nusabali

Dinamika Pedagang di Besakih 'Diatur' Keramaian Pamedek

  • www.nusabali.com-dinamika-pedagang-di-besakih-diatur-keramaian-pamedek

AMLAPURA, NusaBali
SAAT berlangsung piodalan, karya, dan ritual lainnya di Pura Besakih, Karangaasem, selalu dicirikan dengan keramaian pedagang.

Terutama warung nasi, pedagang sate, dan pedagang lainnya. Namun dinamika hingga keuntungan yang mereka raih sangat tergantung dari dinamika pamadek atau umat. Antara lain, warung-warung banyak tutup sejak puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, Redite Pon Julungwangi, Minggu (28/3). Sebab, pamedek sepi. Setelah pamedek mulai ramai terutama di hari libur, Kamis (1/4) - Minggu (4/4), serentak warung nasi sepanjang jalur Pura Besakih dari Pura Manik Mas Besakih - Bencingah Agung Pura Besakih, langsung buka. Puluhan pedagang sate laut dan daging babi, juga buka.

Bahkan pedagang sate merangsek hingga ke Bencingah Agung atau jaba Pura Basukihan Besakih. Beberapa juga ada yang jualan makanan ringan hingga ke Pura Soring Ambal-Ambal, dan Wantilan Mendapa Kesari Warmadewa.Terutama saat Sabtu (3/4) malam, pedagang jualan 24 jam, dari pagi hingga pagi, karena pamedek datang silih berganti.

Pedagang I Nengah Tama dari Lingkungan Galiran Tengah, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem mengaku jualan, mulanya di luar Bencingah Agung Pura Besakih, setelah pedagang lokal jualan di Bencingah Agung Pura Besakih, maka ikut ambil bagian. "Setelah pamedek ramai, lumayan ada pembeli," ujar I Nengah Tama dihubungi di Bencingah Agung Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin,Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Rabu (7/4).Pedagang sate lainnya I Made Witana, dari Banjar Timbrah Desa, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem juga demikian. "Saya jualan 24 jam, terutama di Sabtu malam atau hari libur, hingga total dapat jualan Rp 3 juta dalam sehari," katanya.Mengaku rutin jualan ke Pura Besakih setahun sekali. Kali ini awalnya pamedek sepi, sempat ragu-ragu jualan, setelah memasuki hari libur, pamedek mulai ramai, sehingga jualan hingga Ida Bhatara masineb, Wraspati Wage Sungsang, Kamis (8/4).

Walau jualan di Bencingah Agung Besakih, terpenting katanya, turut menjaga kebersihan, sehingga tidak ada sampah berserakan. Sebab, telah disediakan tong sampah.Pedagang lokal juga mengaku memulai jualan sejak Kamis (1/4), setelah pamedek mulai ramai. "Mulanya saya mengira pamedek sepi, setelah memasuki hari libur, pamedek padat, makanya saya memulai jualan, sejak Kamis (1/4)" kata pedagang sate I Komang Tole, dari Banjar Besakih Kawan, Desa Besakih.I Komang Tole mengaku jualan, hanya sampai tengah malam, pukul 23.00 Wita, mengingat stok dagangannya keburu habis. Di samping itu juga berupaya jaga kondisi agar keesokan harinya, bisa kembali berjualan dalam kondisi bugar.Praktis para pedagang sate dan pedagang nasi campur, jualan hanya seminggu, Kamis (1/4) hingga Kamis (8/4). Semua pedagang diingatkan petugas pecalang agar turut menjaga kebersihan, dan selalu mengenakan masker. *k16

Komentar