nusabali

Hilang Dua Hari, Ditemukan Tewas di Muara Sungai

  • www.nusabali.com-hilang-dua-hari-ditemukan-tewas-di-muara-sungai

TABANAN, NusaBali
Dua hari pasca dilaporkan hilang, korban I Made Toko, 70, petani sepuh asal Banjar Penarukan Bantas, Desa Penarukan, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, ditemukan tewas, Rabu (16/2) pagi.

Jasad kakek berusia 70 tahun ini ditemukan nyangkut di semak muara Sungai Yeh Lating kawasan perbatasan Desa Kelating (Kecamatan Kerambitan) dan Desa Tibubiu (Kecamatan Kerambitan) dalam jarak sekitar 6 kilometer arah barat daya dari lokasi yang diduga jatuh ke sungai.

Saat ditemukan, Rabu pagi sekitar pukul 09.12 Wita, jasad korban Made Toko sudah dalam kondisi membengkak dan terdapat sejumlah luka akibat benturan di bebatuan. Tim gabungan kemudian mengevaluasi jasad korban ke Kamar Jenazah RSUD Tabanan untuk dilakukan pemeriksaan luar.

Kepala Kantor Basarnas Bali, I Gede Darmada, menerangkan begitu mendapat laporan korban Made Toko ditemukan di semak-semak muara Sungai Yeh Latih, tim gabungan langsung terjun ke lokasi. Tim gabungan terdiri dari unsur BPBD Tabanan, kepolisian, TNI, dengan dibantu masyarakat.

"Awalnya, tim gabungan melakukan penyisiran di sekitar alur Sungai Yeh Lating untuk mencari keberadaan korban. Kurang lebih 15 menit setelah kami memulai pencarian, muncul laporan bahwa korban ditemukan warga dalam kondisi tewas di muara sungai," jelas Gede Darmada.

Menurut Darmada, ditemukan tak bernyawa dalam kondisi bengkak dan luka benturan, korban Made Toko hanya memakai baju saja. Korban sudah tidak memakai celama dan capil yang dikenakan saat hendak berangkat ke sawah, Senin (14/2) sore pukul 15.30 Wita. Luka-luka di sekujur tubuh korban, kata Darmada, diperkirakan akibat benturan bebatuan saat hanyut di Sungai Yeh Lating.

Darmada menyebutkan, sebelum korban Made Toko ditemukan tewas, petugas Basarnas Bali sempat melakukan upaya penyelaman di lokasi yang dicurigai lokasi jatuh di Sungai Yeh Lating, Selasa (15/2) siang. Penyelaman dilakukan di kubangan bekas galian C di Sungai Yeh Lating.

“Sebelum melakukan penyelaman, kami bahkan sempat menurunkan alat pendeteksi. Tapi, hasilnya nihil. Penyelaman dilakukan sampai dua kali hari itu, karena masyarakat mencurigai korban jatuh di kubangan tersebut,” papar Darmada.

Korban Made Toko, kata Darmada, dipastikan terpeleset jatuh saat menyebe-rang Sungai Yeh Lating, Senin sore, kemudian hanyut hingga ke muara sungai. Masalahnya, jembatan di Sungai Yeh Lating yang dilewati korban diketahui tanpa pegangan dan mirip jalan setapak. Saat korban pergi ke sawah melewati Sungai Yeh Latih, Senin sore, air sungai cukup deras karena habis hujan lebat.

Sementara itu, Kapolsek Kerambitan, Kompol Bambang Gde Arta, mengatakan pihak keluarga enggan dilakukan otopsi jenazah untuk mengetahu penyebab pasti kematian korban Made Toko. Pihak keluarga sudah menerima kejadian maut yang merenggut nyawa Made Toko ini sebagai musibah. "Usai ditemukan, jenazah korban sempat dibawa ke RSUD Tabanan untuk dilakukan pemeriksaan luar. Pihak keluarga tidak mau dilakukan otopsi," tandas Kompol Bambang Gede Arta saat dikonfirmasi terpisah, Rabu kemarin.

Kombol Bambang menyebutkan, dari hasil pemeriksaan luar, tubuh korban Made Toko sudah mengembang dan membusuk, diduga karena terendam air lebih dari sehari. Selain itu, juga ditemukan luka-luka pada tubuh korban yang disebabkan oleh benturan dengan bebatuan di sungai. "Saat ini, jenazah kotrban masih diurus keluarga terkait proses upacaranya," terang Kompol Bambang.

Korban Made Toko sendiri sebelumnya dilaporkan hilang sejak pamit dari rumahnya, Senin sore sekitar pukul 15.30 Wita. Korban pamit hendak pergi ke sawahnya di kawasan Subak Sungsang, Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan. Untuk bisa sampai ke lokasi Subak Sungsang, harus menyebe-rangi Sungai Yeh Lating yang bermuara di Pantai Pasut. Saat pergi dari rumah, korban membawa penampad (senjata parang ukuran panjang) lengkap dengan pakaian ke sawah. Korban mengenakan baju warna hitam, celana pendek warna biru dongker, dan capil (topi dari anyaman bambu).

Karena hingga Senin malam korban Made Toko tidak kunjung pulang dari sawah, pihak keluarga kemudian melakukan upaya pencarian. Kasus ini juga dilaporkan ke BPBD Tabanan. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Tabanan pun langsung melakukan pencarian malam itu. Kemudian, pencarian dilanjutkan Selasa pagi dengan melibatkan tim gabungan dari Basarnas, BPBD Tabanan, dan kepolisian, bersama masyarakat. Namun, hingga sore korban belum ditemukan. *des

Komentar