nusabali

Waspada! Stroke 'Pembunuh' Kedua Setelah Penyakit Jantung

  • www.nusabali.com-waspada-stroke-pembunuh-kedua-setelah-penyakit-jantung

Penyakit tidak menular dalam beberapa tahun terakhir cukup mengkhawatirkan sebab menjadi penyebab kematian terbesar.

DENPASAR, NusaBali

Setelah jantung di posisi pertama, penyakit yang perlu diwaspadai kemudian adalah stroke. Alangkah baiknya segera memeriksakan kesehatan ketika mengalami satu dari sekian gejala stroke.

Konsultan Bagian Neurovaskular RSUP Sanglah dr Ida Bagus Kusuma Putra SpS (K) mengungkapkan, tren penderita stroke di Bali meningkat dari tahun ke tahun. Indikasinya, ada empat hingga lima pasien baru penderita stroke yang datang untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan di RSUP Sanglah setiap harinya. “Kalau dilihat di RSUP Sanglah ini paling banyak pasien stroke. Bisa 800 orang per tahun,” ujarnya baru-baru ini.

Penderita stroke, menurut penilitian yang ada ‘menyerang’ lanjut usia (lansia) mulai rentang umur 55 sampai 75 tahun. Di RSUP Sanglah, lansia usia 55 tahun dominasi oleh penderita stroke berjenis kelamin laki-laki, sedangkanrentang usia di atas 75 tahun tersebut didominasi oleh perempuan. Namun, ada juga penderita yang masih berusia muda. RSUP Sanglah juga pernah menerima pasien stroke dengan umur termuda 27 dan 30 tahun.

Salah satu kemungkinan semakin mudanya seseorang terkena stroke adalah gaya hidup yang tidak sehat. Kemungkinan ini akan terus terjadi mengingat lifestyle generasi muda saat ini yang terlanjur bebas. Bebas dalam arti banyak mengonsumsi fast food yang ‘asal enak’ saja tanpa memperhatikan nutrisinya. “Ada tren penyakit stroke sekarang dialami pada usia muda. Pertama adalah karena kelainan jantung, yang disebabkan lifestyle yang tidak bagus. Contohnya setelah kami rawat temuan hipertensi, temuan ginjal banyak. Ataupun karena kegemukan obesitas yang banyak kolesterol, kencing manis. Itu masalah lifestyle,” ungkapnya.

Ada beberapa gejala stroke yang bisa diamati dan harus segera diperiksakan ke medis. Gejala orang mengalami stroke di antaranya senyum tidak simetris yang mendadak, gerakan lengan dan kaki mulai melemah, gaya bicara yang tidak jelas dan lidahnya tidak bergerak akibat adanya kerusakan otak, kesemutan separuh badan, mengalami rabun mata satu saja, serta sakit kepala mendadak tanpa riwayat sakit kepala sebelumnya disertai dengan mual dan muntah.

Menurut dr IB Kusuma, orang stroke bisa disembuhkan asal cepat deteksi dini. Kata dia, semakin terlambat pemeriksaan medis dan lamanya mendapatkan penanganan, maka kerusakan otak akan semakin banyak terjadi, dan timbul banyak kecacatan. Selain itu, RSUP Sanglah juga berupaya menjawab solusi untuk menangani penyakit stroke. Pengalaman RSUP Sanglah pernah menangani lima pasien penderita stroke dengan kriteria tertentu, melalui Program Trombolisis di RSUP Sanglah. Hasilnya, kelima pasien yang awalnya tidak bisa jalan akhirnya bisa berjalan. “Dari yang tidak bisa jalan jadi bisa berjalan. Orang tidak bisa bicara bisa bicara,” ucapnya.

Di sisi lain, dr IB Kusuma mengungkapkan, ada kemungkinan penyakit stroke bisa diwariskan. Karena salah satu faktor yang memengaruhinya adalah genetik, jenis kelamin dan ras. Berdasarkan informasi selama ini yang diketahuinya, bangsa Negro berpotensi lebih tinggi terkena serangan stroke.

Untuk menjaga kesehatan, dr IB Kusuma menyarankan untuk mengonsumsi makanan rendah glukosa, rendah kalori dan tinggi protein. Termasuk makanan yang mengandung mineral seng(zn), kalsium, kalium yang tinggi, mengurangi asupan garam yang mengandung natrium tinggi, makanan biji-bijian seperti gandum dan kacang-kacangan. Selain itu, bisa juga mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, teh hitam dan teh hijau tanpa gula.

Selain itu, senam stroke atau vitalitas otak selama 18 menit juga penting. Selain dilakukan oleh lansia, senam ini juga boleh dilakukan oleh usia muda. Karena tujuannya untuk meningkatkan fungsi kognitif atau cara berpikir). Senam ini telah diteliti selama satu bulan di puskesmas Denpasar Barat dengan melibatkan 40 orang lansia. Hasilnya, bisa meningkatkan fungsi kognitif terutama memori. *ind

Komentar