Pandemi, Anak Muda Rintis Usaha Food Truck

Seperti halnya Ricky Aditya, pemuda asal Kota Singaraja, yang merintis usaha kuliner food truck. Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini menolak menyerah di tengah pembatasan mobilitas.

Ricky Aditya membuka usaha ini bersama tiga orang temannya sejak tiga bulan belakangan di tengah pandemi Covid-19. Setiap hari Selasa hingga Minggu, keempat anak muda ini membuka lapak dengan memanfaatkan mobil klasik Volkswagen (VW) di Jalan Kartini Singaraja, tepatnya di depan Kantor Dinas PUPR Buleleng, dari pukul 08.00 Wita hingga 20.00 Wita.

Mobil VW Ricky Aditya gunakan untuk berjualan roti panggang atau toast. Mobil tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa. Bagian dalam mobil dilengkapi dengan berbagai peralatan memasak. Sehingga proses memasak dan menghidangkan makanan semua dilakukan di dalam mobil. "Mobil ini saya pinjam dari Om yang kebetulan punya koleksi beberapa VW," ujar Ricky Aditya, Minggu (30/5) siang.

Ricky Aditya menyebutkan, ide membuat usaha ini muncul karena ingin memiliki penghasilan sendiri. Terlebih, saat ini dalam situasi pandemi Covid-19, dia tak ingin memberatkan kedua orangtua untuk terus meminta uang jajan. Selain itu, Ricky Aditya yang masih berstatus mahasiswa di STIKOM Jimbaran ingin mengisi waktu luangnya untuk hal yang produktif di sela-sela perkuliahan daring.

Roti panggang dipilih untuk dijual dengan pertimbangan mudah dibuat. Di samping itu juga bisa dinikmati semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa. Di food truck ini mereka juga menawarkan kebebasan bagi pelanggan untuk menyesuaikan varian rasa yang diinginkan. "Selain itu, karena masih jarang sehingga pangsa pasarnya kami pikir masih luas," ujarnya.

Usaha food truck ini mereka namai 'Hai Truck'. Tidak ada alasan khusus mengapa memilih nama tersebut. Sedikitnya ada 10 jenis menu roti panggang yang ditawarkan Hai Truck dengan belasan varian toping. Untuk satu porsi roti panggang mereka banderol dengan harga Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. "Untuk varian rasanya bisa disesuaikan sendiri sesuai selera pembeli," ungkap Ricky Aditya.

Di masa pandemi ini usaha yang mereka lakoni ini pun terbilang sukses. Meski baru dirintis beberapa bulan, usaha ini mampu menghasilkan puluhan juta rupiah per bulan. "Omzet per bulan bisa tembus Rp 30 juta sampai Rp 40 juta. Sementara ini responnya masih positif, masih ada yang repeat order juga. Masih banyak juga yang baru tau dan datang," sambung Ricky Aditya.

Disinggung mengenai tantangan berusaha saat pandemi, mereka justru melihat hal itu sebagai peluang untuk mendatangkan uang. "Pandemic orang-orang pada mandang susah. Tapi kami ingin berkreasi lebih. Memaksa kami untuk berbuat lebih. Biar tidak diam. Pandemi ini sebenernya memberikan ruang untuk kami berkreasi," tutup Ricky Aditya.*mz