nusabali

Sudah Diganti, Mesin PCR Rusak di BRSU Tabanan

  • www.nusabali.com-sudah-diganti-mesin-pcr-rusak-di-brsu-tabanan

TABANAN, NusaBali
Pengganti mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) berkapasitas 94 sampel sekali running di Laboratorium PCR BRSU Tabanan telah datang, Sabtu (12/12).

Namun mesin belum bisa digunakan, karena masih proses instalasi.  Mesin pengganti ini langsung diberikan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama mesin rusak, pemeriksaan untuk sampel hasil tracing contact terpaksa dikirim ke laboratorium kesehatan.

Direktur BRSU Tabanan dr Nyoman Susila, menjelaskan mesin pengganti PCR telah datang. Saat ini mesin PCR bantuan dari BNPB sudah di Tabanan. “Rencana Senin (hari ini) segera ditindaklanjuti dengan proses instalasi serta optimasi,” ujarnya, Minggu (13/12).

Menurut dr Susila, jika proses instalasi berjalan lancar maka dalam waktu 1-2 hari mesin baru PCR sudah bisa digunakan. “Untuk kapasitas mesin belum tahu, besok (hari ini) baru diketahui karena baru akan dilakukan instalasi,” imbuhnya.

Dijelaskan dr Susila selama mesin PCR rusak, memang tidak ada perubahan shift. Tetapi uji lab khusus hasil tracing contact dilimpahkan ke laboratorium  kesehatan Provinsi Bali. Sebab mesin pertama yang berkapasitas 60 sampel per hari dikhususkan untuk sampel pasien di rumah sakit pemerintah/swasta yang ada di Tabanan saja.

“Untuk itu kita segera laporan, dan langsung dibantu BNPB. Meskipun hanya beroperasi 1 mesin, pemeriksaan untuk pasien di Tabanan masih aman,” ucap dr Susila.

Seperti berita sebelumnya, Lab PCR BRSU Tabanan dibantu 2 alat mesin PCR dari Provinsi Bali. Namun 1 mesin yang berkapasitas 94 sampel sekali running, rusak sepekan lalu sehingga pemeriksaan laboratorium hanya mengandalkan mesin berkapasitas 60.

Lab PCR di BRSU Tabanan dilengkapi 3 orang petugas yang terlatih. Dalam pemeriksaan sampel swab positif Covid-19 ada tiga tahap pengerjaan di laboratorium PCR. Yakni tahap mixing reagen, ekstraksi sampel, dan proses di mesin PCR. Dari tiga tahapan ini yang paling berisiko adalah proses ekstraksi sampel sehingga harus dikerjakan di ruang khusus BSC (bio safety cabinet). Maka dari itu petugas yang di bagian itu harus menggunakan alat pelindung diri (APD) level III. Sedangkan yang proses lainnya memakai APD level II. *des

Komentar