nusabali

Paku Bertebaran di Jalan Depan Rumah Bupati, Motor Pemudik Jadi Korban

  • www.nusabali.com-paku-bertebaran-di-jalan-depan-rumah-bupati-motor-pemudik-jadi-korban

Paku yang berserakan di jalan kondisinya masih baru, jumlahnya mencapai seperempat kilogram (250 gram). Diduga paku-paku itu tak sengaja dijatuhkan pengguna jalan.

Paku Berserakan di Jalur Mudik Jalan Umum Denpasar – Gilimanuk di Melaya 

NEGARA, NusaBali
Puluhan paku ditemukan berserakan di Jalan Umum Denpasar – Gilimanuk di Banjar Pangkung Dedari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Jumat (31/5) dini hari. Puluhan paku yang disinyalir tidak sengaja dijatuhkan pengguna jalan itu berserakan tepat di jalan depan rumah Bupati Jembrana I Putu Artha. Akibatnya, motor pemudik menjadi korban.

Berdasar informasi pada Sabtu (1/6), keberadaan paku yang membahayakan keselamatan pengguna jalan itu pertama kali diketahui jajaran PAC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Melaya, Jumat (31/5) sekitar pukul 02.00 Wita. Awalnya, para anggota GP Ansor yang membuka Posko Angkutan Lebaran di Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, sekitar 1 kilometer di barat lokasi penemuan paku tersebut, menerima informasi dari salah seorang pemilik bengkel setempat, jika ada beberapa ban motor sejumlah pemudik yang bocor karena tertusuk paku, Jumat dini hari tersebut. 

Anehnya, paku yang tertancap di ban motor sejumlah pemudik itu jenisnya sama. Yakni paku dengan panjang sekitar 2 centimeter yang biasa digunakan untuk memaku tripleks, dan sama-sama merupakan paku baru. Merasa curiga, sejumlah anggota GP Ansor berusaha mengecek ke jalan, dan akhirnya menemukan paku serupa yang berserakan di sekitar jalan depan rumah Bupati Artha tersebut. Begitu menemukan ‘ranjau’ paku di jalan, sejumlah anggota GP Ansor langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian yang berjaga di Pos Pengaman Lebaran 2019, di barat Pasar Umum Melaya. 

Pada Jumat dini hari itu, para anggota GP Ansor dibantu petugas kepolisian langsung berusaha membersihkan paku di jalan tersebut. Namun karena kondisi gelap dan arus lalu lintas cukup padat, paku yang bertebaran cukup banyak di sekitar lokasi tersebut baru terlihat jelas pada Jumat pagi. Dan pagi hari itu langsung dibersihkan oleh warga bersama petugas kepolisian.

“Sudah kami tangani langsung Jumat kemarin (31/5). Karena malam tidak begitu jelas, dan hanya beberapa paku yang terlihat, kami lanjutkan bersih-bersih pada pagi hari. Jumlahnya cukup banyak, ada puluhan. Totalnya ada sekitar seperempat kilogram (250 gram),” ujar Kanit Lantas Polsek Melaya Iptu I Ketut Putra Utama, Sabtu kemarin.

Seorang warga menunjukkan paku-paku yang dikumpulkan di Jalan Umum Denpasar–Gilimanuk, tepatnya di sekitar jalan depan rumah Bupati Jembrana I Putu Artha, Banjar Pangkung Dedari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Jumat (31/5). -IST

Menurutnya, paku yang bertebaran di sekitar jalan depan rumah Bupati Artha itu diduga kuat tidak sengaja dijatuhkan pengguna jalan. Tidak ada kecurigaan yang mengarah unsur kesengajaan. Pasalnya, selain jenis paku sama, di lokasi sekitar tidak ada bengkel terdekat. Begitu juga di sekitar lokasi penemuan paku itu juga ditemukan lem kayu yang diduga ikut terjatuh bersama paku tersebut. 

“Pakunya itu semua masih baru. Kalau orang iseng atau ada kesengajaan oleh pihak bengkel untuk mencari keuntungan, tidak mungkin sampai menyebar begitu banyak. Paling hanya cukup segenggam, dan disiapkan paku yang sudah dibengkokkan,” ucap Iptu Putra Utama.

Sementara itu, salah seorang petugas jaga di rumah Bupati Artha, I Komang Darmika, menyatakan bahwa benar ada paku berserakan di jalan depan rumah bupati. Dia baru mengetahui ada paku tersebut, Jumat pagi karena paku-paku itu berserakan sampai tepat di depan gerbang rumah Bupati Artha. 

“Saya lihat kemarin sekitar pukul 6 pagi. Kebetulan lihat ke jalan, kok ada paku berserakan? Lihat begitu, saya langsung sapu paku-pakunya itu biar tidak membahayakan kendaraan bapak (Bupati Artha),”  ujarnya. 

