nusabali

Mabes Polri Telusuri Jejak Sejarah ke Museum Bung Karno

  • www.nusabali.com-mabes-polri-telusuri-jejak-sejarah-ke-museum-bung-karno


DENPASAR, NusaBali
Museum Agung Bung Karno dan Museum Agung Pancasila di Jalan Pegangsaan Timur 56 Nomor 1 Niti Mandala Denpasar, mendapat kunjungan dari Kepala Pusat Sejarah (Kapusjarah) Mabes Polri, Brigjen Pol Apriastini Baktibugiansri, Kamis (3/6) siang.

Kunjungan ini merupakan kegiatan heuristik (mencari sumber sejarah)  terkait dengan rencana pembangunan Patung Bung Karno di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Nomor 3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dalam kunjungannya kemarin sore, Brigjen Apriastini Baktibugiansri bersama rombongan Pusjarah Mabes Polri diterima Ketua Museum Agung Bung Karno/Museum Agung Pancasila, Shri IB Darmika Marhaen WPS ST alias Gus Marhaen. Ikut mendampingi Gus Marhaen adalah Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Provinsi Bali, I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi Wedastraputri Suyasa, yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRD Bali dari Fraksi PDIP.

Brigjen Apriastini yang kemarin didampingi Kabid Museum Mabes Polri, Kombes Pol Frenky Yusandy, dipandu langsung oleh Gus Marhaen menelusuri Museum Agung Bung Karno dan Museum Agung Pancasila selama 1,5 jam, sejak siang pukul 14.00 Wita hingga sore pukul 15.30 Wita. Penelusuran diawali dari Lantai I Museum Agung Bung Karno, yang merupakan tempat perpustakaan/penyimpanan buku-buku sejarah yang terkait dengan sosok ‘Bapak Proklamator’ Bung Karno. Di situ tersimpan buku mulai dari dari lahir, kehidupan, perjuangan, hingga wafatnya Bung Karno, 21 Juni 1970.

Sedangkan di Lantai II Musem Agung Bung Karno, Brigjen Apriastini menyimak penjelasan Gus Marhaen tentang benda-benda sejarah terkait dengan perjuangan Bung Karno hingga memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Sementara di Lantai III Museum Agung Bung Karno, Brigjen Apriastini dengan semangat menelusuri benda-benda pribadi Bung Karno. Ada meja kerja, kursi tamu, meja rias, dan ranjang tempat Bung Karno beristirahat.

Saat menelusuri Museum Agung Pancasila yang jaraknya sekitar 500 meter arah utara Museum Agung Bung Karno, Brigjen Apriastini semakin kagum. Pasalnya, museum yang baru dibangun (masih pengerjaan) ini merupakan tempat penyimpanan foto-foto dan lukisan Bung Karno. "Luar biasa pengalaman kita hari ini (kemarin). Barang-barang bersejarah yang original betul-betul dijaga," ujar Brigjen Apriastini saat melihat ratusan benda bersejarah milik Putra Sang Fajar.

Kepada awak media, Brigjen Apriastini mengatakan kunjungannya ke Museum Agung Bung Karno merupakan penelitian situs sejarah dikaitkan dengan rencana Mabes Polri membangun Patung Bung Karno. "Kita menemukan benang merah di sini, Bung Karno dengan Polri sangat dekat. Saya ke sini (Museum Bung Karno) juga atas petunjuk Kapolda Bali (Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra) dan syukur kita temukan benang merah sejarah Bung Karno," jelas lulusan Secapa Polri tahun 1993 ini.

Brigjen Apriastini menyebutkan, kunjungan ke Museum Bung Karno kemarin menjadi salah satu pengujian terhadap peristiwa sejarah. "Karena ini fundamental buat saya dan Polri. Sejarah itu tidak ada ‘katanya’. Di Museum Agung Bung Karno ini lengkap ada semuanya. Kita juga mengelola Museum Polri, akan terus meneliti sejarah Polri dan Indonesia. Ini luar biasa, tanpa direncanakan. Kayak ada dorongan dari Yang Maha Kuasa, studi dokumentasi ini luar biasa," ujar perempuan pertama yang jadi Kapusjarah Mabes Polri ini.

Terkait pembangunan Patung Bung Karno di Mabes Polri, menurut Brig-jen Apriastini, sedang dalam perencanaan. Disebutkan, Mabes Polri punya Kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) yang lahir atas gagasan dan andil Bung Karno, Presiden RI ke-1 (periode 1945-1967). “Nah di sana pimpinan kami akan memberikan nama Gedung Soekarno. Karena gedungnya kembar, diberi nama Soekarno- Hatta. Nanti akan ada peresmian oleh Ibu Megawati Soekarnoputri (Presiden RI ke-5 periode 2001-2024 yang kini Ketua Umum DPP PDIP, Red)," papar Brigjen Apriastini.

Brigjen Apriastini mengatakan, untuk pemberian nama dan pendirian Patung Bung Karno ini tidak bisa sembarangan. Makanya, dicari sejarahnya Bung Karno. "Apa-apa kalau buat sesuatu yang bernilai sejarah, harus ada penelitian yang jelas. Saya dua minggu mencari dan ketemu di Museum Bung Karno ini," katanya.

Ketika ditanya pose, ukuran, bahan Patung Bung Karno yang akan dibangun Mabes Polri, menurut Brigjen Apriastini, masih dalam kajian. “Masih dikaji, apakah bahannya dari kayu atau dari tembaga,” terang mantan pengawal Ibu Negara Tien Soeharto dan Ani Yudhoyono ini.

Sementara itu, Gus Marhaen kemarin menyerahkan buku asli berjudul ‘Seluruh Rakjat Adalah Bhayangkara Revolusi!’ Buku tersebut berisi pidato Bung Karno saat memberikan amanat pada Hari Angkatan Kepolisian di Gelanggang Olahraga Bung Karno Senayan, Jakarta, 1 Juli 1964.

Gus Marhaen mengungkapkan, Yayasan Kepustakaan Bung Karno menyerahkan buku asli pidato Bung Karno sebagai bukti komitmen dalam menghormati dan membumikan ajaran Bung Karno selaku Bapak Bangsa. Menurut Gus Marhaen, satu kebanggaan karena Mabes Polri juga berinisiatif membangun Patung Bung Karno, Bapak Bangsa yang membawa kemerdekaan untuk Indonesia. "Demi cita-cita mulia pemerintah, Mabes Polri, buku asli pidato Bung Karno berjudul ‘Seluruh Rakjat Adalah Bhayangkara Revolusi’ ini saya serahkan," tandas Gus Marhaen. *nat

Komentar