nusabali

Pasca Ambruknya Jembatan Kuning, Pemprov Anggarkan Rp 45 Miliar

  • www.nusabali.com-pasca-ambruknya-jembatan-kuning-pemprov-anggarkan-rp-45-miliar

Sebelum ambruk, perbaikan Jembatan Kuning sempat dianggarkan Pemprov Bali Rp 15 miliar lewat APBD 2016, namun gagal digarap

Sedangkan untuk penanganan sementara, kata Sudikerta, rencananya akan dilakukan shuttle laut dengan memanfaatkan perahu milik penduduk setempat dan bantuan operasional dari pemerintah. Hal ini didasari karena sifat perairan laut Nusa Ceningan-Nusa Lembongan memiliki arus kuat. Karenanya, jembatan darurat tidak efektif, karena bisa terulang musibah serupa.

“Prinsipnya kami mendukung akses transportasi yang harus tetap berjalan untuk me-ngakomodir kepentingan masyarakat, terutama untuk transportasi anak-anak sekolah. Itu yang harus kita utamakan,”  katanya.

Sementara, anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali Dapil Klungkung, Ngakan Made Samudra, mengatakan Pemkab Klungkung harus proaktif dalam mengupayakan dana-dana Pemprov Bali dan kementerian untuk pembangunan insfratsuktur. Ngakan Samudra juga menyebutkan, jadi pertanyaan juga kenapa dana Rp 15 miliar yang sudah dicairkan lewat APBD 2016, justru proyeknya belum bisa jalan? “Ini koordinasi yang harus diupayakan maksimal. Kalau sekarang ada dana Rp 45 miliar, bisa jembatan permanen itu dibangun,” ujar politisi sepuih Demokrat asal Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida ini.

Ngakan Samudra mengatakan, Pemkab Klungkung memiliki dana yang terbatas dalam pembangunan infrastruktur. Sebab, APBD Klungkung sangat kecil. ”Bupatinya harus rajin mengupayakan anggaran ke pusat. Kalau andalkan PAD Klungkung, ya jelas nggak bisa. Berapa sih APBD Klungkung?” katanya.

Karena itu, Ngakan Samudra mendesak Pemkab Klungkung proaktif dalam koordinasi, supaya anggaran Rp 45 miliar melalui APBD 2017 yang sudah disiapkan Pemprov Bali dimanfaatkan untuk pembangunan Jembatan Kuning. “Koordinasi ini bukan hanya untuk pembangunan jembatan saja, tapi juga jalan lingkar dan infrastruktur lainnya,” ujar anggota Komisi I DPRD Bali ini.

Sementara itu, Tim Inafis dan Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar telah mengecek langsung kondisi reruntuhan Jembatan Kuning, Senin pagi. Selain memasang police line, petugas kepolisian juga mengambil sampel tali sling utama jembatan yang putus.

Tim Inafis dan Lafbor bersama Polres Klungkung berangkat bareng dari Pelabuhan Tribuana Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung menuju kawasan seberang Nusa Penida, Senin pagi sekitar pukul 07.30 Wita. Rombongan kepolisian didampingi langsung Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Kapolres Klungkung AKBP FX Arendra Wahyudi, dan Dandim 1610 Klungkung Letkol Inf Fransiscus Ari Susetio.

Tiba di lokasi TKP Jembatan Kuning yang ambruk sekitar pukul 08.00 Wita, petugas kepolisian langsung memasang police line, agar jembatan ambruk ini tidak lagi dimanfaatkan masyarakat. Petugas juga mengambil sejumlah sampel, termasuk tali sling utama yang terputus, di mana kondisinya terlihat sudah mengkarat. ”Sampel tali sling yang putus ini menjadi barang bukti utama yang dapat menunjang pemeriksaan petugas,” ujar Kapolres FX Arendra Wahyudi.

Kendati petugas menemukan karat dan bagian yang lapuk pada tali sling, namun Kapolres Arendra belum berani memastikan terputusnya tali sling utama ini apakah ada unsur kelalaian atau tidak. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga pemeriksaan labfor, sebelum hasil pemeriksaan tersebut dipublikasikan.

“Kita juga sudah memeriksa 6 orang saksi yang berada di lokasi kejadian saat itu, termasuk dari pihak korban,” tanfasnya. Kapolres Arendra menyebutkan, nantinya tim gabungan yang di-back up Polda Bali dan Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar akan bekerja maksimal untuk mengungkap penyebab terputusnya jembatan sepanjang 100 meter dengan lebar 1 meter yang dibangun tahun 1994 ini.

Sedangkan Kepala Pelaksana Badan Penangglangan Bencana Daerah (BPBD) Klung-kung, I Putu Widiada, mengatakan petugas yang berjumlah 11 personel dengan dibantu warga setempat, telah melakukan pemotongan struktur reruntuhan jembatan, Senin kemarin. Menurut Putu Widiada, warga memberikan bantuan alat pemotong besi dan las. “Karena kondisi air laut pasang surut, waktu untuk memotong puing jembatan agak lama,” jelas Widiada kepada NusaBali. nat,wa

Komentar