nusabali

Shortcut di Sukasada Akan Gunakan Teknologi Ribbon

  • www.nusabali.com-shortcut-di-sukasada-akan-gunakan-teknologi-ribbon

Pembangunan Shortcut di titik 5 dan titik 6 wilayah Kecamatan Sukasada, Buleleng, kemungkinan besar akan menggunakan teknologi Ribbon.

SINGARAJA, NusaBali

Teknologi ini memungkinkan ruas jalan lebih datar dan tidak terlalu banyak tikungan tajam. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Buleleng, Ketut Suparta Wijaya, saat mendampingi Bupati Putu Agus Suradnyana memberikan keterangan pers di sebuah rumah makan kawasan Singaraja, Senin (8/8). Keterangan pers ini digelar Bupati Agus Suradnyana terkait pergeseran prioritas pengerjaan Shortcut dari wilayah Desa Candikuning (Kecamatan Baturiti, Tabanan) ke kawasan Desa Wanagiri-Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Suparta Wijaya menjelaskan, Shortcut di titik 5 dan titik 6 berada satu jalur di rute Bedugul-Singaraja, tepatnya di wilayah antara Desa Wanagiri dan Desa Gitgit. Titik 5 dimulai dari ruas jalan menurun dekat Pura Yeh Ketipat, Desa Wanagiri, kemudian nyambung ke titik 6 di ruas jalan menurun menuju Desa Gitgit.

Titik 5 dan titik 6 memiliki panjang ruas jalan existing 1,5 Kilometer. Setelah Shortcut nanti dibangun di titik 5 dan titik 6, kata Suparta Wijaya, panjang ruas jalan akan lebih pendek menjadi hanya 708 meter, dengan lebar 15 meter. “Kurang lebih seperti itu gambarannya, nanti akan ada kajian lebih detail lagi dari Balai Jalan Nasional VIII. Sebab, Pak Meteri PUPR (Basuki Hadimuljono) minta agar Shortcut ini bisa dikerjakan tahun 2017,” beber Suparta Wijaya dalan jumpa pers yang juga dihadiri Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra dan Kepala Dinas Perhubungan Buleleng I Gede Gunawan AP, dan Kadis Perikatan-Kelautan Buleleng Ni Made Arnika..

Suparta Wijaya memaparkan, pembangunan Shortcut di titik 5 dan titik 6 wilayah Kecamatan Sukasada kemungkinan akan memakai sistrem Ribbon, yakni teknologi tinggi untuk mengurangi jalan menurun. Ruas jalan dibuat melingkar, sehingga jalanan mnenjadi lebih datar. “Karena kondisi jalan di titik 5 dan titik 6 cukup rawan, mengingat banyak tingkungan dan turunannya tajam. Makanya, pembangunan Shortcut di titik 5 dan titik 6 ini lebih mahal dibanding Shortcut di titik-titik lainnya,” jelas Suparta Wijaya.

Dia menambahkan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memutuskan untuk alihkan prioritas pengerjaan Shortcut ke titik 5 dan titik 6, setelah melihat peta lokasi dan pertimbangan teknis kondisi jalan. Pihak Balai Jalan Nasional juga sempat menyampaikan pertimbangan pengerjaan Shortcut di titik 4 Desa Candikuning, untuk mengurai kemacetan yang ada di pintu masuk Kebun Raya Beduugul. Namun, Menteri PUPR menilai kemacetan yang terjadi sifatnya insidentil dan masih bisa ditangani.

Nah, atas pertimbangan kondisi jalan di titik 5 dan titik 6 yang cukup rawan, makanya pembangunan Shortcut di kawasan ini diprioritaskan untuk dikerjakan lebih awal. “Saya ikut mendamping Pak Wakil Bupati (Sutjiodra) sebagai utusan dari Pak Bupati menemui Pak Meteri. Dalam pembahasan, saya dengar langsung instruksi Pak Menteri kepada Kepala Balai Jalan Nasional VIII (Saeful Anwar, Red), agar titik 5 dan titik 6 diprioritaskan dulu. Pak Menteri juga minta agar kajian detailnya segera dilakukan, sehingga di tahun 2017 bisa dikerjakan.”

Sementara itu, Bupati Agus Suradnyana kembali menegaskan secepatnya akan ambil langkah pembebasan lahan di sepanjang titik 5 dan titik 6 tersebut untuk pembangunan Shorcut. “Karena tanah yang akan dibebaskan itu milik warga, diperkirakan luasnya mencapai 3-4 hektare,” jelas Bupati Agus Suradnyana. * k19


SELANJUTNYA . . .

Komentar