nusabali

Petani Tewas di Pematang Sawah Desa Jinengdalem

  • www.nusabali.com-petani-tewas-di-pematang-sawah-desa-jinengdalem

Diduga korban tewas karena mengalami pecah pembuluh darah di kepala.

SINGARAJA, NusaBali
Ketut Sarka, 60, petani asal Banjar Dinas Bukit, Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ditemukan tewas di pematang sawah garapannya, Minggu (5/1/2020) pukul 03.00 dini hari. Korban yang sempat tak pulang semalaman diduga tewas mendadak karena mengalami pecah pembuluh darah otak dan jatuh ke pematang sawah tanpa ada saksi mata.

Mayat korban pertama kali ditemukan keluarganya yang memang curiga sejak Sabtu (4/1/2020) petang, karena Ketut Sarka tak kunjung pulang. Dia terakhir kali pamitan dengan istrinya Ketut Kertianing, 58, pada Sabtu (4/1) pukul 14.00 Wita. Namun hingga pukul 18.00 Wita,  korban Sarka tak kunjung datang. Istrinya Kertianing pun setia menunggu suaminya, hingga akhirnya hari sudah memasuki Minggu (5/1/2020) dia pun membangunkan anak keluarga dekatnya, Ketut Ginantra, untuk membantu mencari korban.

Kertianing dan Ginantra subuh itu juga langsung mencari korban Sarka ke sawah garapannya yang berjarah kurang lebih satu kilometer dari rumahnya. Saat tiba di jalan pinggir sawah, saksi menemukan sepeda motor Supra milik korban masih terparkir. Saat melakukan penelusuran ke tengah sawah dengan cahaya senter, keduanya pun shock saat melihat sesosok tubuh manusia terlentang di tengah pematang sawah yang berlumpur.

Kertianing yang memastikan tubuh itu adalah suaminya langsung menyuruh Ginantra melaporkan kepada aparat desa dan Polsek Kota Singaraja. Mayat korban yang ditemukan menggunakan baju kaos warna hitam, merah dan putih, serta menggunakan celana pendek. Cangkul korban yang memang dibawa dari rumah ditemukan masih dipegang tangan kanan. Saat dievakuasi kepolisian, posisi mayat korban dalam keadaan telungkup dengan wajah menghadap ke barat, kepala di arah selatan terlentang ke utara.

Polsek Kota Singaraja saat itu juga langsung membawa mayat korban ke RSUD Buleleng untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter forensik, disaksikan oleh keluarga. Kapolsek Kota Singaraja, Kompol I Gusti Ngurah Yudistira, seizin Kapolres Buleleng, AKBP I Made Sinar Subawa, dihubungi Minggu (5/1/2020) kemarin mengatakan dari hasil pemeriksaan dokter forensik dan olah TKP di lokasi kejadian, diduga korban tewas karena mengalami pecah pembuluh darah di kepala.

Meski ada beberapa darah yang ditemukan di beberapa tubuh korban Kapolsek Yudistira meyakinkan bahwa hal tersebut tak mengarah ke kriminal. “Dari olah TKP kami tidak temukan hal mencurigakan, TKP bersih tanpa ada jejak kaki di lumpur dan jejas di rerumputan, sepertinya korban jatuh begitu saaja saat penyakitnya kambuh, memang dari keterangan keluarga korban sakit kolesterol,” jelas dia.

Keluarga korban pun menyebut sudah menerima kejadian itu sebagai musibah dan menolak untuk diotopsi. Namun polisi tetap menyakinkan dengan mengajak keluarga menyaksikan proses awal dari evakuasi hingga proses visum di RSUD Buleleng sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kelurga korban Sarta pun menolak untuk dilakukan otopsi dengan membuat surat pernyataan bermaterai enam ribu.

Sementara itu Kasubag Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara dihubungi terpisah menjelaskan temuan mayat itu memang dilakukan pemeriksaan luar oleh dokter forensik RSUD Buleleng. Pemeriksaan dilakukan pada pukul 07.00 Wita. “Menurut informasi dari bagian Forensi, hasil pemeriksaan luar ditemukan luka terbuka pada kepala, serta luka-luka lecet pada bagian kepala dan wajah. Hanya saja penyebab kematiannya tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam,” ungkap Kasubag Humas Budiantara. Usai divisum, mayat korban langsung dipulangkan ke rumah duka di Desa Jinengdalem dan menunggu rembug keluarga terkait rencana pemakaman korban Sarka.*k23

Komentar