nusabali

Seorang Petani Gantung Diri di Pohon Durian

  • www.nusabali.com-seorang-petani-gantung-diri-di-pohon-durian

Aksi ulah pati (bunuh diri) nekat dilakukan seorang petani, I Made Mudika, 56, di Banjar Wangsean, Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Rabu (3/4) pukul 06.00 Wita.

AMLAPURA, NusaBali

Mudika akhiri hidup dengan cara gantung diri di pohon durian belakang rumahnya. Selama ini korban dalam kondisi segar bugar, seperti tidak ada masalah.

Pada malam sebelum ditemukan gantung diri, Mudika sebelum tidur seperti biasa bertemu istrinya Ni Made Berati dan kedua anak laki-lakinya I Komang Kari, dan I Ketut Juliadnya. Sedangkan dua anak wanita lainnya telah menikah. Sebelum tidur keluarga ini makan bersama, dan sang ayah tidur seperti biasa di kamarnya. Sedangkan istri dan kedua anak laki-lakinya malam itu tidur di kamar berbeda.

Diperkirakan korban terjaga dari tidurnya sekitar pukul 05.00 Wita, kemudian dalam kondisi masih gelap menyelinap ke belakang rumahnya menuju tegalan, dan mengikatkan tali plastik biru di salah satu dahan pohon durian.

Pohon durian masih kecil tinggi sekitar 3 meter belum berbuah, di sana korban menjerat lehernya setelah tali diikatkan di dahan pohon durian. Korban mengenakan kaos hijau, dan celana panjang putih, dalam waktu beberapa menit telah meninggal.

Selanjutnya sekitar pukul 06.30 Wita, tetangganya I Nyoman Sundri, 42, yang rumahnya berdekatan tepatnya di depan SMPN 2 Sidemen atau di selatan Setra Desa Pakraman Sukahet, Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, melintas di TKP. Sundri terkejut menyaksikan tetangganya I Made Mudika tergantung di pohon durian. Dia langsung bergegas menyampaikan kabar itu kepada keluarganya.

Maka segenap keluarga korban menuju TKP, yakni istri Ni Made Berarti, dan dua anaknya I Komang Kari dan I Ketut Juliadnya, beserta kerabatnya. Lalu minta bantuan aparat Polsek Sidemen untuk melakukan evakuasi dipimpin Kapolsek AKP I Gede Suarmawa.

Istrinya Ni Made Berarti menuturkan kepada petugas selama ini tidak ada masalah. Keseharian seperti biasa melakukan aktivitas sebagai petani. "Sama sekali tidak ada masalah," ucapnya lirih.

Kelian Banjar Adat Wangsean, I Putu Sueta, mengakui korban tidak ada masalah selama ini. "Secara fisik korban segar bugar, tidak ada keluhan dan masih kuat mengolah lahan di sawah. Juga aktif maseka gong di Sekaa Gong Misning Suara," kata I Putu Sueta.

Sehari sebelumnya, kata I Putu Sueta korban diajak ngobrol, tidak ada curhat berupa keluhan mengarah mencurigakan hingga nekat gantung diri. Korban yang meninggalkan seorang istri, 4 anak dan 3 cucu ini dikuburkan, Rabu kemarin setelah pukul 18.00 Wita di Setra Desa Pakraman Sukahet.

Hasil olah TKP dipimpin Kapolsek Sidemen AKP I Gede Suarmawa juga mengungkap korban murni gantung diri, hanya luka lebam di leher, tidak ada tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban. "Hasil olah TKP, korban murni bunuh diri," katanya. *k16

Komentar