nusabali

Jetty Ramdor Tanah Ampo Lanjut Lagi

  • www.nusabali.com-jetty-ramdor-tanah-ampo-lanjut-lagi

Alternatif membangun jetty ramdor karena dermaga kapal pesiar dinilai belum layak operasi.

AMLAPURA, NusaBali

Pembangunan jetty ramdor dan break water (pemecah gelombang) di Dermaga Pesiar Banjar Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem yang terhenti di tahun 2018 akan dilanjutkan lagi. Anggaran yang dipasang untuk kelanjutan proyek ini sebesar Rp 48 miliar. Diharapkan tahun 2019 ini pengerjaannya tuntas sehingga bisa berfungsi optimal untuk menurunkan wisatawan pesiar.

Kepala Dinas Perhubungan Karangasem, Ida Bagus Putu Suastika, mengatakan kelanjutan pembangunan jetty ramdor dan break water masih proses tender. “Kami sangat berharap tempat menurunkan wisatawan pesiar dari sekoci tuntas tahun ini,” harap Ida Bagus Putu Suastika, Minggu (21/4). Pembangunan jetty ramdor dan break water dirancang sejak tahun 2015. Tujuannya agar kapal pesiar yang lego jangkar di Teluk Labuhan Amuk, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, bisa menurunkan penumpangnya dengan menggunakan sekoci, kemudian sekoci nyandar di jetty ramdor itu.

Alternatif membangun jetty ramdor karena dermaga kapal pesiar yang dibangun sejak tahun 2006 dinilai belum layak dioperasikan. Selain kurang panjang, tidak cocok untuk kapal panjang 300 meter dan kondisi gelombang belum memungkinkan, serta faktor non teknis lainnya. Dermaga yang telah dibangun dengan panjang 154 meter, masih kurang 154 meter lagi. Di samping itu 10 meter di ujung dermaga kondisinya goyang. Pada tahun 2018, mulai dibangun jetty ramdor dan break water di barat dermaga dengan biaya Rp 49,404 miliar.

Pengerjaannya dimulai pada tanggal 18 Agustus 2018, mestinya berakhir 15 Desember 2018. Kemudian diperpanjang 90 hari, ternyata gagal diselesaikan. Jauh sebelumnya muncul anggaran di APBN 2015 Rp 3 miliar, ternyata kekurangan dana tidak sesuai perencanaan, sehingga gagal tender. Ida Bagus Putu Suastika mengakui, pembangunan jetty ramdor tahun 2018 terhambat karena cuaca di laut tidak menentu. Kesulitan menancapkan tiang pancang yang berjumlah 149. Saat itu, rata-rata tiap tiga hari dalam kondisi normal hanya mampu menancapkan satu tiang pancang, tetapi lebih sering gagal. *k16

Komentar