nusabali

Presiden Jokowi Hadiri Dharma Santi Nyepi

Digelar Secara Hybrid, Presiden Ajak Umat Hindu Mulat Sarira

  • www.nusabali.com-presiden-jokowi-hadiri-dharma-santi-nyepi

Peserta yang mengikuti Dharma Santi secara langsung di Pelataran Candi Prambanan dibatasi 50 orang yang lainnya mengikuti secara daring alias virtual.

JOGJAKARTA, NusaBali

Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 yang dirayakan pada 14 Maret 2021 menjadi momentum bagi umat Hindu untuk mulat sarira, introspeksi diri, serta menata kembali sikap dan perilaku dalam menjaga keharmonisan dengan alam, dengan sesama dan dengan Sang Pencipta sehingga pergantian tahun baru Saka ini akan bisa memberikan vibrasi positif bagi kehidupan.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya pada peringatan Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943 yang disampaikan secara virtual, Sabtu (27/3).

Dharma Santi Nasional ini digelar secara hybrid, luar jaringan (Luring) dan dalam jaringan (Daring) dipusatkan di Pelataran Candi Prambanan, Provinsi DI Jogjakarta dimulai pukul 14.45 WIB. Karena dalam masa Pandemi Covid-19, protokol kesehatan (Prokes) diberlakukan ketat. Peserta yang mengikuti secara langsung di Pelataran Candi Prambanan dibatasi sebanyak 50 orang.

Sementara peserta lainnya dan umat Hindu mengikuti secara daring alias virtual dari seluruh Indonesia lewat aplikasi zoom maupun streaming di chanel youtube Bimas Hindu RI. Presiden Jokowi kemarin juga berterima kasih atas pelaksanaan rangkaian peringatan Hari Suci Nyepi yang tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Atas nama pemerintah dan pribadi, saya menyampaikan selamat Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943 kepada umat Hindu di seluruh tanah air," ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu kemarin.

Peringatan Hari Suci Nyepi yang menjalankan protokol kesehatan tersebut menurut Presiden Jokowi selaras dengan nilai-nilai Nyepi itu sendiri yang menuntun umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian. Nilai-nilai tersebut meliputi amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak makan minum/ bersenang-senang). "Dengan menjalankan rangkaian Nyepi ini umat Hindu memberikan jeda waktu kepada alam semesta untuk menata kembali keseimbangannya, memuliakan alam, juga memuliakan harkat dan martabat kemanusiaan kita," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943 bertemakan ‘Kolaborasi dalam Harmoni Menuju Indonesia Maju’ kali ini dipusatkan di Candi Prambanan, Jogjakarta, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Berbicara mengenai Candi Prambanan, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa pembangunan candi tersebut berdampingan dengan Candi Sewu yang bercorak Budha.

Hal itu menjelaskan bahwa di masa itu toleransi dan hidup rukun antarumat beragama sudah menjadi keseharian bangsa Indonesia. "Ini mengajarkan kepada kita semua bahwa toleransi dan hidup rukun berdampingan antarumat beragama sudah dipraktikkan sejak dulu. Bhinneka tunggal ika merupakan DNA bangsa Indonesia," kata Presiden Jokowi.

"Candi Prambanan yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai situs warisan dunia telah membuktikan keunggulan bangsa kita di masa lalu. Warisan sejarah tersebut amat potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan demi kemajuan bangsa serta sebagai sumber pembelajaran nilai-nilai luhur bangsa," tegas Presiden Jokowi.

Kepala Negara, dalam pesan Nyepi yang disampaikannya tersebut, juga mengajak seluruh umat Hindu di Indonesia untuk menjadikan peringatan Nyepi tahun ini sebagai momentum introspeksi diri sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan dan keseharian.

"Saya mengajak umat Hindu di seluruh Tanah Air menjadikan peringatan Nyepi tahun ini menjadi momentum untuk introspeksi serta menata kembali sikap dan perilaku kita dalam menjaga keharmonisan dengan alam, dengan sesama, dan dengan Sang Pencipta sehingga pergantian tahun baru Caka ini akan bisa memberikan vibrasi positif bagi kehidupan kita," tandasnya.

Sementara Wakil Gubernur DI Jogjakarta, KPGAA Paku Alam X dalam sambutannya mengatakan tema Dharma Santi Kolaborasi Dalam Harmoni menuju Indonesia Maju sangatlah tepat. "Dalam Tri Hita Karana, dalam srada bakti juga diwajibkan menjaga keharmonisan dengan memegang teguh ajaran Wasudeva Kutumbakam. Artinya menjaga persaudaraan. Karena kita semua bersumber dari yang sama yaitu Tuhan yang Maha Esa," ujar Wagub Paku Alam.

Sementara Ketua Umum PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, mengatakan Nyepi Saka 1943 adalah momentum bagi umat Hindu untuk senantiasa memberikan kontribusi terhadap pembangunan. Tokoh militer nasional ini mengajak umat Hindu dalam melaksanakan  kewajiban dengan tulus dan ikhlas. "Tokoh agama, akademisi melayani umatnya. Memunculkan hati bersih lahir batin melaksanakan kewajiban berbangsa dan bernegara. Melaksanakan kewajiban dengan tulus dan lurus," ujar mantan Danjen Kopassus ini.

Sementara Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan Hari Raya Nyepi dengan catur brata penyepian untuk menemukan cahaya teduh. "Dengan renungan diri juga memberikan jeda kepada alam, menata keseimbangannya. Ketika alam dimuliakan alam akan memberikan vibrasi positif," ujar Menteri Cholil.

Di tengah Pandemi Covid-19 ini kata Menteri Cholil sebagai momentum menjaga keseimbangan alam. "Seperti yang sebelumnya saya sampaikan, Agama menjadi inspirasi. Hindu dengan ajaran Tat Twam Asi yang berarti aku adalah engkau menginspirasi kita untuk hidup rukun, hidup dengan toleransi, saling menghormati orang lain apapun suku dan agamanya," ujar Menteri Cholil.

Sementara Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI sekaligus Ketua Panitia Dharma Santi Nasional, Tri Handoko Seto menyatakan Dharma Santi merupakan puncak rangkaian Hari Raya Nyepi. Dharma Santi kali ini dilaksanakan di Candi Prambanan dihadiri 50 orang secara langsung dengan protokol kesehatan. Kemudian disiarkan melalui kanal youtube Bimas Hindu. Hasilnya banyak yang menyaksikan. Menurut Tri Handoko, hal itu memperlihatkan umat Hindu sangat antusias.

"Kami sengaja memilih latar belakang Candi Prambanan, Jogjakarta untuk mengingatkan kita pernah menjadi bangsa besar, peradaban maju dan kebudayaan adiluhung. Candi Prambanan menjadi inspirasi kita semua, betapa dibutuhkan kondisi di mana kita berkolaborasi dengan seluruh kekuatan elemen bangsa," kata Tri Handoko.

Dalam Dharma Santi kemarin hadir memberikan Dharma Wacana adalah Guru Besar Universitas Negeri Hindu I Gusti Bagus Sugriwa, Prof Dr I Nengah Duija MSi. Dharma Santi juga dimeriahkan dengan pementasan kesenian, mulai dari Tari Sekar Jagat, persembahan Tari Jawa Petilan Bambangan Cakil, prosesi kesenian Puja Pangruwating Bumi. Selain itu juga diisi dengan Doa Keselamatan Bangsa dan Prosesi Penyalaan Dupa. *nat, k22

Komentar