nusabali

Peternak Obral Ayam Petelur

  • www.nusabali.com-peternak-obral-ayam-petelur

AMLAPURA, NusaBali
Peternak ayam ras terpaksa obral murah puluhan ribu ayam karena tak kuat beli pakan ternak. Pakan ternak, terutama jagung dan konsentrat naik tajam.

Harga jagung dari Rp 4.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram dan konsentrat dari Rp 350.000 menjadi 480.000 per sak. Imbasnya, biaya operasional dengan harga telur tidak sebanding. Selain tak kuat beli pakan ternak, peternak juga membiarkan kandangnya rusak.

Salah seorang peternak, I Ketut Artana, sejak tahun 2000 memelihara 25.000 ayam petelur atau ayam legorn. Namun sebanyak 15.000 ayam petelurnya diobral sejak harga pakan naik tajam. Harga jagung dari Rp 4.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram dan konsentrat dari Rp 350.000 menjadi 480.000 per sak. Sementara ayam diobral Rp 25.000 per ekor dari harga normal Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per ekor. “Saya menjual 15.000 ayam petelur tahun 2021. Saat itu harga telur per tray Rp 28.000, sekarang Rp 40.000 hingga Rp 45.000 per tray. Sulit bertahan, harga pakan naik tajam, banyak rugi,” ungkap Ketut Artana yang juga guru SMAN 2 Amlapura ini, Minggu (22/5). Setelah ayamnya diobral, kandangnya pun dibiarkan rusak.

Peternak lainnya, I Wayan Sukadana dari Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis mengaku memelihara 100.000 ekor, telah dijual 75.000 ekor. “Pakan ternak yang mahal menyebabkan ayam produktif dijual lebih cepat, biaya operasional mahal,” jelas Wayan Sukadana yang mantan Ketua DPRD Karangasem periode 2004-2009. Menurutnya, untuk balik modal sulit karena memelihara ayam ras sangat berbeda dengan ayam buras. Perlu obat dan makanannya terjamin agar bisa berproduksi.

Peternak I Nengah Sumardika dari Banjar Tengah, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis mengaku telah lama menutup usahanya. “Kalkulasinya tidak cocok, seluruh ayam ras saya jual,” ungkapnya. Satu-satunya peternak yang masih bertahan I Nengah Rusnawan dari Banjar Kanginan, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis memelihara 50.000 ekor ayam petelur. Bahkan kandangnya ada yang belum terisi, sehingga targetnya memelihara di atas 50.000 ekor. “Syukur, walau harga jagung dan konsentrat naik, harga telur mulai naik. Harga telur per tray Rp 45.000,” jelas Rusnawan. Menurut Rusnawan, harga jagung sejak awal tahun 2022 mulai turun jadi Rp 5.000 per kilogram dan konsentrat menjadi Rp 440.000 per sak. *k16

Komentar