nusabali

ASF Kembali Muncul di Badung

Diperpa Keluarkan SE Agar Peternak Lebih Waspada

  • www.nusabali.com-asf-kembali-muncul-di-badung

Peternak diimbau tidak memasukkan babi baru ke peternakan, apalagi berasal dari luar daerah.

MANGUPURA, NusaBali
Penyakit flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) kembali muncul di Kabupaten Badung. Kemunculan virus tersebut berdasarkan laporan langsung dari para peternak. Guna mencegah meluasnya penyakit tersebut, Dinas Pertanian dan Pangan Badung pun langsung mengeluarkan Surat Edaran (SE).

SE Nomor: 524.3/959/Diperpa tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Penyakit African Swine Fever (ASF) dikeluarkan pada, Kamis (2/2). SE ditujukan kepada ketua kelompok ternak babi, peternak babi mandiri, serta pengusaha peternak babi di Gumi Keris.

Kepala Diperpa Badung I Wayan Wijana, mengatakan dikeluarkannya SE lantaran ada laporan penyakit yang diduga virus ASF. Laporan berasal dari para peternak di salah satu desa di Badung. “SE ini sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan dini terhadap penyebaran virus ASF yang sudah banyak ditemukan di beberapa daerah,” ujarnya, Jumat (2/2).

Menurut Wijana, jika tidak diantisipasi sejak dini maka bisa berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat. “Jadi kita sedang melakukan tindakan pencegahan. Tidak hanya buat surat kewaspadaan, kami juga sudah menerjunkan tim sambil menyerahkan bantuan desinfektan,” kata mantan Kabag Organisasi Setda Badung ini.

Sesuai SE Nomor 524.3/959/Diperpa tentang peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit ASF yang ditunjukkan kepada kelompok ternak babi, peternak mandiri dan pengusaha peternak babi. Pada SE itu, Diperpa menyatakan bahwa di Kabupaten Badung kembali ditemukan penyakit ASF pada Januari 2024. Maka untuk memutus siklus penyebarannya peternak diharapkan melakukan beberapa langkah dengan pencegahan dan penerapan biosecurity.

Adapun hal-hal yang harus dilakukan seperti, papar Wijana, peternak tetap menjaga sanistasi kandang dan lingkungannya seperti membersihkan kandang secara teratur menggunakan disinfektan. Begitu juga membatasi orang yang keluar masuk kandang dan petugas kandang menggunakan pakaian serta alas kaki yang bersih, termasuk menyemprot dulu sebelum masuk kandang.

Selanjutnya tidak memasukkan babi baru ke peternakan, apalagi babi berasal dari luar daerah. Untuk makanan juga tidak memanfaatkan makanan-makanan hotel, restoran dan rumah makan. Namun, apabila menggunakan disarankan untuk memasak terlebih dahulu.

Selain itu, lanjut Wijana, diimbau juga untuk pembeli babi tidak boleh masuk kandang, begitu juga alat penangkap babi tidak boleh masuk kandang dan sebelumnya disemprotkan desinfektan terlebih dahulu. “Untuk babi yang sakit harus segera dipisahkan dan ditempatkan di kandang isolasi. Kemudian secara rutin peternak harus melakukan penyemprotan dengan disinfektan minimal 2 kali dalam seminggu. Terakhir selalu menjaga kesehatan babi dengan memberi pakan yang bergizi,” imbaunya. 7 ind

Komentar