nusabali

Sampah di TPSS Denpasar Menumpuk

Dampak TPA Suwung Diblokade Pecalang

  • www.nusabali.com-sampah-di-tpss-denpasar-menumpuk

Selama dua hari, sebanyak 1.600 ton sampah di Denpasar tidak bisa dibuang ke TPA Suwung. Hari ini, pengurus Desa Adat Pesanggaran bertemu Gubernur Koster

DENPASAR, NusaBali

Diblokadenya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung (Sarbagita) di Jalan Bypas Ngurah Rai, Denpasar Selatan, oleh pecalang, membuat sampah di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di Kota Denpasar menumpuk.

Sampah-sampah tersebut belum bisa dikirim ke TPA karena Pecalang Desa Adat Pesanggaran belum mau membuka TPA. Padahal api akibat kebakaran lahan seluas 2,5 are itu sudah padam sejak Senin (28/10) pagi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, I Ketut Wisada, Senin kemarin mengatakan, Pecalang Desa Adat Pesanggaran hingga kini belum membuka akses masuk truk untuk melakukan kegiatan pembuangan sampah. Padahal, tuntutan yang ditagih oleh desa adat terkait pemadaman api dari kebakaran lima hari yang lalu sudah diupayakan dan sudah bisa dipadamkan pagi kemarin.

Bahkan asap yang sebelumnya mengepul juga tidak terlihat lagi. Siang kemarin, tampak petugas dari DLHK, BPBD Denpasar, BPBD Badung, dibantu dengan pemulung masih melakukan pendinginan agar tidak ada timbul percikan api. Namun, tetap saja desa adat tidak membuka akses masuk. "Kami sudah berkomunikasi dengan bendesa, tapi belum juga dibuka. Katanya akan ada pertemuan besok (hari ini,red) pengurus desa adat dengan pak Gubernur Koster, pukul 07.30 Wita" ungkap Ketut Wisada.

Dengan pertemuan itu, Wisada berharap desa adat bisa membuka kembali akses TPA, karena saat ini imbasnya penumpukkan sampah yang terjadi di seluruh TPSS di Denpasar. Penumpukan tersebut, kata dia, terjadi sejak disegelnya TPA dua hari lalu, dengan kejadian itu sampah yang tidak bisa diangkut sebanyak 1.600 ton. “Kami pun tidak bisa berbuat banyak,” imbuhnya.

Selama ini, kata dia, pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memadamkan api. "Upaya kami sudah semaksimal mungkin, tapi masih disegel imbasnya sampah kami menumpuk di TPSS. Dan kalau dihitung perharinya itu sampah yang menumpuk sekitar 800 ton, itu dikalikan dua hari. Dan hingga sekarang belum juga bisa dibuka. Semoga ada solusi besok (hari ini, red) dari pak Gubernur," harapnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa saat dikonfirmasi, Senin siang kemairn, mengatakan, tim Damkar BPBD Kota Denpasar masih melakukan proses pendinginan untuk menghindari munculnya titik api baru lagi. "Dalam upaya pendinginan dan pencegahan dini, tim yang melaksanakan penanganan yaitu dari Damkar BPBD Kota Denpasar, mobil tangki dari TPA," jelasnya.

Sementara itu, menanggapi penutupan TPA Suwung oleh Pecalang Desa Adat Pesanggaran, Gubernur Koster menyayangkannya. “Ya ini kita sayangkan. Untuk mencari solusi seharusnya tidak dengan cara menutup TPA Suwung,” ujar Gubernur Koster disela-sela menghadiri Apel Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar, Senin (28/10).

Semestinya, kata dia, Pemerintah Kota Denpasar mengambil langkah cepat dalam mengatasi masalah di TPA Suwung, sehingga masyarakat tidak marah. “Sebenarnya masalahnya bisa diatasi. Cuman karena tidak ada tindakan cepat sehingga masyarakat marah. Tapi hari ini sudah diatasi. Sudah-sudah, sudah tertangani kok,” ujarnya. 7 mis, nat

Dinas LHK Badung Titip Sampah di Tuban
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung betul-betul kewalahan. Sebab, sampah masih menumpuk di pangkalan lantaran belum bisa masuk ke TPA Suwung, Denpasar, sejak Minggu (27/10). Sebagai solusi sementara, Dinas LHK Badung terpaksa menitipkan sampah di wilayah Tuban, Kecamatan Kuta. Penitipan di tanah negara seluas 14 are tersebut sudah dilakukan sejak malam kemarin. “Sampai sekarang belum ada solusi. Jadi kami belum bisa buang sampah ke TPA Suwung,” kata Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, saat dikonfirmasi, Senin (28/10). “Ya, kami sampaikan permakluman kepada masyarakat. Bagaimana mau angkut sampah, truknya masih isi sampah,” lanjutnya.

Mengantisipasi berlanjutnya penutupan TPA Suwung, Merthawan sudah menyiapkan skenario menitipkan sementara sampah yang ada. Paling tidak sampai ada solusi yang jelas di TPA Suwung. Adapun lokasi yang dipilih adalah di kawasan Desa Tuban, Kecamatan Kuta. “Jadi, sifatnya ini hanya sementara. Setelah, TPA Suwung normal kembali, kami akan ambil lagi untuk dibawa ke TPA Suwung. Kami sudah koordinasikan dengan komponen wilayah ada adat setempat,” kata Merthawan.

“Jadi, lokasi persisnya itu di sebelah selatan Kuburan China, ada jalan masuk. Nah, disamping Mangrove itu ada tanah kosong sekitar 14 are, tanah ini milik negara. Di sana kami akan titip sementara,” ungkap Merthawan.

“Ini sifatnya jangka pendek yang bisa kami lakukan. Mudah-mudahan segara ada solusi di TPA Suwung, supaya tidak terjadi penumpakan sampah seperti ini,” harap Merthawan.

Menurutnya, kedepannya mau tidak mau Badung harus punya TPA secara mandiri, agar tidak bergantung pada TPA Suwung. “Bapak Bupati sudah mencanangkan tahun 2021 Badung harus mandiri dalam pengolahan sampah,” katanya.

Seperti diketahui, rata-rata produksi sampah di Badung sebanyak 281 ton per hari. Sebanyak 19,25 ton bisa diolah dengan memanfaatkan TPST yang ada hampir di semua kecamatan, sedangkan sisanya dibuang ke TPA Suwung. Pada bagian lain, Bupati Giri Prasta belum bisa diminta komentar. Dihubungi melalui sambungan telfon tidak ada jawaban. *asa

Komentar