nusabali

Sektor Pertanian Buleleng Menipis

  • www.nusabali.com-sektor-pertanian-buleleng-menipis

SINGARAJA, NusaBali
Kabupaten Buleleng sebagai daerah terluas di Bali memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi.

Bahkan sektor pertaniannya menurut data Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bali menyebut penggerak ekonomi tertinggi ada pada sektor pertanian. Hanya saja dalam sepuluh tahun terakhir sektor pertanian disebut mulai berkurang.

Kepala BI Kantor Perwakilan Bali Trisno Nugroho saat hadir di Buleleng belum lama ini memaparkan penggerak ekonomi terbesar di Buleleng ada pada sektor pertanian, akomodasi makan dan minum dan perdagangan. Sektor pertanian pun menempati posisi tertinggi dengan jumlah 21,35 persen, kemudian disusul akomodasi makan minum sebesar 18,61 persen dan perdagangan 11,82 persen.

Proporsi penggerak perekonomian Buleleng ini pun cukup aman. Termasuk jika sektor tertinggi kedua yakni akomodasi makan dan minum tidak ada seperti pada pandemi Covid-19 saat ini. “Semestinya dengan nomor dua (akmamin) tidak ada sebenarnya pertanian yang memberikan pilar pembangunan Buleleng masih bisa tumbuh cukup bagus. Sehingga pertanian tetap harus menjadi fokusnya Buleleng dalam menggerakkan perekonomian,” ucap Trisno.

Kasus ini pun berlaku hampir sama dengan kabupaten lain di Bali di luar Gianyar, Denpasar dan Badung dengan sektor pertanian yang masih menjadi penggerak terbesar perekonomian di daerahnya. Hanya saja berdasarkan data kajian BI Bali sepuluh tahun terakhir sektor pertanian perkebunan, kehutanan dan perikanan di Buleleng mengalami penyusutan. Jika pada tahun 2010 menyumbang pergerakan ekonomi sebesar 24,73 persen di tahun 2019 menyusut menjadi 21,35 persen.

Pergerakan peningkatan malah terjadi pada sektor akomodasi makan minum dari 14,92 di tahun 2010 menjadi 18,61 persen di tahun 2019. “Jadi apa artinya? Data itu menunjukkan perlu diperhatikan pertanian kehutanan dan perikanan mulai berkurang di Buleleng. Sedangkan akomodasi tampak didorong oleh Kabupaten Buleleng,” imbuh dia.

Menurut Trisno sebenarnya Pemkab Buleleng tetap saja mempertahankan pergerakan ekonomi di sektor pertanian, dengann akomodasi pariwisata sebagai bonus. hal itu pun didukung dengan luasan wilayah Buleleng paling luas di Bali. Pemerintah hanya perlu tetap mengalokasikan anggaran untuk pertanian dan perkebunan seperti intensifikasi tanaman kopi, cengkih dan durian yang memiliki peluang yang menjanjikan untuk memperkuat ekonomi dari sektor pertanian. *k23

Komentar