nusabali

Paket Calon Dipaksa Lahir Saat Kuningan

  • www.nusabali.com-paket-calon-dipaksa-lahir-saat-kuningan

DPD II Golkar Buleleng terkesan panik, setelah strategi pasang ‘dua kaki’ antara usung paket calon sendiri atau dukung pasangan jalur Independen ke Pilkada Buleleng 2017 dibuyarkan KPU.

Golkar Buleleng 'Panik'


SINGARAJA, NusaBali
Mereka desak Kalisi Bali Mandara (Golkar-Demokrat-PPP-PAKS-PAN-PKB) untuk segera lahirkan pasangan Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng bertepatan Hari Raya Kuningan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (17/9) besok.

Indikasi ini tercermin lewat dalam rapat ‘genting’ DPD II Golkar Buleleng di Singaraja, Kamis (15/9), yang digelar menyikapi situasi politik terkini jelang Pilkada 2017. Dalam rapat kemarin, DPD II Golkar Buleleng desak Koalisi Bali Mandara (KBM) agar sudah menentukan sikap mengusung paket calon sendiri atau mendukung kandidat Independen sebelum tahap pendaftaran calon ke KPU Buleleng, 21-23 September 2016 depan.

Rapat yang digelar di Sekretariat DPD II Golkar Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, Kamis kemarin, dipimpin langsung Ketua DPD II Golkar Buleleng Putu Singyen. Dalam rapat kemarin juga dihadirkan seluruh Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Buleleng dan anggota Fraksi Golkar DPRD Buleleng.

Sumber NusaBali dari lingkaran Golkar yang ikut dalam rapat kemarin menyebutkan, Partai Beringin besama mitra koalisinya di KBM ditarget sudah harus menentukan sikap Sabtu besok, bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. Jika keputusannya memang mengusung paket calon ke Pilkada Buleleng 2017, maka pasangan calon sudah harus ditetapkan besok. “Ya, supaya tidak ngambang seperti ini, banyak kader yang bertanya-tanya,” katanya.

Dalam pertemuan kemarin, jajaran pengurus DPD II Golkar Buleleng juga sempat menanyakan kembali keseriusan I Gede Ariadi (Ketua Harian DPD II Goleleng) untuk nyalon ke Pilkada 2017. Masalahnya, kendati sudah mengantongi rekomendasi saat Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Buleleng, 30 Juni 2016 lalu, namun hasil survei Ariadi disebut-sebut sangat rendah.

“Banyak figur yang disurvei, tapi nama Pak Ariadi itu masih jauh, sehingga dipertanyakan lagi kesirusannya. Apakah masih ada niat nyalon atau berubah pikiran dengan hasil survei tersebut?” ujar sumber yang wanti-wanti namanya dirahasiakan ini.

Dikonfirmasi NusaBali, Gede Ariadi menyatakan dirinya tetap berpegang pada reko-mendasi yang diterbitkan hasil Musda Golkar, 3 bulan lalu. Namun, mantan Cabup Buleleng yang diusung Golkar di Pilkada 2012 ini mengaku tidak akan memaksakan kehendak, jika induk partainya punya keputusan lain. “Kalau rekomendasi itu ya, tapi saya kembalikan pada partai saja. Saya harus tunduk kepada keputusan partai nanti,” jelas putra sulung mantan Bupati Buleleng (2001-2007, 2007-2012) Putu Bagiada ini.

Sementara itu, Ketua DPD II Golkar Buleleng Putu Singyen mengakui rapat kemarin hanya konsulidasi terkait pelaksanaan Musyawarah Kecamatan (Muscam) Golkar yang sudah berlangsung. Namun, Putu Singyen tidak menampik jika pertemuan kemarin juga menyinggung soal Pilkada Buleleng 2017. “Ya, pasti ada soal Pilkada. Tapi intinya, rapat itu hanya konsulidasi soal Muscam Golkar yang sudah berlangsung. Karena, kita akan terus konsulidasi,” tandas Singyen.

Didesak soal penentuan sikap mengusung paket calon sendiri atau mendukung pasangan calon Independent, Singyen mengaskan Golkar bersama mitra koalisinya di KBM tetap akan usung pasangan calon sendiri. Hanya saja, siapa nama paket calon yang diusung, Singyen enggan menyebutnya dengan alasan kesepakatan KBM. “Memang dari kami ingin tanggal 17 September 2016 itu (pas Kuningan) sudah ada keputusan. Karena akan ada rapat koalisi nanti di Denpasar,” katanya.

Terkait rekomendasi Musda Golkar yang mengusung Gede Ariadi, menurut Singyen, hal itu tetap diperjuangkan dalam pertemuan KBM nanti. Hanya saja, pihaknya masih menunggu sikap Ariadi sendiri. “Karena ini keputusan Musda, tetap kita bawa, tapi kita kembalikan lagi kepada Gede Ariadi.”

KBM sendiri, sebagaimana diberitakan, gagal wujudkan strategi pasangh ‘dua kaki’ antara usung pasangan calon sendiri atau mendukung Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) yang maju lewat jalur Independen di Pilkada Buleleng 2017. Masalahnya, KPU Buleleng ‘paksa’ KBM tentukan sikap sebelum pendaftaran calon, 21-23 September 2016 nanti. Sebab, keputusan lolos tidaknya Paket Surya sebagai kontestan Pilkada Buleleng 2017 baru akan diambil KPU sebulan setelah proses pendaftaran calon, tepatnya 21 Oktober 2016 mendatang.

Sejauh ini, KBM yang dimotori Golkar-Demokrat belum menentukan sikap, disebut-sebut lantaran masih menunggu proses pendaftaran Paket Surya ke KPU Buleleng. KBM tertarik mendukung Paket Surya, jika pencalonannya ke Pilkada Buleleng 2017 lolos dengan syarat dukungan minimal 40.283 KTP.

Sebaliknya, jika pencalonan Paket Surya mental, KBM memastikan akan usung paket calon ke Pilkada Buleleng 2017. Pasangan calon yang digadang-gadang akan diusung KBM adalah I Ketut Rochineng-I Gede Ariadi. Rochineng adalah kandidat non kader yang kini menjabat Kepala badan Kepegawsaian Daerah (BKD) Provinsi Bali, sementara Gede Ariada kini menjabat Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng 2016-2021. * k19

Komentar