nusabali

Buleleng Dorong Peningkatan Produksi Beras Merah

  • www.nusabali.com-buleleng-dorong-peningkatan-produksi-beras-merah

Petani tak perlu khawatir serapan pasar, karena PD Swatantra siap membeli beras merah petani dengan harga Rp 21.000 per kilogram.

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng terus berupaya mendorong peningkatan produksi beras merah dari Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng melalui sejumlah program. Salah satunya dengan menggandeng Perusahaan Daerah (PD) Swatantra untuk memasarkan beras merah yang dihasilkan oleh petani lokal ini.

Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng yang dikepalai oleh I Made Sumiarta bersama PD Swatantra menggelar pertemuan dengan sejumlah petani beras merah Desa Munduk, Sabtu (13/6). Pertemuan yang juga melibatkan pekaseh atau Kelian Subak setempat ini membahas program pengembangan beras merah dan membantu petani di tengah pademi Covid-19.

Pasalnya, dari data yang dihimpun oleh pihak Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng menyebutkan, dari lahan seluas 75 hektare, yang produktif hanya 35 hektare untuk ditanami tanaman padi beras merah. Selain akibat pandemi Covid-19, penurunan ini diakibatkan juga karena sulitnya petani menjual hasil pertanian yakni beras merah itu sendiri.

Sumiarta menyebutkan saat ini Pemkab Buleleng serius mengembangkan dan membangkitkan kembali sentra beras merah yang ada di Bali khususnya di Desa Munduk agar tetap produktif. Pertemuan ini, kata dia, membicarakan kesepakatan awal bersama PD Swatantra terkait mekanisme dalam menyerap dan membeli  seluruh beras merah yang ada di Desa Munduk.

Dalam hal ini akan dibuat tiga prinsip yang nantinya digunakan untuk menyerap produk beras merah unggulan tersebut. “Nantinya produk unggulan beras merah satu-satunya yang ada di Bali ini akan diserap dengan prinsip 3K. Seperti kepastian pasar, kepastian harga dan kepastian pembayaran,” tutur Sumiarta.

Hal ini, lanjutnya, dilakukan sebagai antisipasi agar tidak ada permasalahan yang dialami para petani saat menjual beras merah ketika musim panen datang. Sejauh ini, PD Swatantra sudah siap untuk menyerap beras merah para petani Desa Munduk kapanpun panen tiba. Sehingga masalah pemasaran yang selama ini kerap dihadapi para petani beras merah kini sudah ditemukan solusinya.

Para petani juga tidak perlu khawatir jika panen melebihi target produksi. Mereka juga bisa menjual keluar hasil produksinya. "Idealnya, jika nanti hasil panen melebihi target produksi, para petani pun dapat menjual keluar hasil produksinya. Tentunya dijual dengan harga di atas harga standar yang telah diberikan oleh PD Swatantra,” tambah mantan Kepala Bagian Umum Setda Buleleng ini.

Dengan luas lahan sebanyak 35 hektare tersebut pihaknya sangat yakin dengan hasil panen yang diperkirakan setiap satu hektarnya nantinya akan mampu memproduksi 1 ton beras merah. Nantinya setiap tahunnya hasil panen petani bisa mencapai 70 ton yang bisa diproduksi dengan waktu panen setiap enam bulan sekali.

Sementara itu, Direktur PD Swatantra, I Gede Bobi Suryanto, menjelaskan bahwa perusahaan daerah tersebut akan membeli hasil panen beras merah di Desa Munduk dengan harga terendah Rp 21.000 per kilogramnya. Ia menjamin nantinya para petani tidak khawatir lagi kesulitan menjual beras merah hasil panen mereka.

Sehingga nantinya para petani bisa fokus untuk terus mengembangkan beras merah Desa Munduk agar bisa menjadi ikon beras merah terbaik yang ada di Bali. "Saya berharap beras merah di Munduk ini terus dikembangkan lagi, sehingga bisa betul-betul menjadi ikon beras merah dengan kualitas terbaik yang ada di Bali," harapnya.

Syaratnya beras merah yang dijual adalah murni hasil produksi para petani yang ada di Munduk dengan kualitas yang tinggi. Ia juga menjamin tidak akan ada permainan harga saat panen. "Jika para petani ingin menjual keluar sangat diperkenankan. Namun kami sarankan untuk menjual di atas harga standar yang sudah diberikan sehingga petani tidak merugi," tutupnya.*cr75

Komentar