nusabali

Susun Rencana Aksi Hadapi Isu Strategis, Dinkes Bali Gelar Rakerkesda

  • www.nusabali.com-susun-rencana-aksi-hadapi-isu-strategis-dinkes-bali-gelar-rakerkesda

Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyelenggarakan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) dengan mengundang kabupaten/kota untuk menyinergikan langkah meningkatkan pelayananan di bidang kesehatan.

DENPASAR, NusaBali

Acara yang digelar selama dua hari, 25-26 Maret 2019 di b Hotel & Spa tersebut, akan memfokuskan pelayanan di beberapa isu kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kolaborasi provinsi dan kabupaten/kota dalam meningkatkan penguatan pelayanan kesehatan. Penguatan layanan kesehatan antara lain difokuskan pada upaya pencegahan penyakit tidak menular, percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal, peningkatan cakupan imunisasi dan penurunan angka stunting serta percepatan eleminasi TBC.

“Kami menyampaikan hasil evaluasi tetang pembangunan kesehatan saat ini. Kemudian juga rencana aksi ke depan, karena ada beberapa isu strategis di bidang kesehatan, misalnya meningkatnya kasus penyakit tidak menular, imunisasi, stunting, penyakit TBC. Itu merupakan isu nasional, namun juga menjadi problem di daerah,” ujarnya usai pembukaan Rakerkesda, Senin (25/3).

Tidak saja membahasa isu kesehatan, dalam Rakerkesda tersebut juga membahas tentang standar pelayanan minimal di bidang kesehatan yang harus diselesaikan oleh daerah. Ini merupakan kewajiban daerah. “Ada rencana aksi daerah. Program apa yang harus dilakukan, yang akan menjadi tindak lanjut dalam bentuk rencana-rencana kegiatan selanjutnya,” katanya.

Terkait capaian pembangunan kesehatan di Bali, kata dr Suarjaya, akan dilihat dari indikator-indikator pelayanan kesehatan yang sudah dilakukan. Misalnya status imunisasi sudah mencapai 99 persen melampaui target nasional. Kemudian angka stunting di Bali di bawah 20 persen dari angka nasional yang masih 30 persen. Tahun 2018 juga tidak ada KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk penyakit menular.

Namun ia mengakui masih ada PR yang harus dituntaskan. Ia mencontohkan, penemuan kasus TBC yang masih rendah, di bawah rata-rata nasional. Temuan kasus TBC ini harus dipacu dan masih dapat ditingkatkan dengan cara penemuan aktif. Puskesmas dipacu agar lebih bisa pro aktif melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

“Yang lain juga seperti hipertensi dan gangguan jiwa yang masih rendah capaiannya. Ini menjadi PR kita sehingga nanti strategi pencapaiannya bagaimana. Ini yang kita bahas dalam rakerkesda,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra, yang membuka acara rakerkesda secara resmi kemarin mengatakan, saat ini kesehatan menjadi program prioritas mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota. Hal ini mengingat kesehatan merupakan program yang berkaitan erat dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Sektor kesehatan akan selalu menjadi sektor yang paling ‘seksi’, selalu diperbincangkan, prioritas dan menarik perhatian. Saat ini setelah prioritas membangun infrastruktur, pemerintah akan menggeser ke arah pembangunan SDM. Kesehatan berkaitan di dalamnya,” ujar Dewa Indra.

Dewa Indra menambahkan, dalam menghadapi beberapa isu strategis kesehatan, Bali telah menempuh sejumlah langkah hingga menghasilkan sejumlah capaian yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2018, Bali dapat menekan angka kematian ibu pada kisaran 52,2/100 ribu kelahiran, sementara angka kematian neonatal dapat ditekan pada angka 3,1/1000 kelahiran hidup. Sejalan dengan itu, cakupan imunasasi juga telah mencapai 99 persen lebih. Terkait isu stunting, Pemprov Bali didukung Pemerintah Kabupaten/Kota juga terus berupaya menurunkan angka balita stunting. *ind

Komentar