Istri Meninggal, Tagihan di RS Rp 124 Juta
Romanus, 25, terlihat hanya duduk termenung di lantai di luar Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah bersama sejumlah temannya.
Bayinya sendiri masih berada di Ruang Cempaka dan ia baru sempat menengoknya di hari kematian sang istri. Romanus berencana untuk menamakan putri kecilnya dengan nama Elia. "Tadinya ingin diberi nama bersama dengan Ibu ketika sudah sadar namun malah seperti ini," ucapnya sedih.
Romanus pun menceritakan bahwa istrinya adalah seorang wanita yang suka bekerja. Sebelumnya Katarina pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di Malaysia selama tiga tahun. Namun semenjak tinggal di Bali dan mengetahui dirinya hamil, Katarina memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjaga kandungannya.
Romanus juga sering membawa istrinya memeriksakan kehamilan di puskesmas ataupun bidan. Selama pemeriksaan, tensi Katarina selalu berada di angka 100-120 dan Katarina juga tak memiliki riwayat penyakit darah tinggi.
Dia mengatakan keluarganya di Atambua sudah mengetahui kabar duka tersebut dan sedang mengupayakan cara untuk mengumpulkan uang agar Katarina bisa dibawa pulang ke kampung halaman. Romanus juga berencana menggunakan membawa pulang jenasah istrinya menggunakan pesawat karena dengan ambulans bisa memakan waktu seminggu. "Saat ini mau mengumpulkan biaya untuk pemulangan istri saya dulu, kalau utangnya nanti setelah istri saya sudah dimakamkan di sana," tutur Romanus yang belum tahu apakah bisa ikut pulang kampung karena takut tak diperbolehkan pihak RS.
Romanus menyebut tagihannya di RSUP Sanglah kini mencapai Rp 124.607.831. Dia mengaku selalu mendapat rincian biaya perawatan setiap tiga hari. “Rincian tersebut meliputi biaya perawatan dan pengobatan, pemeriksaan penunjang, dan biaya tertinggi berada pada biaya tindakan, operasi, serta farmasi,” ujarnya.
Romanus mengaku akan membicarakan keseluruhan utangnya dengan pihak RS hari ini. “Saya akan mencicilnya karena kalau bayar tunai saya tidak mampu,” imbuhnya. * cr63
1
2
Komentar