nusabali

Ekosistem Gojek Topang Ekonomi Bali di Masa Pandemi

  • www.nusabali.com-ekosistem-gojek-topang-ekonomi-bali-di-masa-pandemi

Riset LD FEB Universitas Indonesia menyebutkan bahwa Gojek menggerakkan 12% PDRB Kota Denpasar, senilai Rp 6,7 triliun.

DENPASAR, NusaBali
Ketergantungan pada sektor pariwisata membuat perekonomian Bali menjadi babak-belur pada masa pandemi Covid-19.

Terbukti, di saat kontraksi ekonomi nasional minus 5,32 persen, maka yang terjadi di Bali adalah pertumbuhan minus 10,98 persen. “Ini karena ketergantungan yang tinggi pada sektor pariwisata. Ibaratnya, kita punya telur ditaruh di satu keranjang semua,” kata Made Artana SKom MM, Ketua Yayasan STMIK Primakara.

Beruntung sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Bali masih bergerak. Berdasarkan penelitan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), platform digital ekosistem Gojek mampu membuat pelaku UMKM tetap bertahan dan memberi kontribusi bagi perekonomian Bali agar tidak mengalami kontraksi lebih dalam lagi. “Sebanyak  84% hingga 94% UMKM yang bermitra atau menggunakan layanan Gojek merasa terbantu  untuk bertahan selama pandemi dengan teknologi yang tersedia,” kata I Dewa GK Wisana PhD, dari  LD FEB UI dalam jumpa pers virtual, Selasa (6/10).

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 3.100 mitra pengemudi dan mitra UMKM di Denpasar, terungkap bahwa mitra GoFood merasakan manfaat teknologi aplikasi GoBiz (68%), layanan pembayaran GoPay (39%) dan layanan pengantaran Gojek (33%).

Sebelum masa pandemi, geliat ekosistem Gojek untuk Kota Denpasar malah sangat terasa dari sisi nominal.  Dari riset LD FEB UI yang bertajuk ‘Peran Ekosistem Digital Gojek di Ekonomi Indonesia Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19’ terdata kontribusi mitra Gojek pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar mencapai Rp 6,7 triliun atau menggerakkan 12% PDRB Kota Denpasar. “Jika dihitung menggunakan metode nilai tambah ke perekonomian Denpasar, maka Gojek berkontribusi Rp 5,8 triliun di tahun 2019,” ungkap Dewa Wisana.

Riset tersebut juga menemukan bahwa omzet UMKM yang bergabung dalam GoFood di tahun 2019 meningkat 23%, omzet social sellers GoSend meningkat 16%, dan omzet UMKM GoPay meningkat 18% sejak bergabung dengan Gojek. Sedangkan, 80% UMKM GoFood juga mengalami peningkatan volume transaksi dan 99% dari mereka mendapatkan pelanggan baru.

Tidak hanya berdampak terhadap UMKM di dalam ekosistem Gojek. Hasil riset mengungkapkan bahwa  UMKM di luar ekosistem Gojek, seperti penyedia bahan baku di pasar dan bengkel kendaraan juga mendapatkan manfaat  dengan mengalami peningkatan omzet sebesar 6%.

Dampak multiplier, atau kontribusi tidak langsung keberadaan Gojek pada PDRB Denpasar tahun 2019,

mencapai Rp 739 miliar. Ini dihitung dari pendapatan UMKM di luar ekosistem Gojek (seperti bengkel

yang digunakan mitra pengemudi, atau pedagang pasar yang menjual bahan baku ke mitra GoFood)

setelah Gojek beroperasi di Denpasar.

Sementara itu Michael Reza Say, VP Regional Corporate Affairs Gojek mengakui bahwa pada masa pandemi ini terjadi lonjakan fenomena social seller, yakni, pengusaha individu minim pengalaman bisnis yang menggunakan media sosial untuk berjualan. “GoSend mempermudah jualan para social seller,” kata Michael yang juga seorang dosen di Jakarta ini.

Michael pun berharap adanya teknologi yang disiapkan Gojek memberi shortcut bagi para pelaku usaha, khususnya UMKM. Di balik itu, dia juga mengingatkan soal kreatif membaca peluang usaha. “Karena adanya ekosistem ini juga menjawab kekhawatiran konsumen pada masa pandemi,” tuntas Michael.

Ekosistem yang dibangun Gojek itu pun dipuji oleh Made Artana. Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional 2017 ini menyadur hasil riset

McKinsey & Company yang menyebutkan  sektor pariwisata memerlukan waktu pemulihan paling lama pasca Covid-19 melanda. “Bisa lima tahun,” kata Artana.

“Oleh karena itu, berbagai peluang harus dicari masyarakat. Dan keberadaan ekosistem Gojek ini lebih banyak memberi peluang untuk mendapatkan alternatif penghasilan,” tuntas  Artana. *mao

Komentar