nusabali

Penyuluh KB Bebandem Gencarkan Cegah Stunting

  • www.nusabali.com-penyuluh-kb-bebandem-gencarkan-cegah-stunting

AMLAPURA, NusaBali
Kasus stunting atau pertumbuhan tinggi badan balita tidak sesuai umur) di Karangasem mencapai 26,23 persen di bawah Jembrana dan Bangli.

Mencegah terjadinya stunting, penyuluh KB (Keluarga Berencana) Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Nyoman Langkir, gencarkan penyuluhan pencegahan stunting. Stunting bisa ditekan sejak ibu-ibu hamil hingga bayi lahir.

Nyoman Langkir fokuskan pada bina keluarga balita, pentingnya memahami 1.000 hari perencanaan hidup, optimalkan tumbuh kembang anak dalam bina keluarga balita (BKB), juga memotivasi mekanisme kerja kader BKB dan pengisian kartu kembang anak. Pencegahan stunting diawali dari ibu hamil agar rutin menjalani pemeriksaan sehingga tahu perkembangan bayi dalam kandungan. Setelah bayi lahir selama enam bulan pertama, secara rutin dapat ASI (air susu ibu), beri makanan bergizi yang cukup, periksakan ke Posyandu secara rutin sebulan sekali. Sehingga pertumbuhan balita terkontrol. “Jika setip bulan menunjukkan kenaikan berat badan, balita itu berarti sehat,” jelas Nyoman Langkir, Kamis (3/7).

Saat menggelar penyuluhan di Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangassem, belum lama ini, disertai penyerahan buku administrasi dari PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) Jro Mekel Mita Dewi ke kader BKB Desa Budakeling. Juga penyerahan APE (alat permainan edukatif) pada kelompok BKB. Program penyuluhan dihadiri ibu-ibu rumah tangga Desa Budakeling dengan mengedepankan protokol kesehatan. “Saya selama ini sosialisasi mencegah stunting dengan memberikan pemahaman kepada ibu-ibu rumah tangga,” kata Nyoman Langkir.

Kadis Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengatakan stunting di Karangasem dengan 26,23 persen itu berdasarkan riset kesehatan dasar prevalensi status gizi pada anak umur 0-59 bulan, kisaran angka 20-30 persen tergolong tinggi. Di Karangasem, dengan sampel 10 anak balita, ditemukan 2-3 anak stunting, itu berarti angka stunting masih tinggi. Upaya menurunkan angka stunting dengan cara memenuhi kebutuhan gizi sejak bayi masih dalam kandungan. Anak yang baru lahir wajib diberikan ASI (air susu ibu) eksklusif sampai umur 6 bulan. Diberikan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) sehat dan terus memantau tumbuh kembang anak terutama memantau pertumbuhan berat badan setiap bulan.

Itulah pentingnya mengajak anak ke Posyandu agar tahu perkembangan berat badan anak pada KMS (kartu menuju sehat). Juga melalui program gerakan masyarakat hidup sehat (Germas HS). Disebutkan, di Karangasem pertumbuhan anak sangat pendek mencapai 6,83 persen, pertumbuhan pendek 13,03 persen, dan pertumbuhan normal mencapai 73,77 persen. Sebagai perbandingan stunting di kabupaten/kota di Bali, Bangli sebesar 43,15 persen, Jembrana 29,06 persen, Karangasem 26,23 persen, Badung 25,24 persen, Klungkung 21,39 persen, Buleleng 20,47 persen, Denpasar 18,84 persen, Tabanan 16,15 persen, dan Gianyar 12,08 persen. *k16

Komentar