nusabali

Ngereh Tengah Malam, Muncul Sinar di Gegumuk Agung Areal Setra

  • www.nusabali.com-ngereh-tengah-malam-muncul-sinar-di-gegumuk-agung-areal-setra

Versi Ida Pedanda Made Manggis, munculnya suara-suara aneh, sinar benderang, dan terjadinya kerauhan saat ritual Ngereh pertanda rencang Ida Batara sudah hadir di lokasi

Prosesi Ngereh Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda itu sendiri diawali dengan upacara Atur Piuning di Pura Dalem Pemuhuman. Setelah prosesi lengkap, barulah Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda kapundut (diiring) menuju Setra Desa Pakraman Bunutin yang lokasinya menyatu dengan Pura Prajati, Sabtu malam pukul 23.00 Wita. Kemudian, ritual Ngereh dimulai tepat tengah malam pukul 24.00 Wita.

Bertindak sebagai yajmana karya adalah Ida Pedanda Made Manggis, sulinggih dari Griya Gaga Siladan, Desa Pakraman Tamanbali, Kecamatan Bangli. Menurut Ida Pedanda Made Manggis, upacara Ngereh merupakan salah satu rangkaian prosesi setiap  nangiang Tapakan Barong maupun Rangda. “Tujuannya, mohon panugrahan (anugerah Ida Batara, Red),” ungkap Ida Pedanda Manggis kepada NusaBali, Rabu (21/9).

Ida Pedanda Manggis menjelaskan, saat ritual Ngereh, Tapakan Ratu Gede Barong Ket mendapat waranugraha dari Sanghyang Banaspatiraja, sementara Tapakan Rangda mendapatkan waranugraha dari Ida Batari Durga. Keduanya disimboliskan dari lokasi dan tempat nunas taru (kayu) yang dipakai untuk membuat tapel Barong dan Rangda.

Ritual Ngereh harus dilaksanakan pas tengah malam, karena bermakna filosofis  logis. Menurut Ida Pedanda Manggis, ibarat bersemadi (bertapa), tentu membutuhkan suasana hening, sehingga bisa fokus. Nah, waktu yang tepat untuk suasana hening adalah tengah malam. “Secara tatwa, itu maknanya,” jelas sulinggih yang memimpin langsung ritual Ngereh di Setra Desa Pakraman Bunutin ini.


SELANUTNYA . . .

Komentar