nusabali

Lomba Banten Biar Dapat Lungsuran!

  • www.nusabali.com-lomba-banten-biar-dapat-lungsuran

Sehari menjelang Hari Suci Saraswati, Saniscara Umanis Wuku Watugunung, Sabtu (11/5) ini, warga sekolah dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA/SMK di Kabupaten Gianyar dan Klungkung, membuat persiapan upacara baik berupa banten gebogan, pejati, dan lainnya.

SEMARAPURA, NusaBali

Beberapa sekolah juga menggelar lomba serangkaian menyambut Saraswati, Jumat (10/5) pagi. SMPN 1 Gianyar, misalnya, menggelar Lomba Banten Gebogan. ‘’Selain memang untuk dipersembahkan, perlombaan itu juga sebagai tradisi sejak SMP ternama di Gianyar ini berdiri,’’ ujar Kepala SMPN 1 Gianyar Dewa Nyoman Bawa, Jumat (10/5). Peserta lomba gebogan dari semua kelas atau 24 kelas dari kelas VII - IX.

“Lomba kami buat saat menjelang Saraswati. Kami anggap sudah jadi tradisi. Tujuannya selain membiasakan siswa bisa membuat gebogan juga sebagai langkah kita tetap menjaga tradisi adat dan budaya kita di Bali,” paparnya.

Setiap kelas, jelas Dewa Bawa, perwakilannya sebanyak enam siswa, bisa perempuan maupun laki-laki. Seluruh bahan tidak boleh menggunakan buah impor, melainkan harus menggunakan buah lokal. Prosesnya, semua pengerjaan harus dilakukan pada sekolah. Mulai membuat sampian, menata buah, hingga membuat canangnya. “Mereka membuat gebogan dengan dana swadayanya atau uang kas kelasnya masing-masing. Sedangkan hadiahnya itu hanya mendapatkan piagam penghargaan dan berupa alat tulis maupun keperluan sekolah. Meski hadiahnya tidak terlalu, namun antusias mereka sangat tampak saat membuat gebogan tadi,” ujadnya.

Selain gebogan, pihaknya juga beberapa tahun lalu sempat melombakan pembuatan penjor. Namun itu dikatakan tidak efektif dan menghabiskan uang yang lumayan banyak. Sehingga hanya dilombakan berupa pembuatan gebogan saja. “Kalau gebogan kan bisa dimakan lungsurannya, mereka yang bikin, mereka lomba, dapat atau tidak juara mereka tetap bisa menikmati lungsuran,” terangnya.

Ia menambahkan, dalam lomba membuat gebogan para  siswa dapat pengetahuan tentang gebogan, di luar pembelajaran teori sehari-hari di kelas. Salah satu peserta lomba, Putu Nita, kelas VII, mengaku mempersiapkan bahan untuk lomba sejak dua hari lalu. Mulai dari mempersiapkan dulang, membeli janur, hingga buah-buah lokal. “Persiapannya sudah sejak dua hari lalu, kami kumpulkan dulu bahannya di rumah baru tadi pagi langsung dibawa sebelum lomba. Untuk dana yang dihabiskan sekitar Rp 300.000,” imbuhnya.

Sementara itu, para siswa di SMPN 1 Semarapura menggelar Lomba Membuat Banten Gebogan dan Banten Pejati. “Lomba ini diikuti oleh perwakilan siswa antar kelas,” ujarKepala SMPN 1 Banjarangkan, I Nengah Suradnya, Jumat kemarin. Lomba ini selain untuk menyambut Hari Suci Saraswati juga memberikan ruang kreativitas bagi siswa agar bisa membuat sesajen/banten. Di samping itu, memupuk rasa kebersamaan. Para guru  juga menggelar mebat bersama di sekolah.

Suradnya mengatakan, saat Piodalan Saraswati Sabtu ini juga dipentaskan Tari Rejang Renteng dan Rejang Dewa. *nvi,wan

Komentar