nusabali

Plastic Exchange Disertai Edukasi

  • www.nusabali.com-plastic-exchange-disertai-edukasi

GIANYAR, NusaBali

Plastic exchange (kegiatan penukaran sampah plastic) dengan beras atau komoditas lain belakangan ini marak di Kabupaten Gianyar.

Kegiatan ini pun diapresiasi oleh para pegiat lingkungan. Karena secara kasat mata membuat sebagian masyarakat berlomba-lomba mengumpulkan sampah plastik.  Karena semakin banyak sampah plastik ditukar, maka semakin banyak dapat beras atau komoditas penukarnya. Salah seorang aktivis lingkungan di Kabupaten Gianyar, Ketut Suaraya menilai, setidaknya untuk sementara waktu, pastic exchange ini bagus. Dari amatannya di lapangan, ada dua manfaat, pertama merangsang kelompok masyarakat makin banyak memungut dan mengumpulkan  sampah plastik. Kedua, dapat membantu penyediaan bahan pangan khususnya beras. Karena banyak masyarakat masih kesulitan dalam penyediaan bahan pangan harian. Ini pula akibat keterbatasan dana masyarakat terdampak pandemi Covid-19 sejak Maret 2020. ’’Namun, sangat baik jika plastic exchange dibarengi dengan edukasi dan sosialisasi tentang penyadaran masyarakat agar mau mengelola sampah secara baik dan benar,’’ ujarnya, belum lama ini.

Suarnaya sangat berharap setiap pelaksanaan plastic exchange agar disertai edukasi tentang sistem pengelolaan sampah. Edukasi tersebut menyangkut teknis pemungutan, pemilahan jenis sampah organic dan unorganik. Masyarakat juga penting dirangsang agar dapat memanfaatkan sampah bermodel pengelolaan sampah di TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (mengurangi – menggunakan – daur ulang). Dengan model ini, sampah dari setiap rumah tangga wajib dipilah antara sampah organik dan unorganik.

‘’Jika dilengkapi dengan edukasi, maka plastic echange tak jadi sekadar menukar sampah dengan beras. Masyarakat penting dirangsang dan disadarkan dengan pengetahuan tentang metedo pengelolaan sampah yang berkelanjutan,’’ ujar konsultan lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar, asal Kesiman, Denpasar ini.

Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala DLH Kabupaten Gianyar Wayan Kujus Pawitra mengatakan dirinya bersama Tim DLH Gianyar telah memonitor maraknya kegiatan plastic exchang di Gianyar di tengah pandemi. Dia sependapat agar setiap kegiatan tersebut juga mengedepankan edukasi untuk membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah. Jika tanpa eduasi, maka plastic exchange hanya bernilai sekadar barter sampah dengan beras atau komoditas lain.

Menurutnya, jika untuk manfaat sementara atau insidentil karena pandemi, model plastic exchange ini cukup tepat. Namun untuk jangka panjang, perlu dipikirkan lagi. Karena siapa pun akan kesulitan dalam menyediaan dana pembelian beras dalam tempo jangka panjang. ‘’Di lain sisi, masyakat terlanjur ketergantungan dengan kebiasaan, menghalau sampah dapat beras,’’ ujarnya.

Kujus Pawitra acung jempol jika setiap pasca plastic excheng, masyarakat makin tersadarkan tentang pengelolaan sampah secara sistematis, terpadu, terstruktur, dan terarah. Namun kesadaran ini mesti berbarengan dengan kemanfaatan sampah untuk warga sendiri dan lingkungan sekitar.  ‘’Intinya, kegiatan barter  ini jadi super, jika berbuah kesadaran terhadap lingkungan,’’ jelasnya.

Kujus Pawitra menambahkan, selama ini model pengelolaan sampah TPS 3R masih menjadi model terbaik. Karene model ini menjamin sampah organik dan unorganik jadi bermanfaat untuk masyarkat, baik untuk pupuk kompos atau dijual yang unorgaik. Di Gianyar kini terdapat TPS3R di Lingkungan Padangtegal, Kelurahan Ubud, Desa Bedulu, Taro, dan Pejeng. Persiapan pembangunan TPS 3R kini terdapat di Desa Tulikup, Keramas, Sebatu, dan Medahan. Di Kabupaten Gianyar kini terdapat 64 bank sampah. Terkait itu, Bupati Gianyar tahun 2019 sudah menerbitkan surat edaran yang intinya agar setiap desa mengalokasikan dana desa untuk pembangunan sarana pengolahan sampah. ‘’Kami dari Tim DLH dan OPD terkait, secara simultan terus membina masyarakat untuk membangun TPS 3R,’’ jelas Sekretaris DPRD Gianyar ini.*lsa

Komentar