nusabali

Ortu Siswa Pertanyakan Surat Pernyataan Belajar Tatap Muka

  • www.nusabali.com-ortu-siswa-pertanyakan-surat-pernyataan-belajar-tatap-muka

BANGLI, NusaBali
Sejumlah orangtua siswa mendatangi SMPN 1 Bangli, Jumat (4/9). Mereka mempertanyakan surat pernyataan tentang pembelajaran tatap muka.

Para ortu siswa ini khawatirkan belajar tatap muka karena masih pandemi Covid-19. Pihak sekolah diminta mencari rekomendasi dari instansi terkait untuk memulai belajar tatap muka.  Salah seorang ortu siswa, Agung Dinata, mengaku diminta membuat surat pernyataan mengizinkan anaknya mengikuti belajar tatap muka. Format surat pernyataan diberikan oleh sekolah. “Format surat kami terima kemarin dan diminta mengumpulkan ke sekolah,” ungkap Agung Dinata. Dalam format surat, disebutkan ortu siswa siap bertanggungjawab atas pernyataan tersebut. Agung Dinata pun datang ke sekolah mempertanyakan kesiapan sekolah untuk belajar tatap muka.

Ortu siswa ada kekhawatiran menyetorkan surat pernyataan mengizinkan anak mengikuti belajar tatap muka. Jangan sampai surat pernyataan dijadikan patokan untuk belajar tatap muka, sementara kondisinya belum memungkinkan. “Kami harapkan ada rekomendasi dulu dari instansi terkait bahwasanya pembelajaran tatap muka sudah dapat dijalankan. Setelah itu baru minta persetujuan orangtua siswa,” pinta ortu siswa lainnya. Mereka tidak menginginkan karena banyak yang menyetorkan surat pernyataan, justru dijadikan alasan belajar tatap muka.

Ditegaskan, pembelajaran tatap muka harus berpedoman pada keputusan bersama empat menteri. Sumber ini mengaku tidak akan menyetorkan surat pernyataan hingga ada rekomendasi dari instanasi terkait untuk pembelajaran tatap muka. Sementara itu Waka Kurikulum SMPN 1 Bangli, Wayan Agus Adi Wiguna, surat pernyataan sebagai langkah untuk mengetahui respon ortu siswa. Selain itu sebagai bahan evaluasi. Disebutkan format surat pernyataan diterima dari Dinas Pendidikan. Orangtua siswa tidak diharuskan menyetorkan surat pernyataan tersebut.

Dijelaskan, untuk pembelajaran tatap muka masih menunggu keputusan pemerintah daerah. “Tentu kami mengikuti keputusan pemerintah. Jika belum diterapkan, maka pembelajaran tetap secara daring," jelasnya. Terkait kesiapan SMPN 1 Bangli, telah menyiapkan fasilitas cuci tangan. Teknis pembelajaran bahwa kegiatan belajar diikuti 50 persen siswa. Sehingga pembelajaran dilakukan secara bergantian. Jam belajar diatur yakni 2,5 jam. Sekolah mengikuti petunjuk pemerintah. *esa

Komentar