Sementara itu, saat H-5 Lebaran, Jumat (31/5) malam, terjadi lonjakan kendaraan roda empat yang memaksa pihak kepolisian memberlakukan rekayasa arus lalu lintas. Bahkan, kendaraan roda empat pribadi sempat mengantre hingga di areal Terminal Kargo Negara atau sekitar 2 kilometer dari pintu masuk areal Pelabuhan Gilimanuk. 

Awalnya, kendaraan roda empat pribadi yang bercampur dengan kedatangan bus maupun truk, itu berdatangan dengan waktu hampir bersamaan mulai sekitar pukul 18.00 Wita. Semakin malam, kedatangan kendaraan roda empat semakin meningkat. Begitu jalur utama di jalan nasional menuju Pelabuhan Gilimanuk juga sudah dipenuhi antrean bus maupun truk yang diarahkan menuju Dermaga LCM memasuki sekitar pukul 20.00 Wita, akhirnya pihak kepolisian langsung mengarahkan kendaraa roda empat pribadi masuk ke jalan gang. 

Namun tingkat lonjakan kendaraan roda empat pribadi yang semakin banyak, semakin memperpanjang antrean. Tiga jalan gang yang disediakan (gang 1, 2, dan 3) juga sudah penuh memasuki sekitar pukul 23.00 Wita, dan akhirnya diberlakukan pengalihan ke Terminal Kargo Gilimanuk. Puncaknya, memasuki sekitar pukul 24.00 Wita, kedatangan roda empat pribadi yang begitu padat, itu nyaris memenuhi areal Terminal Kargo Gilimanuk yang berdaya tampung sekitar seribu kendaraan roda empat.

Kasat Lantas Polres Jembrana AKP Yoga Widiyatmoko, Sabtu (1/6), mengakui  telah mulai menerapkan rekayasa arus lalu lintas menuju Gilimanuk, lantaran terjadi lonjakan kendaraan roda empat. Menurutnya, rekayasa arus kendaraan roda empat pribadi diberlakukan lantaran berdatangan pada waktu hampir bersamaan. “Setelah masuk Sabtu dini hari kemarin, kedatangan semakin menurun, dan akhirnya habis diseberangkan sekitar pukul 07.00 Wita,” ujarnya.

Sesuai data posko Angkutan Lebaran 2019 Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk, pada H-5, Jumat (31/5) pukul 08.00 Wita hingga Sabtu (1/6) pukul 08.00 Wita, tercatat ada sebanyak 22.325 penumpang dengan 4.123 unit kendaraan roda dua dan 2.730 unit kendaraan roda empat yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk ke Pelabuhan Ketapang. Jika dibandingkan sehari sebelumnya, yakni H-6, Kamis (30/5) pukul 08.00 Wita hingga Jumat (31/5) pukul 08.00 Wita, jumlah penumpang maupun kendaraan menuju Pelabuhan Ketapang saat H-5 Lebaran, itu sangat jauh menurun. Dimana saat H-6 Lebaran itu, tercatat ada sebanyak 56.291 penumpang dengan 11.402 unit kendaraan roda dua dan 6.157 unit kendaraan roda empat yang menyeberang ke Pelabuhan Ketapang. 

Di samping kedatangan secara bersamaan, kata AKP Yoga Widiyatmoko, truk yang tampak masih beroperasi belakangan ini juga menjadi salah satu faktor penghambat. Namun untuk truk yang sejatinya dilarang beroperasi di Jalur Denpasar – Gilimanuk mulai Kamis (30/5), itu sudah disikapi pihaknya bersama jajaran Perhubungan untuk mengkandangkan truk-truk membandel itu di areal UPPKB Cekik. Begitu arus lengang, barulah truk-truk yang kebanyakan dalam keadaan kosongan dan memang hendak pulang ke Jawa, itu diizinkan lewat. “Tetap kami prioritaskan untuk kendaraan pribadi. Nanti setelah lengang, baru kami berikan truk lewat. Truk kami kesampingkan dulu, karena memang sebenarnya dilarang beroperasi,” ujarnya.

Sementara dari pemantauan NusaBali, Sabtu siang kemarin, tampak kendaraan begitu lengang di Pelabuhan Gilimanuk. Namun memasuki petang, arus kendaraan menuju Gilimanuk yang didominasi kendaraan roda empat tampak padat, hingga kembali diberlakukan pengalihan arus ke jalan gang tembusan menuju Pelabuhan Gilimanuk. “Perkiraan malam ini (Sabtu malam), bisa seperti malam kemarin (Jumat malam). Bahkan, bisa lebih ramai karena kemungkinan yang pegawai pemerintah akan lebih banyak mudik hari ini (kemarin). Sedangkan yang kemarin (Jumat), kemungkinan lebih banyak wiraswasta,” ujar AKP Yoga Widyatmoko.

Sesuai prediksi ASDP, puncak arus mudik tahun ini diperkirakan akan terjadi antara Sabtu kemarin sampai memasuki H-2 Lebaran, Senin (3/6). Tetapi untuk antreannya, diperkirkan terjadi waktu malam hari, sesuai pola kedatangan pemudik yang selalu membeludak setiap malam hingga memasuki pagi hari. 7 ode

Komentar