nusabali

Pembangunan Irradiator Gamma Senilai Rp 156 Miliar di Buleleng, Disetujui Pusat

  • www.nusabali.com-pembangunan-irradiator-gamma-senilai-rp-156-miliar-di-buleleng-disetujui-pusat

Tim Terpadu Kabupaten Buleleng sudah mengirimkan proposal untuk pembangunan Irradiator Gamma (perangkat untuk pengawet dan menjaga kualitas hasil pertanian) ke pusat.

SINGARAJA, NusaBali

Proposal senilai Rp 156 miliar yang diajukan ke Badan Perencananaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini pun telah disetujui pusat. Tim Terpadu yang dikoordinasikan Badan Perencanaan Pembanguna Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Buleleng, bersama Dinas Pertanian Buleleng, Dinas Perindustria & Perdagangan (Disperindag) Buleleng, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perikanan Buleleng, dan Dinas Lingkungan Hidup Buleleng ini sudah sempat audiensi dengan pejabat pusat. Menurut Plt Kadis Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta, rencana pembangunan Irradiator Gamma sudah mendapatkan persetujuan pusat.

Nantinya, Irradiator Gamma akan dibangun di atas lahan seluas 22 haktera di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Lahan tersebut merupakan milik Pemprov Bali, yang saat ini masih digunakan sebagai areal Balai Benih Gerokgak. “Lahan Pemprov Bali di Desa Patas ini sudah mendapat persetujuan dari Gubernur (Wayan Koster) untuk pembangunan Irradiator Gamma,” ungkap Made Sumiarta di Singaraja, Minggu (7/4).

Desa Partas sendiri dipilih sebagai lokasi proyek Irradiasi Gamma, karena desa yang berada di Buleleng Barat tersebut sudah dirancang Bupati Putu Agus Suradnyana untuk dikembangkan menjadi kawasan terpadu. Selain itu, Desa Patas juga dekat dengan Pelabuhan Celukan Bawang di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, hingga memudahkan akses penerimaan dan pengiriman hasil pengawetan.

Made Sumiarta berharap rencana proyek Irradiator Gamma ini sudah direalisasikan tahun 2020 mendatang. Irradiator Gamma ini merupakan proyek besar untuk mengangkat hasil pertanian, peternakan, dan olaharan pangan di Buleleng, untuk dikomersialkan.

Menurut Sumiarta, proses pengawetan yang masuk ke gudang Irradiator Gamma dipastikan akan berjumlah besar. Tak menutup kemungkinan buah, sayur, gading, dan bahan olahan lainnya dari luar Bali dapat masuk dan diawetkan dengan proses penyinaran alat di Irradiator Gamma, sehingga bisa tahan lebih lama sekitar 2-3 bulan.

“Proyek Irradiator Gamma ini skupnya besar. Tidak hanya Bali, tetapi buah dan produk pertanian, daging, dan olahan dari Jawa Timur, NTB, dan NTT bisa masuk ke sini. Di Indonesia saat ini baru ada dua, masing-masing di Serpong (Jawa Barat) dan Jogjakarta “ papar Sumiarta.

Disebutkan, Irradiator Gamma di Buleleng nantinya akan dikelola oleh Perusahaan Daerah (Perusda), sehingga pemanfaatkan industri tersebut dapat bekerjasama dengan petani dan perusahan-perusahan yang bergerak di bidangnya.

Sementara itu, Pemprov Bali juga mendukung penuh proyek Irradiator Gamma di Desa Patas ini. Pemprov Bali tengah memikirkan skema pembi-ayaan pembangunan Irradiasi Gamma yang mencapai Rp 156 miliar tersebu.

Dukungan Pemprov Bali terhadap rencana Pemkab Buleleng membangun Irradiator Gamma tersebut disampaikan Gubernur Koster saat bertatap muka dengan seluruh komponen masyarakat Buleleng di Gedung Kesenian Gde Manik, Jalan Udayana Singaraja, 17 Maret 2019 lalu, yang dihadiri langsung perangkat desa adat dan para Perbekel se-Buleleng, serta perwakilan guru dan tokoh masyarakat.

Gubernur Koster memperkirakan pembangunan Irradiator Gamma menghabiskan dana sebesar Rp 156 miliar. Irradiator Gamma tersebut ditargetkan sudah dibangun paling lambat tahun 2020 mendatang. ”Sekarang saya sedang pikirkan skema pembiayaannya. Tapi, dari Pemkab Buleleng sudah mengusulkan dana ke Kementerian Pertanian. Saya rasa kalau dananya sebesar Rp 156 miliar, pasti ada jalan keluarnya. Sedang saya pikirkan ini untuk kepentingan petanian di Bali,” tandas Koster dalam simakrama yang dihadiri pula Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat itu.

Menurut Koster, program pembangunan Irradiator Gamma tersebut sangat tepat, karena dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian di Bali. Apalagi, kini seluruh hotel di Bali diwajibkan menyajikan buah-buahan hasil pertanian lokal Bali.

Sedangkan Bupati Agus Suradnyana menyatakan hampir 70 persen hasil pertanian berupa buah-buahan di Bali berasal dari Buleleng. Karenanya, keberadaan Irraditor Gamma tersebut dapat menggairahkan sektor pertanian di Buleleng dan Bali umumnya. “Dengan alat Irraditor Gamma ini, buah mangga akan mampu bertahan selama 3 bulan. Jambu kristal kalau masuk hotel ada bintik lalatnya, tamu tidak akan mau memakan. Tapi, dengan alat ini, semua akan hilang,” katanya. *k23

Komentar