nusabali

Penyebab Warga Terserang Diare karena Bakteri E.Coli

  • www.nusabali.com-penyebab-warga-terserang-diare-karena-bakteri-ecoli

Hasil pemeriksaan sampel air yang dikonsumsi hingga memicu diare warga Banjar Sandan, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Tabanan, adalah bakteri E.Coli.

TABANAN, NusaBali
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika, menjelaskan setelah menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, diketahui penyebab diare karena bakteri E.Coli. Setelah turun ke lapangan melakukan pemeriksaan bagaimana penyebaran bakteri ini, ternyata sumber air Pamsimas terkontaminasi E.Coli dari telabah atau sungai yang mengalir dari atasnya. 

“Saat hujan itu air dari sungai merembes dan mengontaminasi sumber mata air yang ada di bawahnya. Dari situlah bakteri E.Coli menyebar ke penampungan air minum warga,” ungkap Suratmika, Minggu (27/1).

Dikatakannya, bakteri E.Coli yang menyebar tidak terlalu banyak. Hanya ditemukan di beberapa penampungan air milik warga. “Saat terjadi diare tidak seluruhnya warga kena, hanya beberapa kepala keluarga (KK) yang kebetulan penampungan airnya terkontaminasi E.Coli,” imbuh Suratmika. 

Menurut Suratmika saat ini sudah tidak ada lagi warga yang kena diare. Karena pascakejadian pihaknya telah melakukan pengobatan sesuai dengan protap penanganan kejadian luar biasa (KLB). Namun pihaknya tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dan mengimbau masyarakat agar memperbaiki sarana prasarana Pamsimas supaya tidak terkontaminasi bakteri E.Coli. 

Suratmika juga telah menyarankan kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi air mentah. Air yang akan dikonsumsi wajib dimasak lebih dulu. “Terpenting selalu menambahkan kaporit di penampungan Pamsimas. Kaporit bisa diminta di puskesmas, serta dilakukan dengan rutin,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, wabah diare menyerang warga di Banjar Sandan, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Tabanan, sejak Minggu (13/1). Hingga Selasa (15/1), tercatat setidaknya ada 105 warga menderita diare. 

Informasi di lapangan, wabah diare ini mulai menyerang warga Banjar Sandan, Desa Bangli sejak Minggu malam. Mereka awalnya mengeluh sakit perut, lalu mengalami diare. Warga yang jadi korban diare rata-rata kalangan orang tua. 

Dari 105 korban diare, 46 orang di antaranya dilarikan ke Puskesmas Baturiti pada hari pertama, Minggu. Sedangkan pada hari kedua, Senin (14/1), ada 56 korban diare yang dilarikan ke puskesmas. Terakhir, Selasa (15/1) ada lagi 3 korban diare yang diantar keluarganya ke puskesmas.

Sebagian besar korban diarena sudah dibolehkan pulang dari puskesmas setelah mendapatkan perawatan. Sedangkan 9 korban diare dirawat inap di beberapa lokasi terpisah. Rinciannya, 6 korban dirawat di Puskesmas Baturiti I, 1 korban dirawat di klinik, 1 korban dirawat di rumah sakit swasta, dan 1 korban diare dirawat inap di BRSUD Tabanan. 

Kepala Seksi (Kasi) Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Tabanan I Nengah Suarma Putra, menyatakan pihaknya sudah terjun ke lapangan untuk menelusuri penyebab wabah diare yang menyerang warga Banjar Sandan, Desa Bangli. Dari hasil pengecekan, wabah ini terjadi karena perilaku korban yang mengonsumsi air tanpa dimasak.

“Setelah dicek ke lapangan, warga mengonsumsi air mentah tanpa dimasak. Warga Banjar Sandan ini mengkonsumsi air dari sumber mata air yang disalurkan melalui perpipaan ke rumah-rumah. Pipanisasi air ke rumah-rumah ini dikelola oleh pengurus banjar,” ungkap Suarma Putra, Selasa (13/1). *de

Komentar