nusabali

Golkar Bali Segera Gelar Evaluasi

  • www.nusabali.com-golkar-bali-segera-gelar-evaluasi

Saat ini banyak kursi pengurus DPD I Golkar Bali kosong, salah satunya Wakil Ketua Bidang OKKyang sebelumnya dipegang I Made Dauh Wijana.

Soal Banyak (Kursi Bolong) di Kepengurusan Golkar Bali

DENPASAR, NusaBali
Partai Golkar Provinsi Bali benar-benar dibuat repot dan kalang kabut dengan kursi kepengurusan yang banyak bolong akibat bongkar pasang personel. Belum urusan cabutnya sejumlah pentolan Golkar, kursi pengurus juga banyak ditinggal berebut posisi Ketua DPD II di kabupaten/kota. Terkait itu, DPD I Golkar Bali berencana menggelar pleno dan evaluasi terkait dengan kursi pengurus yang banyak kosong. Termasuk menyikapi kadernya yang dibajak partai lain.

Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya di Denpasar, beberapa waktu lalu, Selasa (27/6) kaget dengan dibajaknya kader Golkar yang mantan calon Bupati Badung 2015 I Made Sudiana oleh Partai Demokrat Provinsi Bali. Wijaya pun mengatakan tidak bisa berbuat banyak. “Apakah sudah pasti itu? Apakah Sudiana sudah mengatakan iya? Perlu kita cek dulu. Masak sih dia direkrut Demokrat,” ujar Wijaya. Kalau memang benar dan rekrutmen terhadap Sudiana terjadi oleh Demokrat Wijaya mengatakan kembali kepada militansi yang bersangkutan sebagai kader Golkar. “Kalau Sudiana memang dipakai Demokrat Bali ya itu sudah menyangkut militansi seseorang terhadap partainya,” kilah Wijaya.

Kata Wijaya, sebelumnya Sudiana tidak pernah bilang cabut dari Golkar. “Setahu saya Sudiana masih tercatat sebagai kader Golkar sampai dia mencalonkan diri menjadi Calon Bupati. Kalau pindah partai itu sudah pilihan dan militansi yang bersangkutan,” ujar politisi asal Desa Kutuh Kelod, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini.

Wijaya mengatakan segera melakukan evaluasi dan rapat pleno menyikapi banyaknya kader yang cabut. Termasuk banyak kursi kosong akibat kader Golkar di Provinsi Bali maju menjadi pimpinan di level kabupaten. Saat ini banyak kursi pengurus DPD I Golkar Bali yang kosong. Salah satunya Wakil Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) yang sebelumnya dipegang I Made Dauh Wijana. Dauh Wijana sekarang terpilih sebagai Ketua DPD II Golkar Gianyar untuk kedua kalinya. “Habis Musda di kabupaten kita evaluasi, akan ada rapat pleno,” ujar Wijaya.

Selain pindahnya kader berebut jabatan di level kabupaten ada juga kader di kabupaten yang  tidak dapat tempat akan ditarik ke provinsi. Seperti I Made Suardana yang terpental dari kursi Ketua DPD II Golkar Jembrana dalam Musda, Selasa (27/6) bakal ditarik ke Provinsi Bali.

Di Denpasar, Anak Agung Ayu Rai Sunasri yang gagal jadi Sekretaris DPD II Golkar Denpasar kedua kalinya kemungkinan akan diboyong ke Provinsi. “Kader-kader yang tidak dapat posisis di kabupaten kita bawa ke provinsi saja,” ujar Wijaya. Banyaknya kader yang dibajak dan memilih cabut ini dikritisi mantan Ketua OKK DPD I Golkar Bali, Dewa Ngakan Rai Budiasa.

Politisi asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar yang 10 tahun bercokol di bidang OKK secara terpisah selasa kemarin mengatakan ada rambu-rambu yang dilanggar dalam pengelolaan organisasi di Golkar Bali. Sehingga diwarnai kader yang exit (keluar) dari partai. “Banyak hal yang dilanggar dalam pengelolaan organisasi. Kalau saya ungkap satu per satu habis koran anda (wartawan). Misalnya rekrutmen pengurus orangnya tidak dikonfirmasi didudukan. Siap atau tidak jadi pengurus tidak ada konfirmasi,” ujar Dewa Rai Budiasa.

Melakukan reshuffle juga hal yang sama terjadi. Kata mantan staf di Kedutaan Besar Jerman ini, reshuffle kepengurusan sering saling jegal dan babat. “Nggak suka sama orangnya langsung dibabat. Main sikat saja. Berbeda pandangan main kekerasan. Saya mengalami itu dua kali percobaan pemukulan. Lebih parah dari di Gianyar yang adu jotos itu,” ujar Dewa Rai Budiasa.

Ketika dirinya menjadi Ketua OKK di bawah kepemimpin Ketua DPD I Golkar Bali Tjokorda Gede Budi Suryawan reshuffle benar-benar ada mekanisme, ada peraturan organisasi yang dijalankan mengurus organisasi. “AD/ART benar-benar dipakai. Nggak kayak sekarang. Prihatin saya dengan situasi ini. Mau gemana lagi? Saya hanya bisa menonton dan menikmati pemandangan yang ada bersama teman-teman lain yang sudah cabut dari Golkar,” ujar Dewa Rai Budiasa. 7 nat

Komentar