bersekolah di SMA PGRI 1 Denpasar dan pada akhirnya berhasil ia selesaikan di tahun 1986.

Kebiasaan buruknya ini terus berlanjut sampai ke perguruan tinggi ketika ia mengenyam pendidikan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata (PPLP) Dhyana Pura pada 1986. “Di sana juga menonjol sedikit, karena sering bolos,” canda Kenak dibarengi gelak tawanya.

Lambat laun, pemuda yang keras kepala dan bahkan sempat suka minum-minum itu, mulai berubah sedikit demi sedikit setelah memasuki dunia kerja. Kenak yang terkenal dengan kecepatannya dalam melakukan housekeeping service (layanan pembersihan kamar), berhasil membuatnya dipertahankan Hotel Bali Anggrek, Kuta, tempat ia menjalani masa trening.

Kenak berhasil meraih gelar diploma mudanya setelah menyelesaikan pendidikan pada tahun 1987. Setelah menamatkan pendidikan diploma, Kenak memulai karier profesionalnya di Hotel Jayakarta Bali sebagai roomboy, dengan gaji pokok Rp 19.000 sesuai nilai saat itu.

Berselang tiga tahun setelah ia memulai karier di perhotelan, tepatnya pada tahun 1990, Kenak diangkat menjadi pegawai kontrak Hotel Jayakarta Bali dan di tahun yang sama, ayah tiga anak itu didapuk jadi Wakil Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Hotel Jayakarta Bali dengan posisi masih menjadi Roomboy.

“Mau tidak mau karena saya sudah didaulat, saya harus siap,” tegas pria yang menetap di Jalan Nusa Kambangan, Denpasar itu.

Kenak mengaku selama menjadi wakil ketua dan kemudian Ketua SPSI Hotel Jayakarta pada 1991, ia menjadi pihak yang kritis dan menggerakkan demonstrasi apabila ada hal-hal yang tidak sesuai aturan tentang bagaimana perusahaan memperlakukan pegawainya.

Uniknya, hal tersebut tidak menghalangi laju kariernya dan malah ia berhasil naik hingga menjadi Laundry Manager sampai Mei 2022 kemarin. “Saya kira mentok, ketua buruh kan biasanya mentok kariernya,” ujar pria yang merupakan putra Ida Pandita Mpu Dhaksa Merta Yoga dari Griya Agung Beraban itu.

Pria yang terlahir dari dunia yang keras ini kemudian muncul sebagai pemimpin umat Hindu di Denpasar pada tahun 2008 sebagai Ketua PHDI Kota Denpasar, berkat pengaruh sang ayahanda dan buku sastra keagamaan yang dikoleksinya. Posisi tersebut berhasil ia emban dengan baik hingga dua periode dan berakhir pada 2018.

Setelah mengemban beberapa posisi di lembaga non-struktural di Kota Denpasar hingga PHDI Provinsi Bali. Pada tahun 2022 melalui Lokasabha (musyawarah) VIII yang digelar 8 April lalu di Ruang Kerta Gosana, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Kenak mengemukakan bahwa dirinya diusulkan menjadi Ketua Harian PHDI Provinsi Bali periode 2022-2027.

Usulan tersebut diajukan oleh formatur dari sembilan kabupaten/kota, sehingga I Nyoman Kenak terpilih secara aklamasi dengan dukungan penuh dari seluruh PHDI tingkat dua se-Bali.

Kenak berharap PHDI Provinsi Bali di bawah kepemimpinannya harus bermanfaat bagi umat Hindu dan tidak boleh pasif. Ia siap melakukan audiensi dengan berbagai pihak terutama PHDI Tingkat II  untuk selalu menjaga komunikasi dan koordinasi. *rat

Komentar