nusabali

Jagung Pangan Alternatif Pengganti Beras Produksi Potensial di Buleleng

  • www.nusabali.com-jagung-pangan-alternatif-pengganti-beras-produksi-potensial-di-buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Tanaman pangan pengganti beras yang dikembangkan di Buleleng terbilang banyak.

Mulai dari umbi-umbian, ketela rambat, ketela pohon, talas, kedelai, jagung hingga sorgum. Namun yang berpotensi dan produksinya paling tinggi adalah jagung. Bahkan kelebihan produksinya juga biasa dikirim ke luar Bali.


Data Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, produksi jagung terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2019 lalu tercatat hasil panen jagung mencapai 19.144 ton pipilan kering. Jumlah tersebut meningkat pada produksi di tahun 2020 yang mencapai 22.535 ton. Bahkan pada semester I tahun 2021 lalu produksi bersih mencapai 27.569 ton pipilan kering.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta dihubungi via telepon Minggu (26/9) kemarin mengatakan, tanaman karbohidrat pengganti beras di Buleleng sangat beragam. Mulai dari umbi-umbian meliputi ketela pohon, ketela rambat, talas, porang hingga sorgum. Namun yang paling potensial adalah jagung. Selain karena biaya bibit hingga pemeliharaan sangat murah dan mudah, jagung juga dapat ditanam di lahan kering, dengan sistem pengairan tadah hujan.

Menurut Sumiarta, biasanya jagung mulai ditanam petani saat memasuki musim kemarau dan ketersediaan air irigasi mulai menurun. “Musim tanam jagung sudah mulai September sampai Desember. Sehingga bulan-bulan sekarang (Februari,red) itu sudah mulai musim panen,” jelas Sumiarta. Sejauh ini, menurut Sumiarta, produksi jagung di Buleleng memang diarahkan untuk petik kering atau pipilan kering. Sehingga harga jual yang bisa diterima petani lebih tinggi, dibandingkan petik mentah.

Jika sudah berbentuk jagung pipilan kering satu kilogramnya petani bisa menjual hasil panennya Rp 5 ribu per kilogram. Sedangkan jika petik muda harga jual akan dihitung per biji dan lebih murah hampir setengah harga jagung pipilan kering.

Tanaman alternatif beras, menurut Sumiarta saat ini memang digencarkan pemerintah untuk dimaksimalkan. Mengingat lahan sawah penghasil beras semakin tahun semakin menipis akibat alih fungsi lahan. Produksi tanaman karbohidrat pengganti beras ini selain lebih murah juga lebih menyehatkan.

Dinas Pertanian menggandeng Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) terus mengampanyekan olahan makanan non beras yang juga mengandung karbohidrat. Selain untuk bahan makanan, produksi jagung kering Buleleng juga banyak terserap untuk pakan ternak. Bahkan pengirimannya hingga ke pulau Jawa.*k23

Komentar