nusabali

Pemkab Bangli Garap Tari Maskot Pucuk Bang

  • www.nusabali.com-pemkab-bangli-garap-tari-maskot-pucuk-bang

BANGLI, NusaBali
Pemkab Bangli telah menetapkan pucuk bang (kembang sepatu warna merah) sebagai maskot Kabupaten Bangli.

Sebagai kelanjutan penetapan maskot tersebut, kini digarap Tari Maskot Pucuk Bang. Nantinya, taria kreasi untuk maskot Kabupaten Bangli ini akan ditampilkan perdana saat puncak peringatan HUT Kota Bangli, 10 Mei 2021 mendatang.

Penggarapan Tari Pucuk Bang sebagai maskot Kabupaten Bangli ini dikoordinasikan I Ketut Garwa, putra Bangli yang kini dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Penggarapa Tari Pucuk Bang sudah dimulai sejak sepekan lalu.

Menurut Ketut Garwa, khusus untuk Tari Pucuk Bang latihannya dilaksanakan di Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli. Latihan di bawah arahan seniman asal Desa Sulahan, Dewa Nyoman Sedana Arta. Sedangkan khusus latihan tabuh untuk pengiring Tari Pucuk Bang, dilaksanakan di Puri Agung Bangli. "Kami juga mendapat dukungan penuh dari tokoh puri dalam penggarapan Tari Pucuk Bang ini,” ungkap Ketut Garwa di Bangli, Minggu (11/4).

Ketut Garwa menyebutkan, Tari Pucuk Bang yang tengah digarap sebagai maskot Kabupaten Bangli ini menggambarkan makna pucuk bang, yakni lambang sifat keberanian yang berlandaskan kesucian. Tari Pucuk Bang dirancang berdurasi sekitar 11 menit.

Menurut Ketut Garwa, tari Pucuk Bang akan ditarikan oleh 9 penari, yang semuanya merupakan perempuan usia kisaran 18-25 tahun. Sedangkan penabuhnya laki-laki. Penari dan penabuh yang disiapkan dalam garapan Tari Pucuk Bang ini dari beberapa kawasan, seperti Kelurahan Kawan (Kecamatan Bangli), Kelurahan Cempaga (Kecamatan Bangli), Kelurahan Bebalang (Kecamatan Bangli), Kelurahan Kubu (Kecamatan Bangli), dan Desa Sulahan (Kecamatan Susut).

"Khusus untuk penabuh saja, ada 40 orang yang kami libatkan dalam latihan,” papar seniman asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli yang mantan Wakil Rektor III ISI Denpasar ini.

Tabuh untuk Tari Pucuk Bang, kata Ketut Garwa, menggunakan gong gede. Selama ini, tari kreasi untuk maskot daerah lainnya di Bali, tidak ada yang menggunakan gong gede. Nah, dipilihnya gong gede untuk tabuh Tari Pucuk Bang atas pertimbangan karena sebagian besar desa-desa di wilayah Kabupaten Bangli memiliki gong gede. "Gong gede tersebar di seluruh wilayah Bangli. Ini salah satu potensi Bangli yang dapat digarap dengan optimal," katanya.

Versi Ketut Garwa, garapan Tari Pucuk Bang ini ditargetkan sudah rampung sebelum HUT Bangli, 10 Mei 2021 mendatang. "Dengan sisa waktu yang ada selama sebulan, kami optimis dapat menyelesaikannya. Sejauh ini tidak ada kendala berarti. Untuk waktu latihan, disesuaikan dengan jadwal para penabuh dabn penari. Biasanya, latihan dilaksanakan siang atau sore hari," terang Ketut Garwa.

Ide pengarakan Tari Pucuk Bang itu sendiri, menurut Ketut Garwa, datang langsung dari Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta. Awalnya, Ketut Garwa dipanggil Bupati Sedana Arta untuk membahas Tari Pucuk Bang sebagai maskot Kabupaten Bangli.

Dari pertemuan tersebut, Ketut Garwa ditunjuk Bupati Sedana Arta sebagai koordinator penggarapan Tari Pucuk Bang. “Kemudian, mulailah dilakukan komunikasi dengan para pemuda di wilayah Kecamatan Bangli dan sekitarnya, untuk dilibatkan dalam garapan Tari Pucuk Bang ini,” kenangnya.

Sebelumnya, pucuk bang kembali ditetapkan sebagai maskot Kabupaten Bangli setelah melalui pemnahasan dalam pertemuan Bupati Sedana Arta bersama Paruman Sulinggih Kabupaten Bangli, PHDI Bangli, Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Bangli, KMHDI, Peradah, Pengurus Paiketen Pinandita se-Bangli, panglingsir puri, dan kalangan tokoh adat di Kantor Bupati Bangli, 12 Maret 2021 lalu. Kemudian, deklarasi penetapan pucuk bang sebagai maskot Kabupaten Bangli dilakukan saat persebahyangan Upacara Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Bangli pada Tilem Kasangan, bertepatan Pangrupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1943, Sabtu, 13 Maret 2021.

Pucuk bang dipilih sebagai maskot, karena sudah sangat melekat dengan masyarakat Bangli. Bang berarti merah, simbol Dewa Brahma yang artinya pencipta. Merah juga berarti semangat dan berani di atas kebenaran. Karena itu, Bupati Sedana Arta ingin kembali menciptakan dan membangkitkan semangat mewujudkan taksu Bangli pada era baru dan Sad Kerthi Loka Bali di Bangli.

Jauh sebelumnya, pucuk bang sudah pernah ditetapkan menjadi maskot Kabupaten Bangli saat pemerintahan Bupati Ida Bangus Gede Agung Ladip (1990-1995, 1995-2000). Pucuk bang saat itu dulu dideklarasikan sebagai maskot Kabupaten Bangli saat perayaan HUT ke-771 Kota Bangli, 10 Mei 1991. *esa

Komentar