nusabali

Alat Deteksi Longsor di Banjar Sega Rusak

  • www.nusabali.com-alat-deteksi-longsor-di-banjar-sega-rusak

Perbaikan alat mesti mendatangkan teknisi khusus dari Universitas Gajah Mada.

AMLAPURA, NusaBali
Alat deteksi longsor, pergerakan tanah, lampu sirine bahaya, dan  penakar hujan di Banjar Sega, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem rusak. Alat tersebut sering mengeluarkan bunyi bahaya di saat tidak ada bencana. Sebaliknya saat terjadi longsor dan hujan lebat, alat tidak berfungsi.

Bendesa Pakraman Sega, I Komang Oka, mengatakan semua alat yang terpasang rusak padahal alat itu sangat diperlukan. Apalagi di wilayah Desa Pakraman Sega, masuk daerah rawan longsor, dan bencana longsor sering terjadi di saat musim hujan. Dikatakan, longsor yang terjadi Kamis (14/2) dan Rabu (6/3), alat pendeteksi kemiringan tanah dan pendeteksi longsor tidak berfungsi. Ada lima alat yang dipasang petugas BPBD sejak tahun 2017 untuk memantau kondisi alam.

Kelima alat itu yakni ektensometer (gerakan tanah), rainmeter (penakar hujan), tilt meter (kemiringan tanah), repeater (alat memperluas jangkauan sinyal), dan sirine (suara peringatan). “Semuanya rusak, belum ada perbaikan. Petugas sempat melakukan pengecekan di lapangan, belum ditemukan cara memperbaikinya,” ungkap Komang Oka, Kamis (28/3). Dikatakan, kelima alat itu sempat berfungsi normal, sehingga masyarakat melakukan antisipasi jika sirine tanda bahaya berbunyi sebagai pertanda terjadi pergerakan tanah atau longsor.

Komang Oka menambahkan, secara geografis Desa Pakraman Sega di puncak Bukit Sega berada pada ketinggian dan kemiringan. Sehingga jika terjadi bencana material longsoran menutupi badan jalan atau jatuh ke jurang. Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengakui seluruh alat yang dipasang di Desa Pakraman Sega mengalami kerusakan. “Kami telah cek, terjadi kerusakan yang sulit diperbaiki. Ada alat khusus yang rusak mesti memanggil teknisi dari Universitas Gajah Mada (UGM). Jika hanya sifatnya pemeliharaan kerusakan aki masih bisa kami ganti,” kata Ida Bagus Ketut Arimbawa.

Dikatakan, perbaikan masih menunggu waktu. Sebab pihak UGM belum memberikan kepastian kedatangannya ke Desa Pakraman Sega. Alat-alat yang terpasang di Desa Pakraman Sega bisa connect dengan alat yang terpasang di Kantor BPBD Karangasem karena di satu titik terjadi kerusakan. Diakui, beberapa kali terjadi bencana longsor Desa Pakraman Sega dan tidak terpantau alat yang terpasang. “Alat pendeteksi longsor tidak mengeluarkan suara sirine pertanda bahaya,” ungkapnya. *k16

Komentar