nusabali

Siap Dikembangkan Jadi DTW Baru, Khususnya Wisata Religi

Pesona Air Terjun Candi Kuning di Desa Silangjana, Kecamatan Sukasada, Buleleng

  • www.nusabali.com-siap-dikembangkan-jadi-dtw-baru-khususnya-wisata-religi

Pemdes bersama Pokdarwis dan BPD Silangjana akan melengkapi DTW Air Terjun Candi Kuning dengan tempat meditasi dan yoga, serta paket tracking dan wisata religi Pura Puncak Cemara Geseng.

SINGARAJA, NusaBali

Topografi wilayah Kabupaten Buleleng nyegara gunung memberikan satu keuntungan besar bagi sektor pariwisata alam. Daerah perbukitan membuat Buleleng memiliki puluhan daya tarik wisata (DTW) air terjun yang tersebar di hampir seluruh kecamatan. Salah satunya air terjun yang sedang dikembangkan menjadi DTW adalah Air Terjun Candi Kuning, berlokasi di Banjar Dinas Dajan Margi, Desa Silangjana, Kecamatan Sukasada. Bahkan ke depannya, kawasan tersebut akan dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata religi.

Untuk mencapai lokasi, dari pusat Desa Silangjana hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit. Akses jalan cukup lebar untuk dilalui sepeda motor hingga mobil pribadi.

Deru suara air terjun pun sudah dapat didengar ketika sampai di area parkir. Wisatawan hanya perlu berjalan kaki sejauh 300 meter untuk mencapai titik air terjun. Saat memasuki area air terjun, mata akan dimanjakan dengan suasana hijau pohon dan udara yang sejuk.

Hal yang membuat Air Terjun Candi Kuning berbeda dari air terjun lainnya karena memiliki ketinggian 100 meter. Air terjun ini diapit tebing di sisi kanan dan kirinya. Debit Air Terjun Candi Kuning cukup besar karena berasal dari banyak sumber mata air di daerah atas wilayah Buleleng. Debit airnya tidak terpengaruh meskipun sedang musim kemarau.

Perbekel Silangjana Komang Suparma dikonfirmasi pada Sabtu (21/5), mengatakan potensi alam di desa wilayah ujung timur Kecamatan Sukasada ini, sudah ada sejak dulu. Namun pemerintah desa (Pemdes) baru merancang pengembangan untuk pariwisata mulai tahun 2021.

Namun rencana pengembangan yang berbarengan dengan saat pandemi, tidak memungkinkan Pemdes Silangjana mengeksekusi pemenuhan sarana prasarana pendukungnya. Sebab anggaran yang diusulkan untuk pengembangan pariwisata ini terkena refocusing untuk penanganan pandemi Covid-19.

“Kami sudah dari tahun kemarin bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lila Dharma Kerti, setelah mengantongi Surat Keterangan Terdaftar (SKT), merancang pengembangan. Tetapi karena tahun kemarin belum bisa, tahun ini kami godok kembali,” ucap Suparma.

Untuk pengembangan objek wisata Air Terjun Candi Kuning, Pemdes Silangjana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) menyiapkan Rp 45 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan sarana penunjang seperti toilet, ruang ganti, loker hingga penyempurnaan akses jalan.

Meski baru dikembangkan, Suparma mengatakan air terjun yang ada di desanya sudah ramai dikunjungi wisatawan sejak sebelum pandemi Covid-19. Bahkan wisatawan yang datang tak hanya dari lokal Buleleng dan Bali, tetapi juga sudah ada wisatawan mancanegara.

“Sebelum ada pengembangan promosinya dari mulut ke mulut. Sekarang Pokdarwis sudah merancang website khusus untuk pemasaran digital. Memang belum jalan optimal karena pandemi ini,” imbuh Suparma.

Pokdarwis Lila Dharma Kerti sebagai pengelola selama ini hanya mengenakan donasi kepada wisatawan yang datang untuk berwisata. Saat ini, menurut Suparma, rata-rata kunjungan pada akhir pekan di situasi pandemi mencapai 20 orang.

Suparma menjelaskan, pengembangan ke depannya, di lokasi air terjun akan disiapkan kolam-kolam untuk berendam dan sejumlah spot foto. Selanjutnya juga akan dibangun tempat untuk meditasi dan yoga.

Sementara itu, dalam rencana pengembangan pariwisata Desa Silangjana, Pemdes bersama Pokdarwis dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) akan melengkapi paket tracking dengan wisata religi Pura Puncak Cemara Geseng. Suparma memberi garansi, kawasan puncak Desa Silangjana memiliki pemandangan alam yang menakjubkan jika dilihat dari ketinggian.

Dia menyebut kawasan Puncak Cemara Geseng ini disungsung oleh tiga desa meliputi Desa Sudaji dan Desa Suwug di Kecamatan Sawan, serta Desa Silangjana di Kecamatan Sukasada. “Ini satu jalur dengan lokasi air terjun. Jadi rancangannya setelah wisatawan menikmati segarnya mandi di air terjun, bisa melanjutkan perjalanan menuju Puncak Cemara Geseng. Di puncak ada puranya juga, sehingga wisatawan bisa melakukan wisata religi,” kata Suparma.

Suparma membeberkan, selama ini parkir kendaraan pengunjung memanfaatkan halaman rumah warga yang dekat dengan lokasi air terjun. Parkir tidak dipungut biaya alias gratis. Tapi ke depan, Pemdes telah menyiapkan lahan parkir baru memanfaatkan lahan milik desa adat. Nanti akan dikenakan retribusi parkir yang bisa dijadikan salah satu pendapatan asli desa (PADes). Untuk kendaraan roda dua dikenakan tarif parkir Rp 2.000 sedangkan kendaraan roda empat Rp 5.000.

Sedangkan untuk retribusi karcis masuk masih akan dikoordinasikan dengan Dispar Buleleng terkait nominal yang akan dipasang. Seluruh retribusi baik karcis masuk dan parkir akan dikelola Pokdarwis. *k23

Komentar