nusabali

Bulog Ganti Beras Barak Kutuan di Pupuan Tegallalang

  • www.nusabali.com-bulog-ganti-beras-barak-kutuan-di-pupuan-tegallalang

Penyaluran beras jenis DM ini sebagai wujud sinergi Bulog dengan pihak terkait dalam menyelamatkan hasil pertanian.

GIANYAR, NusaBali
Kasus raskin (beras untuk KK miskin) yang barak kutuan (kemerah-merahan dan berisi kutu), disalurkan Bulog ke Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, disikapi serius pihak Bulog. Bulog Provinsi Bali melalui Kepala Gudang Bulog di Desa Batubulan, Sukawati, Gianyar, Wayan Nadi, menemui Perbekel Desa Pupuan Wayan Sumatra, Jumat (14/10).

Ia juga menemui kaur desa setempat. Kepada Perbekel Sumatra, Nadi menyatakan, Bulog siap menganti beras raskin jika ditolak masyarakat. Namun penggantian dilakukan setelah pihak desa menentukan jumlah raskin yang ditolak pihak penerima atau KK miskin itu.  

Usai menemui Perbekel Sumatra, kepada NusaBali,  Nadi mengatakan, beras lokal yang disalurkan untuk KK miskin ke Pupuan dan desa-desa lainnya adalah beras jenis DM, bukan beras impor jenis LN. Meski demikian, beras DM ini hanya kalah warna atau kurang putih, namun rasanya tetap enak dan pulen.

Sedangkan, beras LN penampakannya bagus, namun rasanya kurang enak. ‘’Beras ini (jenis DM) hanya kalah goba (tampilan), namun menang di rasa,’’ jelasnya. Kata Nadi, penyaluran beras jenis DM ini sebagai wujud sinergi Bulog dengan pihak terkait dalam menyelamatkan hasil pertanian, khususnya di Bali.

Nadi menegaskan, warna beras yang biasanya putih jadi kemerah-merahan, disebabkan antara lain, padinya rebah karena hujan lebat, padi lambat memanen, kehujanan terlalu lama, gabahnya lambat dijemur, dan lainnya.

Sebelumnya,  ribuan kilogram (kg) raskin (beras miskin) untuk 693 RTSPM (Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat) di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, terpaksa dipending penyalurannya oleh desa setempat. Karena, raskin kiriman Bulog itu barak (kemerah-merahan, Red) dan kutuan (ada banyak kutu, Red) hingga cenderung membusuk. Kondisi beras jatah raskin untuk Oktober 2016 itu, dilaporkan oleh Perbekel Pupuan I Wayan Sumatra ke Kepala Bagian Ekonomi Setda Gianyar I Gede Windia Berata. Saking kecewanya, Sumatra pun menyebar sejumlah foto beras barak itu di akun facebooknya, dengan makna status, kecewa. lsa

Komentar