nusabali

12 PMI Gianyar Tolak Isolasi di Gedung Lab

Siapkan Rp 3 Miliar, Tabanan Sewa Hotel di Denpasar untuk Karantina

  • www.nusabali.com-12-pmi-gianyar-tolak-isolasi-di-gedung-lab

GIANYAR, NusaBali
Sebanyak 12 pekerja migran Indonesia (PMI) asal Gianyar yang baru pulang dari luar negeri menolak dikarantina di Gedung UPT Laboratorium Pertanian dan Perkebunan Provinsi Bali kawasan Banjar Mas, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.

Para PMI yang baru tiba di tempat karantina, Kamis (16/4) petang pukul 18.30 Wita, ini tidak mau tidur dalam 12 kamar yang kotor dan pengap. Mereka pilih tidur pipil pindang. Sejak tiba di gedung UPT Lab Pertanian Desa Bedulu hingga Jumat (17/4) siang, 12 PMI ini tiada henti menyampaikan kekecewaannya kepada petugas jaga karantina. Masalahnya, selain kamar tidur berdebu dan pengap, tolilet yang ada juga kotor hingga menjijikkan. Namun, tak satu pun petugas jaga karantina bisa mengambil langkah-langkah.

Karena itu, para PMI minta tolong via telepon dan video call, sekaligus menyampaikan keluhan kepada orangtua dan kerabatnya masing-masing. Intinya, mereka meminta Pemkab Gianyar segera memindahkannya ke lokasi isolasi yang lebih layak huni. Apalagi, mereka harus dikarantina minimal selama 14 hari.

“Tiyang (saya) terpaksa menghubungi para wakil rakyat di Gianyar. Dados asapuniki kewentenan genah niki, jeg sebet yen raosang (kok bisa begini kondisi lokasi karantina ini, benar-benar sedih jika dituturkan, Red),” ungkap ayah dari salah seorang PMI asal Kecamatan Sukawati, Gianyar kepada NusaBali, Jumat kemarin.

Orangtua yang enggan disebut namanya ini memaparkan, buruknya kondisi kamar karantina di Lab UPT Pertanian Desa Bedulu itu terlihat dari foto-foto yang dikirim anaknya via Ponsel. Tak hanya kamar tidur yang kotor, tapi toiletnya juga menjijikkan. Karena tak ada yang mau tidur di kamar, maka 12 PMI itu memilih tidur pipil pindang di lantai Aula Gedung Lab UPT Pertanian, dengan menggelar karpet. “Kalau terus-terusan tidurnya begini, tiyang yakin anak-anak PMI yang dikarantina untuk sehat, malah jatuh sakit,” keluhnya.

Dia mengaku heran dengan langkah Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Gianyar, yang terkesan membeda-bedakan antara 12 PMI tersebut dengan 62 PMI lainnya yang telah lebih dulu datang beberapa hari sebelumnya. Para PMI yang datang lebih awal, dikarantina di Hotel Maxone Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar.

Dihubungi NusaBali terpisah, Jumat kemarin, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya, mengakui 12 PMI tersebut menolak karantina di Gedung Lab UPT Pertanian Desa Bedulu. “Masalahnya, kemarin (Kamis) 12 PMI ini datangnya malam dan pihak pembawa belum ada koordinasi ke kami, tapi langsung mereka dibawa ke Gianyar. Padahal, sesuai kesepakatan, PMI ini harusnya dikarantina di Provinsi Bali. Intinya kamar ada, tapi 12 PMI ini tidak mau masuk ke kamar,” ungkap Sekda Kabupaten Gianyar ini.

Wisnu Wijaya mengaku sudah menyampaikan kondisi kamar tersebut dan meyakinkan 12 PMI bahwa akan diusahakan untuk dipindahkan ke tempat lain, Jumat kemarin. Akhirnya, 12 PMI ini kemarin sore dipindahkan ke Vila Alam Resort Sembuwuk, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring, yang berjarak sekitar 7 km arah utara dari Gedung UPT Lab Pertanian Desa Bedulu.

Wisnu Wijaya minta permakluman kepada PMI dan keluarganya. “Tim sudah bekerja maksimal, itu kan dalihnya (PMI). Sama-sama harus mengerti-lah. Kami ingin yang terbaik, tapi PMI dan keluarganya juga harus memahami,” pinta Wisnu Wijaya.

Menurut Wisnu Wijaya, tidak semua hotel di Gianyar mau dijadikan tempat karantina PMI. Untuk mencari hotel buat karantina PMI, harus ada komunikasi intens dengan pihak owner dan lingkungan sekitar. Wisnu Wijaya mengakui banyak ada hotel layak huni di Gianyar, namun susah untuk bisa dipakai karantina PMI.

Sementara itu, Pemkab Tabanan sewa hotel di Kota Denpasar untuk karantina PMI yang baru pulang dari luar negeri. Hotel yang disewa ini berkapasitas kamar untuk 150 orang. Bahkan untuk tahap awal, Pemkab Tabanan anggarkan Rp 3 miliar untuk sewa hotel dan konsumsi PMI.

Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, mengatakan pihaknya memilih hotel di Denpasar sebagai karantina, agar proses lebih cepat setelah PMI dijemput dari Provinsi Bali. Selain itu, hotel yang disewa ini kapasitasnya cukup besar, sehingga karantina bisa difokuskan di sini. “Di Tabana jarang ada hotel dengan banyak karam. Hotel di tabanan disiapkan untuk jaga-jaga nanti kalau kekarangan kamar jika jumlah PMI banyak,” jelas Eka Wiryastuti di Tabanan, Jumat kemarin.

Buat sementara, batru 5 PMI asal Tabanan yang dikarantina di hotel kawasan Denpasar, jumat kemarin. Sedangkan 7 PMI yang sudah lebih dulu dikarantina di Tabanan, mereka tetap menjalani isolasi di tempat semula. “Jadi, PMI yang dikarantina di Tabanan itu tetap berlanjut sampai dengan masa isolasinya selesai,” jelas Srikandi PDIP yang sudah dua periode menjabat Bupati Tabanan ini. *isa,des

Komentar